The Break-up Guru - Bab 90 Bersandiwara
“Kamu merasa kamu sekarang ada hak apa untuk bernegosiasi lagi dengan aku?” Aku melihat ke Emma Tang yang ada di depan aku dan berkata dengan dingin.
Negosiasi ini masuk ke dalam situasi buntu, orang yang di sekeliling masih menodongkan pistol ke kepalaku.
Emma Tang tiba-tiba berkata, “Frenky Zhao, ada orang datang dengan terang-terangan ingin merebut barangmu, kamu tidak panik kah?”
Pintu terbuka, Frenky Zhao masuk ke dalam, Melsy Lin ikut di belakangnya, terlihat jelas ia tidak terluka.
Sejak Melsy Lin masuk ke dalam, wajah Grace Yin langsung berubah, dia terus menatap ke Melsy Lin, tidak bisa dikatakan ia merasa takut atau tidak tenang.
ini adalah pertama kalinya Emma Tang menyebut nama Frenky Zhao dengan langsung, dulu ia selalu menyebutnya dengan “Dia.”
Frenky Zhao melambaikan tangan, semua orang yang di sekitar pun menaruh pistolnya.
Dan Frenky Zhao duduk di sofa yang ada di seberang aku, tersenyum kepadaku.
“Bisa sampai saat seperti ini, hebat juga ya kamu, yang di sebelah tangan kiri kamu ini adalah Nona Li Paula Li ya, kalau yang sebelah kanan ini, aku pikir anakku, Melsy Lin seharusnya kenal.
Omongan ini keluar dari mulutnya, kami bertiga semuanya tertegun.
Melsy Lin adalah anak perempuan dari Frenky Zhao? Kalau begitu, artinya, Frenky Zhao sendiri adalah Bos Lin?
Orang yang ada di tempat semuanya tidak bisa berkata, Frenky Zhao berjalan ke sana dan merangkul Emma Tang.
“Bagaimana, sandiwara yang dimainkan kedua anak perempuan aku, lumayan bagus kan?”
Tak heran jika Frenky Zhao ini berani terlibat langsung dengan narkoba, karena dia sendiri adalah salah satu pemimpin Kartel narkoba.
“Orang seperti kamu, bagaimana bisa menjadi Second Chief Military, ingin menipu aku juga cari alasan yang lebih masuk akal sedikit, bukan?”
Aku tersenyum dengan dingin, wajahku terlihat tenang, tapi sebenarnya hati aku sedah mulai panik.
Kalau Frenky Zhao merupakan Bos Lin, dia berani langsung menunjukkan identitasnya kepada kami, sudah bisa membuktikan bahwa dia memiliki keyakinan untuk menutupi mulutku.
“Neil Wu, kartu yang ada di tanganmu sekarang hanya ada Jim dan Gem Tang saja bukan?”
Frenky Zhao sama sekali tidak peduli dengan pertanyaan aku, menunjukkan semuanya kepadaku secara langsung, bagus juga, bagaimanapun juga mengalami cedera, lebih baik mengatakan semuanya aja.
“Belum cukup kah, ketika kedua orang ini terungkap, identitas kamu juga tidak bisa disembunyikan lagi, dan kelompok di belakangmu. "
Frenky Zhao tiba-tiba merasa lucu, “Kamu rasa orang seperti aku bisa masuk ke dalam militer sampai memiliki kedudukan sebagai Second Chief Military itu karena apa?”
“Aku bisa menghapus catatan identitasku sebelumnya dengan sepenuhnya? Bisakah saya benar-benar berubah menjadi orang lain?”
Frenky Zhao mengucapkan hal ini, hatiku langsung hancur.
Benar, aku juga sudah menebaknya, Frenky Zhao tidak mungkin hanya mengandalkan kekuatan ia sendiri bisa mencapai kedudukan yang begitu tinggi.
Di belakangnya, ada banyak tangan yang membantu dia untuk memanjat ke atas, karena dia mampu membawa keuntungan yang cukup untuk orang lain.
Jumlah penduduk kota ini sangat besar, tempat yang harus dibangun begitu besar, dan membutuhkan sumber dana yang sangat kuat untuk mendukungnya.
Jika semua pendapatan ekonomi setiap tahun dihabiskan untuk pembangunan kota dan perpajakan, apa lagi yang diambil orang-orang yang berada di berbagai posisi itu?
“Neil Wu, aku beritahu kamu, orang yang ingin dihadapi pacar kecil kamu ini bukan aku, juga bukan kartel narkoba, tapi banyak orang, kamu tidak bisa membantunya, kematian Ayahnya, karena pada saat itu membutuhkan seseorang menjadi kambing hitam.”
Mencarinya sepanjang jalan, malah mendapatkan sebuah kenyataan seperti ini, aku buru-buru melihat ke arah Paula Li, wajahnya sudah menjadi pucat.
Maksud Frenky Zhao sudah sangat jelas, barang-barang yang hilang begitu saja pada saat itu sama sekali bukan Ayahnya yang menggelapkannya, tetapi ada seseorang menggelapkannya lalu sengaja menjadikan Ayahnya sebagai kambing hitam, ia memang seorang pengeder narkoba, mati ya sudah tidak ada yang peduli.
“Neil Wu, aku beritahu kamu, aku kagum dengan keberanian kamu dan pemikiran kamu, kalau kamu membereskan semua hubungan kamu dengan wanita ini, bekerja di tempat ku, uang yang akan kamu hasilkan sekali bukan hanya ratusan ribu dan jutaan RMB saja.”
Berpikir di dalam hati, “Maksudnya bagaimana?” aku berkata dengan tenang.
“Huh, untuk menunjukkan ketulusanmu, kamu menembak dan membunuh wanita ini, mulai sekarang kamu adalah orang aku, kedua anak perempuanku, tidak kalah dengan pacar kecilmu ini.” Frenky Zhao sambil berkata sambil melemparkan pistol kepadaku.
“Percaya diri sekali, kamu tidak takut aku langsung menembak kamu?” Aku sambil memainkan pistol tersebut, tiba-tiba mengulurkan tangan dan menodong ke kepada Frenky Zhao.
Dia tersenyum, “Apakah kamu merupakan orang yang bisa melakukan hal seperti ini, berdasarkan sikap kamu beberapa hari ini, sepertinya kamu tidak seperti itu.”
Frenky Zhao, atau bisa dikatakan Bos Lin, sangat yakin, kalau saat ini aku menembaknya, detik selanjutnya aku pasti akan dipukul sampai habis-habisan.
Menggerakan pergelangan tangan, pistol mengarah ke tempat lain, menodong ke Paula Li.
Di sambil melototi matanya, cahaya di matanya sedang berkedip.
“Kamu, ingin membunuhku?” Aku mendengarkan suaranya terdengar sedikit serak, seperti dari suara telepon yang sangat jauh.
Aku tidak menjawabnya, malah menolehkan kepala melihat ke Bos Lin, “Temanku mana, sudah menjadi orang kamu juga, setidaknya membiarkan aku memastikan apakah temanku baik-baik saja.”
Bos Lin tertawa, langsung melambaikan tangannya kepada seorang pria yang ada di sampingnya.
Wade masuk dari luar, dia diikat seperti bakcang, mulutnya pun dimasukkan sebuah kain.
Merasa lega, ternyata masih hidup.
Sudah saatnya harus berakhir, “Sangat bagus, lepaskan temanku, lagi pula orang kami semuanya ada di sini, tidak bisa melarikan diri.
Bos Lin menganggukkan kepala, langsung meminta orang untuk melepaskan Wade.
Wade orangnya tidak bisa bersikap tenang, melihat ke lingkungan di sekitarnya, ia sudah mulai sedikit marah.
Apalagi melihat aku menodongkan pistol ke kepala Paula Li.
“Kak Neil, kamu tidak benar-benar ingin…….” Wajah Wade terlihat serius, tatapannya sudah mulai melihat kemana-mana, sepertinya ia sudah berencana untuk merebut pistol.
Sebelum dia bergerak, aku harus menyelesaikan masalah ini.
“Wade, ingat aku dulu pernah berkata kepadamu, orang yang hidup di dunia ini, pasti akan menahan tusukan pisau, dan hari ini adalah hari menerima tusukan tersebut.”
Sambil ngomong aku sudah menodongkan pistol dan menembak ke Paula Li.
Dengan keterampilannya, ia bisa menghindar, namun ia tidak menghindar, langsung menerima tembakan aku itu.
Terjatuh, darahnya terus mengalir.
Lalu aku menelepon kepada Yansen An, “Bawa orang ke rumah Keluarga Zhao.”
“Hahaha, memang terus terang, wanita ini, ditinggalkan untuk anakku, lalu kamu bawa pergi temanmu saja, lain hari kita baru bahas harus bagaimana menjalani rencana selanjutnya.”
“Iya, mayatnya Paula Li aku bisa bawa pergi kan? Wanita yang disukai temanku, kalau ditinggalkan di sini, temanku juga tidak ingin pergi.”
Sambil ngomong aku sambil menunjuk Wade yang sambil menangis dengan histeris di badan Paula Li.
Bos Lin tadinya tidak setuju, tapi melihat aku mengangkat pistol aku lagi, dengan terpaksa ia menganggukkan kepala.
Hanya seorang Paula Li saja, bahkan tidak mati pun, tidak akan menjadi ancaman baginya.
Menepuk-nepuk Wade, dia menoleh dan melototi aku, langsung menggendong Paula Li keluar.
“Grace Yin, ayok.” Aku menolehkan kepala dan memangil Grace Yin, tapi malah melihat Grace Yin terus melihat Melsy Lin yang duduk di sofa tidak menolehkan kepala.
“Kamu pergi saja, aku rasa aku tidak bisa pergi.”
Sekarang aku juga tidak punya tenaga lagi untuk mengurus dia, masalah di antara dia dan Melsy Lin aku juga tidak paham.
Melambaikan tangan, lalu aku keluar, Wade ada di depan.
Aku menarik bahunya, “Tunggu, Yansen An segera tiba.”
Wade menganggukkan kepala, sama sekali tidak terlihat ekspresi kesal tadi di rumah Keluarga Zhao.
Semua hanya berpura-pura, dulu saat aku dan Wade ada waktu luang, kami mengobrol sampai ke topik harus menahan tusukan pisau, itu bermaksud nanti ketika benar-benar bertemu dengan situasi akan ditembak, harus bagaimana baru bisa membebaskan diri.
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMata Superman
BrickInventing A Millionaire
EdisonAdieu
Shi QiWahai Hati
JavAliusMy Enchanting Guy
Bryan WuThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali