Hello! My 100 Days Wife - Bab 35 Melihat Nenek

Nikita Ruan tanpa ragu menjawab, "Tentu saja serius."

Dia melihat ekspresi Alson Du yang ragu-ragu, dan kemudian menyadari ada sesuatu yang salah, dan dia dengan ragu bertanya, "Ada apa? Apakah hadiah ini...Tidak pantas?"

Alson Du terdiam sejenak, dan berbisik, "Aku takutnya nyonya besar tidak akan menggunakan barang-barang ini...Presdir Yu setiap tahun biasanya memesan sekumpulan kasmir kembali dari Australia, dan dia akan memesan selimut atau pakaian sesuai dengan kebutuhan nyonya besar, juga ada alat pijat dan ember untuk merendam kaki, keduanya juga dibeli dan disiapkan oleh presdir Yu. Hanya nyonya besar tidak terlalu menggunakannya... "

Nikita Ruan tercengang saat mendengar itu dari Alson Du.

Setelah mempersiapkan begitu banyak hal dengan sepenuh hati tapi tidak ada satupun yang cocok untuk nenek.

Nikita Ruan berdiri di tempat, menangis tanpa air mata.

Darwin Yu melangkah ke depan dan sedikit mengernyit ketika mendengar Alson Du mengatakan ini, dia mengulurkan tangannya, mengambil kotak hadiah di tangan Nikita Ruan dan menyerahkannya kepada Alson Du, berkata, "Bawa semuanya masuk ke dalam."

Mendengar perintah tersebut, Alson Du tidak berani berkata apa-apa lagi, dan langsung mengikutinya. Setelah dia pergi, Darwin Yu berkata dengan lembut, “Jangan dengarkan omong kosongnya, nenek bisa saja menyukainya."

Nikita Ruan sedikit menunduk ketika mendengar kata-kata itu, "Aku tahu, aku seharusnya bertanya padamu. Aku tidak menyangka semua barang yang kubeli malah semua yang tidak dibutuhkan oleh nenek."

Begitu dia selesai mengatakan itu, dia merasakan punggung tangannya hangat, dan Darwin Yu membawanya berjalan masuk ke vila, "Sudah jangan di pikirin, suka atau tidak, tunggu nenek bilang sendiri baru tau.”

Nikita Ruan di bawa olehnya berjalan ke depan. Tidak tahu mengapa, setelah mendengar beberapa kata penghibur darinya, rasa kesedihan dan kekhawatiran dalam sekejap menghilang.

Melangkah masuk ke ruang tamu, ada pelayan rumah datang menyambut mereka.

"Tuan muda, selamat datang!"

Darwin Yu melihat sekeliling ruang tamu, tetapi tidak melihat siapa pun, "Dimana nenek?"

"Nyonya besar sedang berada di Buddha Hall lantai dua, dan dia akan segera turun."

“Oh iya.” Darwin Yu mengangguk, lalu membawa Nikita Ruan ke sofa dan duduk disana.

Nikita Ruan yang duduk di sofa, tubuhnya menegang, tangannya mengepal, ya dia begitu gugup.

"Hukhuk!"

Tiba-tiba terdengar suara batuk dari tangga, diikuti dengan suara, "Darwin sudah pulang?"

Darwin Yu segera bangkit dan berjalan menuju puncak tangga, "Nenek."

Nikita Ruan yang sebelumnya hanya mendengar namanya tidak pernah bertemu dengannya tidak berani mengabaikan, dan buru-buru mengikuti Darwin Yu.

Dia melihat seorang wanita tua yang anggun perlahan turun dengan bantuan seorang pelayan. Meskipun dia sudah tua, tapi dia masih berpakaian bagus dan rapi. Dia juga sedang memegang untaian manik-manik Buddha hijau zamrud di tangan kanannya.

Ketika dia menuruni anak tangga terakhir, Darwin Yu melangkah maju untuk mengambilnya dari pelayan itu, memapahnya, dan bertanya dengan suara yang lebih pelan, "Nenek, apakah batukmu sudah lebih baik?"

“Sudah lebih baik.” Nenek mengangguk dan mendongak sedikit. Melihat Nikita Ruan berdiri tak jauh dari situ, matanya berbinar, “Ini!”

Darwin Yu berkata dengan lembut, "Nikita, istri cucumu."

Nikita Ruan tersenyum malu-malu pada nenek, "Halo, nenek."

"Halo! Ayo kemari! Nenek mau lihat!"

Ketika Nikita Ruan melangkah ke depan, nenek sudah mengulurkan tangan dan memegang tangannya, melihat ke kiri dan ke kanan, senyum di wajahnya semakin cerah, "Bagus! Cantik sekali! Terlihat persis seperti di foto! Sebelumnya ibumu sudah menunjukan fotomu padaku. Aku waktu melihat foto itu sudah langsung merasa cocok! Aku tidak menyangka orang aslinya jauh lebihcl cantik!"

Mendengarkan pujian nenek, pipi Nikita Ruan memerah, dan dia menjawab, "Nenek terlalu memuji, tidak secantik itu lah."

Begitu melihat Nikita Ruan, nenek benar-benar menyampingkan cucunya, dan menariknya ke sofa.

Melihat tumpukan kotak hadiah di samping sofa, nenek bertanya, "Ini..."

Nikita Ruan mengikuti tatapannya dan melihat tumpukan "hadiah" dan dengan enggan menjelaskan, "Nenek, ini awalnya hadiah yang kubawa untukmu. Aku tidak tahu kalau benda-benda ini nenek sudah memilikinya. Aku yang kurang mempertimbangkannya semuanya..."

Mendengar apa yang dia katakan, nenek menepuk punggung tangannya dan berbisik, "Mana ada lah! Nenek malah ingin melihat hadiah apa yang telah kamu pilih untuk nenek, cepat coba tunjukkan pada nenek!"

Nikita Ruan mendengar kata-kata tersebut sangat gembira, dan dengan cepat mengambil alat pijat tersebut, "Alat pijat ini adalah alat yang di jual nomor 1 di Internet. Alat ini memiliki fungsi yang kuat dan mudah dibawa..."

Darwin Yu berdiri di samping, memperhatikan nenek dan Nikita Ruan yang dengan cermat mempelajari fungsi berbagai produk seperti anak-anak, dan sudut bibirnya terangkat.

Alson Du yang di samping melihat ini untuk waktu yang lama dan tidak bisa menahan nafas, "Presdir Yu, waktu kamu membeli semua jenis pemijat kelas atas untuk nyonya besar aku belum pernah melihatnya begitu tertarik seperti ini.“

Darwin Yu mendengar kata-kata tersebut, wajahnya langsung dingin, melirik ke arahnya, dan tidak menjawab apapun, dia kemudian berjalan menuju nenek dan Nikita Ruan.

Nenek melihatnya dan langsung melambai padanya, "Darwin, kemarin dan lihat, Nikita membelikan ini untukku, menyenangkan sekali!"

Darwin Yu melangkah maju dan melihat senyum cerah di wajah neneknya, suasana hatinya ikut membaik. Dia tidak menyangka hubungan Nikita Ruan dengan neneknya bisa begitu harmonis.

Pelayan datang membawakan minuman. Nenek meraih tangan Nikita Ruan dan menatapnya dari kiri ke kanan. Dia dengan penuh semangat berkata, "Nikita, kamu adalah wanita yang baik. Keluarga Yu kami sungguh menakjubkan bisa menikahimu!"

Mendengar nenek mengatakan ini, Nikita Ruan sangat senang, "Nenek, terima kasih atas perkataanmu dan penerimaanmu."

"Ay, Nikita, cucuku ini, kamu jangan lihat dia sekarang begitu tenang dan serius, kamu tidak tahu waktu dia kecil dia seperti monyet kecil kurus yang suka kesana kemari!"

Nikita Ruan menoleh melihat Darwin Yu yang ada di samping, tidak bisa menahan tawanya, "Nenek, benarkah seperti itu?"

“Ya tentu saja!” Nenek tersenyum lebar, “Waktu dia masih kecil, dia memiliki banyak ide nakal. Jadi ada satu waktu dia bertengkar dengan anak tetangga. Dia di pukul dan dia tidak terima, jadi dia memanjat pohon dan menusuk sarang lebah kemudian membuangnya ke halaman tetangga itu! Coba kamu pikir dia nakal atau tidak!”

Air mata Nikita Ruan karena tawa yang pecah seperti hendak keluar, dia benar-benar tidak menyangka, Darwin Yu dulu ternyata begitu kurus dan sama sekali berbeda dari sekarang.

Mendengar omongan nenek tentang masa kecilnya, Darwin Yu tanpa sadar mengangkat bibirnya. Sejak dewasa, kehidupan tanpa beban seperti anak kecil itu sudah jauh darinya, namun kali ini, mendengar cerita itu dia seperti merasakan kembali kebahagiaan yang telah lama hilang.

Dia mengangkat kepalanya dan melihat Nikita Ruan yang duduk secara diagonal di seberangnya tertawa. Matanya menyipit menjadi bulan sabit kecil, dan senyumnya menampakkan giginya yang putih bersih. Dia begitu ramah dan imut hingga membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Setelah selesai bercerita tentang kesenangan masa kecil Darwin Yu, nenek masih menarik Nikita Ruan dan menolak untuk melepaskan, "Ngomong-ngomong, Nikita, ayo ikut nenek, nenek punya sesuatu untukmu."

Melihat nenek tiba-tiba menjadi lebih serius, Nikita Ruan sedikit gugup. Dia menoleh untuk melihat ke arah Darwin Yu, melihatnya mengangguk padanya. Lalu dia mengikuti nenek naik ke lantai 2.

Dekorasi vila antik, dan tangga di lantai dua dihiasi dengan pegangan tangan berukir kayu mahoni. Nikita Ruan menemani nenek naik ke lantai 2 dan masuk ke sebuah ruangan yang juga didekorasi dengan gaya retro.

"Nikita, ini pertama kalinya kita bertemu. Sebagai nenek, aku tentu harus memberimu hadiah pertemuan."

Seperti kata nenek, dia membuka laci meja samping tempat tidur dan mengeluarkan tas kain merah darinya, perlahan membuka kain itu dan menunjukkan gelang perak di dalamnya.

Nenek menyodorkan gelang itu padanya, “Nikita, ini, anggap saja sebagai hadiah pertemuan dari nenek, terimalah.”

Nikita Ruan terkejut, seperti tidak tahu harus bagaimana, gelang perak ini seperti barang berharga milik nenek, dan dia bagaimana bisa menerima ini?

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu