The Break-up Guru - Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
Sejujurnya, berdasarkan seleraku, Kaylie Lin ini tergolong sebagai seorang wanita cantik. Seorang wanita cantik yang menampilkan sikap gadis muda, ini bukanlah sebuah peran yang dapat dipertahankan oleh sembarang orang.
Dia membuat hatiku langsung berdebar kencang, aku kemudian bertanya kepada Kaylie Lin apa yang ingin ia makan, ia tersenyum kepadaku sejenak dan berkata terserah, lalu akupun berbalik arah dan berkendara menuju ke arah pasar malam.
Aku akui membawa seorang gadis makan di pinggir jalan itu memang tidak terlalu pantas, namun kini sudah hampir pukul sebelas malam, unutng saja saat ini sedang musim panas, jika tidak, menemukan tempat untuk minum alkohol dan makan sate pasti akan menjadi sebuah hal yang sangat melelahkan.
“Oh iya, aku masih belum tahu siapa namamu?”
Suaranya terdengar sangat lembut seperti seorang gadis kecil, namaku adalah Neil Wu, dia berkata ah namamu ini mempunyai aura yang sangat khas, namaku Kaylie Lin, panggil aku sebagai Kaylie saja.
Tatapannya terus tertuju tajam kepadaku saat berbicara, sepertinya dia ingin memastikan apakah aku mengenalinya atau tidak, namun aku juga hanya menganggukan kepala dan berkata bahwa namamu ini sangat enak didengar.
Ketika mendengar jawabanku, dia menarik kembali tatapannya, lalu terus berbincang sjenak, Kaylie Lin bertanya pekerjaan apa yang kumiliki hingga aku bisa mengendarai mobil semewah ini pada umur yang masih sangat muda.
Aku berkata tidak ada apa-apa, aku hanya menduduki posisi di perusahaan agensi ayahku dan bersosialisasi setiap harinya, lalu membantu para artis dalam menyampaikan pemberitahuan.
Pada saat mengucapkan kalmat ini, aku juga terus menatap tajam Kaylie Lin melalui kaca spion, lalu terlihat jelas bahwa tatapannya bergemilang sejenak.
Saat melihat ekspresi wajahnya, harapanku dalam menyelesaikan tugas inipun menjadi lebih besar.
Benar saja, sikap Kaylie Man terhadap diriku berubah menjadi jauh lebih ramah, dia mulai bertanya permasalahan mengenai pekerjaanku, sebenarnya dia hanya ingin mencari tahu seberapa besarkah perusahaan yang kubicarakan itu.
Aku juga mengikuti kata-kata yang sudah kupersiapkan sebelumnya, lalu berkata kepada Kaylie Lin bahwa perusahaannya baru saja didirikan, sehingga masih belum menampung selebriti kelas A. namun ayahku memiliki hubungan yang cukup baik dengan beberapa direktur besar, mereka juga sedang berencana membangun pilar untuk menjaga reputasi.
Lagipula, kami berdua ini juga mempunyai niat buruk masing-masing, kami terus berbincang di sepanjang perjalanan, namun ketika tiba di pasar malam dan sudah menemukan warung barbekyu, Kaylie Lin tiba-tiba mempersilahkan diriku untuk memesan terlebih dahulu, dia ingin pergi ke hotel di sebelah untuk memesan kamar.
Dia berkata bahwa dia tidak berencana untuk pulang mala mini, setelah selesai makan, ia akan langsung bermalam di hotel ini.
Aku semakin merasakan adanya sebuah pertunjukkan, aku mengelus kotak rokokku tanpa disadari, di dalamnya terdapat kamera lubang jarum, selama ia bisa merekam videonya bersama dengan Kaylie Lin di atas tempat tidur, dua ratus ribu yuan itu akan langsung menjadi miliknya.
Sebenarnya, aku benar-benar tidak menghargai gadis seperti Kaylie Lin ini, dia tidak memilih jalan yang benar dan memilih untuk menjadi selingkuhan orang lain, sehingga dia seharusnya juga diberikan sebuah pelajaran.
Aku hanya memesan sedikit makanan dan sekotak alkohol, tidak tahu apakah Kaylie Lin yang sudah terbiasa mengkonsumsi makanan berkualitas tinggi itu bisa menerima rasa makanan di pinggir jalan atau tidak, tetapi aku memakannya dengan sangat senang, anggap saja sebagai pertamabahan gizi, lagipula wanita seperti ini sulit sekali ditemui, aku pasti tidak akan melepaskanya semudah itu.
Aku bahkan memesan dua tusuk ginjal kambing, pada saat disajikan, Kaylie Lin tersenyum ambigu padaku.
Kita berdua terus makan sambil berbincang, dia mulai menceritakan cerita mengenai dirinya kepadaku, bahkan berkata bahwa dia sebenanrya adalah seorang aktris. Namun berdasarkan ucapannya, permasalahannya kini berubah menjadi ayahnya tidak mendukungnya untuk terjun ke dunia hiburan, dia sudah jelas-jelas mengenal beberapa orang dalam lingkungan tersebut, namun dia tidak pernah memberikan sedikitpun bantuan kepadanya.
Terlebih lagi, ayahnya juga mempunyai seorang kekasih, dia tidak menyukai wanita itu dan ingin menyuruh mereka untuk berpisah, mereka juga baru saja beradu karena hal ini. Sehingga ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke bar, namun ia bertemu dengan situasi berbahaya, untung saja ada aku.
Kaylie Lin sedang berakting, dia sedang diam-diam menyenggolku dengan setiap ucapannya, aku juga meladeninya dan berpura-pura terlihat terkejut, lalu berkata benar-benar kebetulan sekali, kamu ternyata adalah seorang aktris, kalau begitu, kita mungkin saja mempunyai banyak kesempatan untuk bekerja sama kedepannya.
Tidak lama kemudian, sekotak botol alkohol itu mengosong, aku sebenarnya meminum tidak lebih dari dua botol, sebagian besar diminum oleh Kaylie Lin. Setelah botol yang terakhir kosong, Kaylie Lin duduk di sisiku, ia merangkul lenganku, dengan kelembutan yang berada di depannya itu tidak sengaja menyenggol lenganku.
Aroma samar dari tubuhnya itu menembus hidungku dan merangsang hormonku, suara Kaylie Lin yang setengah mabuk ini bahkan terdengar berubah, dia berkata di sisi telingaku bahwa dia sudah sedikit mengantuk dan memintaku untuk mengantarnya pulang ke kamar.
Tubuhnya itu sangatlah lemas hingga hampir sepenuhnya menempel pada tubuhku, aku kemudian merangkul pinggangnya dan menuntunnya berjalan ke arah hotel.
Sejujurnya, pekerjaanku ini tidak segengsi yang dipikirkan, sebagian besar pelanggan datang mencariku hanya karena mereka ingin bercerai dengan istri mereka, orang-orang yang harus ia hadapai adalah wanita tua yang berumur tiga sampai empat puluhan tahun, aku harus menguatkan diri untuk naik ke tempat tidur bersama dengan mereka.
Namun Kaylie Lin berbeda, dia masih sangat mudah dan menawan, bahkan merupakan seorang selebriti kecil, bahkan identitasnya saja sudah membuatnya sedikit bersemangat.
Aku menuntunnya naik ke lantai atas, membuka pintu kamarnya, aku ini sudah hampir menggendong Kylie Man sampai ke atas tempat tidur. Pada saat aku menurunkan dirinya, ia merangkul leherku, lalu membuatku menekannya di bawah tubuhku.
Aku juga merasa sedikit kesulitan menekan emosi diriku, hatiku terus berdebar kencang, namun aku tetap saja berpura-pura berkata kepadanya istirahatlah dengan baik, aku akan pulang dahulu, kita dapat berhubungan melalui WeChat kedepannya.
“Jangan pergi! Aku takut tidur sendirian......”
Dia merangkulku dengan erat, bahkan disertai suara isakan, penampilannya benar-benar dapat memicu pertahanan seorang lelaki.
Kaylie Lin ini benar-benar adalah seorang aktris, emosi dan tenaganya itu benar-benar sangat tepat, namun aku juga mempelajari seni pertunjukan, aku masih dapat membedakan jelas emosi dalam akting dan yang sesungguhnya.
Pada saat berbicara, tangannya sudah mengulur ke arah tali pinggang celanaku, dengan salah tsatu tangannya sudah terletak di dadaku. Aku tidak akan bersikap serius lagi, aku algsung mengulurkan tanganku ke arah dalam kerah Kaylie Lin, lalu menekan dadanya sejenak.
Kaylie Lin mengeluakran suara yang mendalam, dia kini sudah melepas tali pinggang kulitku dan mengulurkan tangannya ke dalam celanaku.
Pada saat ia menggenggamnya, diriku langsung terasa meledak, namun kita berdua berada dalam posisi yang sangat dekat hingga aku benar-benar tidak mempunyai waktu untuk menaruh kamera lubang jarum.
Aku kini benar-benar sangat gugup, namun aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku sudah ingin terlebih dahulu mengurusi Kaylie Lin. Aku berpikir untuk melakukannya sekali, lalu menaruh kamera lubang jarumnya nanti, jika memang tidak memungkinkan, bawa saja dia ke dalam kamar mandi, lagipula saat ini baru saja pukul dua belas lebih, waktunya pasti masih cukup.
Aku pun merasa tenang setelah teringat akan hal ini, aku langsung beranjak naik dan melepas pakaian Kaylie Lin, dia benar-benar bekerja sama denganku, ia membantuku membukakan kancing kemejaku, sepertinya kami berdua akan segera memasuki permasalahan utamanya.
Pada saat inilah terdengar suara ketukan pintu dari luar.
Aku benar-benar ketakutan hingga hampir saja melemas, Kaylie Lin juga sedikit tercengang, dia bertanya kepadaku dengan sedikit gugup, mengapa ada yang mengetuk pintu? Aku terlebih dahulu menyuruhnya untuk diam, aku akan terlebih dahulu melihatnya.
Suara ketukan pintu terus berlanjut, hingga membuatku merasa kesal, aku berteriak siapa? Jangan terus mengetuk lagi, benar-benar waktu yang sangat tepat, aku berteriak sambil berjalan ke arah luar pintu.
Saat membuka sedikit celah pada pintu, aku pun melihat sebuah wajah yang sangat akrab.
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlEverything i know about love
Shinta CharityCinta Yang Berpaling
NajokurataSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCinta Yang Dalam
Kim YongyiThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali