The Break-up Guru - Bab 44 Percaya
Untung saja, Wade kemudian berusaha untuk memujiku karena sudah menjadi pahlawan dan mengesampingkan emosi Paula Li, namun dia tetap saja tidak menghiraukan diriku.
Aku juga hanya bisa mencuci mata dan melihat wanita cantik di sepanjang jalan bersama dengan Wade.
“Kak Neil, ayo pergi berselancar di pinggir pantai besok! Dengar-dengar jet ski itu benar-benar sangat menyenangkan!”
Wade terus berteriak ke arahku, lagipula aku yang mengeluarkan biayanya, maka dia tentu saja berencana untuk memainkan semuanya.
“Berdasarkan bentuk fisikmu ini, sepertinya kamu akan menenggelamkan jet ski sebaik apapun yang kamu naiki.”
“Eh, Kak Neil, aku merasa tidak senang mendengar ucapanmu ini, ada apa dengan fisikku, apakah kamu tahu bentuk fisikku ini memenuhi standar?”
Ckck, benar-benar tidak tahu malu, aku memiringkan kepalaku dan tidak ingin menghiraukannya lagi.
“Eh eh, Kak Neil, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu.”
“Apa, pinjam uang ya, aku tidak akan meminjamkannya.” Aku baru saja ingin berpaling, namun Wade langsung menarikku kembali.
“Apa, aku ingin membicarakan masalah Kak Paula denganmu.” Wade berusaha keras untuk menekan suaranya, lalu melihat Paula Li yang berada di depan.
Dia sedang berjalan di pinggir pantai dan melepaskan sepatu botnya, lalu lanjut berjalan di pinggir pantai dengan telanjang kaki, rambutnya terlihat terus terurai seiring dengan sepoian angin laut, bayangan punggungnya itu tidak kalah dibandingkan selebriti wanita.
Apakah mungkin Wade ini ingin mempraktikkan ambisi liarnya yang sudah ia pertahankan selama bertahun-tahun itu pada Paula?
“Kak Neil, apakah kamu tidak merasa bahwa latar belakang Kak Paula tidak sederhana?”
“Lihat saja posturnya dalam menembak tadi, oh, kamu mungkin tidak mengerti, aku sampaikan kepadamu, standar postur itu sama seperti postur pengajar kami di dalam pasukan dahulu, walaupun pistol itu berbeda dengan pistol sungguhan, namun strukturnya itu tidak jauh berbeda.”
Aku tercengang, aku sebenarnya juga baru saja memikirkan hal ini, namun aku tidak memperdalamnya lagi, namun ketika kini Wade sudah mengungkitnya, aku pun teringat kembali akan postur Paula Li tadi, dia memang mempunyai sikap yang tepat, terlihat jelas dia pernah latihan sebelumnya.
“Kak Neil, kemampuannya ini sangat hebat, bahkan dapat dikatakan pernah mempelajarinya sebelumnya, dia berhasil memainkan pistolnya dengan lancar, jika dia memang pernah mempelajarinya, maka ini akan menjadi hal yang menghebohkan.”
Perkataan Wade itu benarr, jika Paula Li pernah berlatih secara khusus, dia juga bukan merupakan gangster, maka dia adalah......
“Menurutmu, jenis orang seperti apakah dirinya ini?”
Aku menatap bayangan di depan dan membuka mulutnya, aku juga tidak tahu apakah aku bertanya kepada Wade, atau bertanya kepada dirinya sendiri.
“Aku tidak merasa yakin, namun jika Kak Paula memang seorang gangster, mengapa tidak ada orang yang menyelamatkannya ketika ia sebelumnya diculik, jika Kak paula......”
Wade berdeham sejenak, suaranya kemudian semakin pelan.
“Jika, aku hanya berkata jika, jika Kak Paula memang adalah orang yang berada dalam permainan itu, maka bukankah kita berdua yang sudah melakukan banyak sekali hal buruk seharusnya ditangkap sejak awal?”
Perasaanku terasa semakin memberat seiring dengan ucapan Wade, awalnya Paula Li yang menarikku melakukan bisnis seperti ini, kita berdua sudah sepakat untuk tidak saling menyentuh, kita hanya mempunyai hubungan sebagai teman sekolah, hanya setahun saja, Paula Li kemudian pindah sekolah setelah menjadi teman sebangku selama setahun.
Aku kemudian melanjutkan dua tahun kehidupanku di bangku SMA, memasuki institusi yang hanya menjual gelar, lalu kehilangan pekerjaan setelah tamat, aku menjadi pengangguran yang menumpang hidup di rumah orang tuaku, diomeli hingga telingaku hampir saja membusuk, pada saat inilah Paula Li meneleponku dan bertanya apakah aku ingin mendapatkan uang atau tidak.
Pada saat aku mendengarkan adanya kesempatan untuk mendapatkan uang, sekalipun harus melompat ke lubang api, aku sudah bersedia melompat, betul, aku langsung datang ke kota ajaib ini untuk mencarinya tanpa sedikitpun rasa ragu, lalu menjalankan bisnis kejam dalam menggantikan orang lain untuk memisahkan sebuah hubungan.
“Jika dibicarakan, bukankah kamu terlebih dahulu berbisnis dengannya, bukankah kamu seharusnya lebih mengerti dirinya, mengapa kamu kini bertanya kepadaku?”
Wade menyenggolku, dia pun langsung gugup dalam sekejap.
“Beraninya kamu masih mengatakannya kepadaku, kamu tahu aku terlebih dahulu bersama dengan Kak Paula, lalu kamu kemudian terus-menerus memperebutkan dirinya denganku?”
Wade mulai gugup, suaranya mulai membesar, aku bahkan tercengang oleh karena teriakannya.
“Sialan, siapa yang merebut dirinya denganmu, omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan, kamu sendiri yang sudah memikirkan namun tidak berani menuturkannya, tidak berani menyampaikannya kepadanya secara jelas, beraninya kamu menyalahkanku, kamu ini......”
“Apanya tidak berani, kamu yang terus mengambang ditengah kita setiap harinya, hingga membentuk halangan, tahu?!”
Hei, lelaki ini, sialan, aku ini bos yang menggajimu setiap bulannya, lalu kini menjadi penghalang? Mengapa kamu tidak berkata demikian saat gaji dikirimkan!
“Sudah, jika kamu memang berani, katakan kepadanya sekarang, pergi katakan kepadanya sekarang!”
Aku juga mulai emosi, bahkan mendorong tubuh Wade itu.
Dia bergerak mundur dua langkah oleh karena doronganku, setelah mulai gugup, ia mengangkat tangannya dan hendak bertindak terhadap diriku, pada saat inilah, sebuah bayangan yang berada di belakangnya menutupi kepalanya.
“Katakan apa?” Suara Paula Li yang jelas itu terdengar.
Tubuhku dan Wade langsung menegang, kita saling bertatapan sejenak, lalu tiba-tiba tersenyum dan merangkul bahu sesame.
“Hahahai, kita sedang mengatakan bahwa tak-tik menembakmu itu terlalu hebat!”
“Betul, betul, betul, ajarkan kepadaku saat kamu mempunyai waktu luang!”
Setelah tertawa, Paula Li melirik kami sejenak dan tidak bertanya lebih lagi, ia kemudian duduk di permukaan pasir dan tidak jalan lagi.
Aku melihat Wade, Wade melihatku, lalu kami pun ikut duduk.
“Kak Paula, anginnya cukup kuat, bagaimana kalau kita pulang saja?” Wade mengulurkan kepalanya dan tersenyum kepada Paula Li.
Paula Li menggelengkan kepalanya, lalu berpaling kemari,”Wade Peng, sudah berapa lama kamu mengenalku?”
Wade tercengang,”Eh, sepertinya sudah empat lima tahun juga.”
Paula Li menganggukan kepalanya, lalu menatap ke arahku, tanpa menunggunya membuka mulut, aku bergegas menjawabnya.
“Sepuluh hari lagi akan genap tiga tahun.” Sekarang sudah bulan dua belas, tahun baru akan segera tiba, maka aku juga akan segera mengenal Paula Li selama tiga tahun.
Paula Li tersenyum,”Apakah dihitung sejak aku meneleponmu?”
Paula Li jarang sekali tersenyum selembut ini, aku bahkan ikut tersenyum konyol bersama dengannya,”He, aku kira kamu sudah melupakan SMA tingkat pertama, kelas keenam lagi.”
Wade sudah terlebih dahulu gugup sebelum Paula Li membuka mulutnya.
“Hei, apakah kalian berdua sudah saling mengenal sejak awal?”
Aku tidak menjawab, Paula Li juga tidak menjawab, Wade hanya terus-menerus bertanya,”Mengapa kalian berdua menyembunyikan hal ini dariku!”
“Sejak kapan kalian saling mengenal, kalian tidak pernah mempunyai kisah sebelumnya, bukan?!”
“Ah, Neil Wu, kamu ini, benar-benar, saudara yang sangat baik, ada orang sepertimu ini......”
Saat mendengar Wade berbicara semakin keterlaluan, akupun langsung bergegas menghalanginya.
“Kita hanya merupakan teman sebangku selama satu tahun, jangan sembarangan berbicara!”
Wade tertegun, lalu berpaling dan menatap ke arah Paula Li,”Apakah benar hanya teman sebangku, Kak Paula?”
Paula Li menganggukan kepalanya,”Dapat dianggap seperti itu, kita sudah saling mengenal sangat lama, namun kita tidak pernah berbincang dengan baik sebelumnya.”
Hei, apakah mungkin ini akan menjadi sumber ledakannya?
Aku menunggu untuk mendengar kelanjutannya, namun Paula Li langsung mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal.
“Apakah kalian kini percaya padaku? Atau mungkin, bersedia mempercayai diriku?”
Aku belum sempat berekasi, namun Wade itu sudah terlebih dahulu bergerak maju dan mencari kesempatan untuk menyanjungnya.
“Kak Paula, lihat perkataanmu itu, bagaimana mungkin aku tidak mempercayai dirimu, matahari dan bulan dapat membuktikannya, Tuhan tidak akan berbohong.”
Orang ini benar-benar ahli menggunakan peribahasa dalam menyanjung wanita, aku bahkan tercengang hingga tidak mampu berbicara melihat aktingnya.
Namun Paula Li memotongnya,”Wade Peng, aku mengerti maksudmu ini, namun aku kini tidak mempunyai semangat untuk membahas yang lainnya.”
Wade tercengang, dia langsung berusaha untuk kembali tersenyum.
“Kak Paula, apa yang sedang kamu bicarakan, aku hanya bercanda saja, bukankah aku hanya menganggapmu sebagai bos dan menunjukkan ketulusanku saja?!”
Saat melihat ekspresi Wade yang tersenyum lebih buruk dibandingkan menangis, aku juga tidak tega mengungkapkan dirinya, walaupun dia umumnya selalu merupakan seorang guru dalam bidang komputer, namun aku tahu, dia hanya bercanda saja, sikapnya itu benar-benar sangat keras, dia akan sulit mengubah siapa yang sudah ia yakini.
Tidak tahu apakah Paula Li mendengarnya atau tidak, namun ia menganggukan kepalanya dan menatap ke arahku.
“Kalau begitu, Neil Wu, apakah kamu percaya padaku?”
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaPria Misteriusku
LylyBlooming at that time
White RoseSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali