The Break-up Guru - Bab 24 Asal Usul USB Itu

Studio kerja yang kacau balau itu pun kembali tenang.

Wade segera mengangkat tubuh Paula dari atas lantai dan melepaskan ikatannya, lalu melihat-lihat apa ada luka di tubuh Paula.

Namun Paula malah mendorong Wade, dan berjalan ke arahku.

Aku tahu dia sedang mendekat padaku, dengan tubuhnya yang tinggi dan langsing itu, ia menatapku dengan tatapan yang dingin dan sedikit kasihan.

Tapi aku tidak perlu belas kasihannya, aku adalah seorang pria, apa aku serendah itu di mata Paula, sampai-sampai ia mau menyembunyikan semua ini bersama dengan Wade sendiri dan tidak memberitahuku.

"Neil, aku tahu kau sekarang snagat marah, tapi mereka mungkin akan segera kembali lagi, kita harus segera pergi dari sini."

Wade berdiri di belakang Paula, ia menatapku dengan pandangan yang sama.

Aku tidak berkata apa-apa, tanganku penuh dengan darah pria berwajah seram itu, rasanya agak lengket dan berbau seperti besi.

Sejak awal aku diajak Paula untuk melakukan pekerjaan ini, aku hanya berpikir untuk mendapatkan banyak uang, lalu pulang ke desa kecilku itu, menikah dengan seorang wanita, menemani orang tuaku setiap hari, begitu saja.

Aku sama sekali tidak berpikir lebih, aku hanyalah orang biasa yang tidak punya harapan apa-apa.

Namun, sekarang semua sudah terlambat, tapi, aku tidak menyesal.

Kalau waktu berputar kembali dan aku harus memilih lagi, demi menolong Paula dan Wade, aku tetap akan menembak pria ini, aku tidak sehebat Wade, juga tidak sepintar Paula, aku hanya bisa menggunakan pistol di tanganku ini untuk menolong mereka.

Aku menatap Paula, ia mengerutkan keningnya dan melangkah ke arahku lagi, baru saja ia hendak mengatakan sesuatu, aku pun memotongnya.

"Berjanjilah padaku, jangan sembunyikan apapun dariku lagi."

Lalu, sebelum mereka berdua berkata apa-apa, aku pun pergi meninggalkan studio dengan membawa pistol itu.

Aku harus bertanya jelas pada Paula apa yang sebenarnya terjadi belakangan ini, karena takut dibuntuti, kami bertiga pun membuka kamar di sebuah hostel kecil, saat sang pemilik hostel itu melihat dua orang pria bersama satu wanita menginap di hotel itu, wajahnya pun tampak sedikit mesum, namun ia tidak memaksa kami semua untuk mengeluarkan kartu identitas kami, hanya Wade saja yang mengeluarkan kartu identitas palsunya untuk membuat keterangan check-in.

Setelah masuk ke dalam kamar, aku pun langsung duduk di atas ranjang, rasanya sangat lelah, Wade berdiri di depan pintu dengan was-was, kami semua tahu bahwa orang-orang itu pasti tidak akan melepaskan kami begitu saja.

Paula duduk di sofa depanku, dan menyalakan sepuntung rokok, tangannya sedikit gemetaran.

"Katakanlah, apa yang terjadi?" kataku sambil mengeluarkan pistol dari dalam bajuku.

Paula membuang asap rokok dari mulutnya, wajahnya tampak sedikit tegang, "Awalnya, aku hanya menerima tawaran dari seorang wanita simpanan dari seorang pria kaya untuk memeras uang pria itu."

"Lalu?" tanyaku pada Paula sambil menarik sarung peluru pistol itu keluar, masih ada tiga peluru.

"Ia berjanji kalau aku berhasil, ia akan memberiku lima juta RMB, aku belum pernah menerima tawaran sebesar ini sebelumnya, aku pikir setelah aku melakukannya, aku akan pensiun dari pekerjaan ini, tapi pada akhirnya barulah aku tahu bahwa wanita ini menyuruhku mendekati kekasihnya bukan untuk mencari bukti-bukti perselingkuhan suaminya."

Aku memasang pistol itu kembali, lalu menatap Paula, memberitahunya agar ia melanjutkan ceritanya.

Tiba-tiba, Wade pun mengulurkan tangannya padaku, "Berikan pistol itu padaku saja."

Aku menggeleng-gelengkan kepala, aku tahu apa maksud Wade, ia takut ada orang yang datang kemari, ia pernah menjalani wajib militer, ia jauh lebih ahli dalam menggunakan pistol daripada diriku.

Tapi aku tidak bisa memberikan pistol ini padanya, sekarang hanya ada sidik jariku dan si pria berwajah seram itu pada pistol ini, aku tidak boleh menyeret Wade juga.

Kalau sampai aku dipencara, setidaknya Wade tidak akan dicurigai.

Paula pun menatapku dan Wade, lalu menghela nafasnya dan bersandar pada sofa.

"Akulah yang telah menyeret kalian ke dalam masalah ini."

"Jangan bicara yang tidak-tidak, Wade, cepat hubungi teman dekatmu itu, Paula ceritakan masalah ini dengan singkat, kau membuat masalah dengan siapa kali ini?"

Aku menatap wanita di depanku itu dengan kesal, biasanya ia selalu berlagak tenang dan dingin, tiba-tiba saja ia berubah menjadi sedih seperti ini, aku benar-benar tidak terbiasa.

"Huh, gampangnya, kekasih wanita simpanan itu adalah konglomerat real estate, Carlos Nie, asetnya miliyaran RMB, mungkin ia punya masalah juga dengan orang lain dalam bisnisnya, malam itu, setelah aku memasang kamera dan hendak tidur dengannya, tiba-tiba ada orang yang langsung membuka pintu kami dengan pistol dan masuk ke dalam, Carlos punya pistol, dan ia pun menembak dua orang dengan pistol itu."

Kata Paula sambil mengisap rokoknya lagi, ia memejamkan matanya, bulu matanya sedikit bergetar.

Meskipun sudah menduga bahwa masalahnya akan mengejutkan, namun tetap saja peperangan antar pistol yang diceritakan Paula itu jauh di luar dugaanku.

Tapi, kenapa orang-orang ini langsung masuk ke kamar dengan membawa pistol? Konglomerat real estate ini juga, seharusnya ia juga bukan orang biasa saja, kalau tidak mengapa dia bisa punya pistol?

Aku memutar otakku, namun Paula malah tertawa pahit dan melanjutkan ceritanya.

"Carlos Nie itu adalah orang yang sadis, setelah menembak dua orang itu, ia langsung berlari ke kamar mandi dan menguncinya, aku yang hanya mengenakan pakaian dalam saja tidak bisa berbuat apa-apa, oleh karena itu aku pun langsung bersembunyi di bawah ranjang."

"Namun ternyata, bersembunyi di bawah ranjang adalah pilihan yang salah."

Paula menghela nafasnya, "Aku dengar Carlos menelepon seseorang di dalam kamar mandi, tapi mungkin karena wanita simpanan yang mencariku itu melakukan sesuatu, orang yang ditelepon Carlos itu tak kunjung datang, pada akhirnya, ia tetap ditarik keluar oleh para preman yang datang itu, dan dilemparkan persis di depan ranjang."

"Kak Paula, kau mau bercerita seperti ini sampai kapan, kuberitahu saja, Kak Neil, orang yang memiliki bisnis real estate itu merasa ada yang tidak beres, oleh karena itu ia pun langsung melemparkan USB di tangannya ke bawah ranjang saat ia dilempar di depan ranjang, lalu Kak Paula langsung menangkapnya, setelah orang-orang itu membawa Carlos pergi, Kak Paula pun pergi dengan membawa USB itu, setelah itu barulah ia menyadari bahwa ada orang yang mengejarnya dan hendak membunuhnya."

Wade agak sedikit panik, ia terus melirik ke arah jendela, tampangnya sangat tegang.

Aku pun mengerti apa yang terjadi, dengan kata lain, sudah jatuh tertimpa tangga pula, sekarang, meskipun kita memberikan USB itu pada orang itu, mereka juga tidak akan melepaskan kita begitu saja.

Pertama kami telah membunuh orang mereka, kedua, perkataan Wade tadi pasti akan membuat mereka curiga apa kita sudah membuka isi USB itu atau belum.

Tiba-tiba, aku pun menyadari suatu hal yang sangat penting.

"Jujur, apa kalian berdua sudah membuka isi USB itu?"

Paula tercengang, Wade menepuk pahanya dan berkata, "Kak Niel, aku hanya menggertak mereka saja tadi, kalau aku benar-benar sudah membuka USB itu, apa kita masih bisa kalah seperti ini!"

Benar juga, isi USB itu pasti adalah rahasia terbesar orang bernama Carlos Nie itu, kalau tidak mana mungkin ia selalu membawanya ke mana pun ia pergi.

Tapi, orang-orang yang mengejar kita ini adalah orang-orang suruhan Carlos, atau orang-orang suruhan wanita simpanan Carlos yang membayar Paula?

Aku sungguh sangat bingung, aku pun bangkit berdiri dan melirik ke arah Paula dan Wade.

"Ayo kita lapor polisi, di saat seperti ini hanya polisi lah yang bisa menyelamatkan nyawa kita ini."

Wajah Wade pun geram, berum sampai ia berkata apa-apa, Paula pun berkata, "Tidak bisa, pria berwajah seram itu sudah dibawa pergi oleh anak buahnya, tak tahu apa dia masih hidup atau tidak, kalau dia sudah mati, itu sama artinya dengan menyerahkan diri ke polisi."

"Lagipula, perbuatan-perbuatan kita dulu juga sangat bertentangan dengan hukum, kita pasti tidak akan bebas begitu saja setelah masuk ke dalam penjara."

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu