The Break-up Guru - Bab 7 Rahasia Flashdisk?
“Wade! Astaga!”
Aku benar-benar merasa sangat tersentuh saat mendengar suara Wade Peng, pada saat aku baru saja memanggilnya, lelaki yang berada di sisiku langsung meninju perutku hingga aku tidak bisa berkata-kata.
“Baiklah, aku awalnya berencana untuk mencarimu setelah selesai mengurusinya, tetapi kamu datang mengantarkan dirimu sendiri.”
Pada saat ini, perhatian mereka semua tertuju kepada Wade Peng, beberapa dari mereka bahkan mengeluarkan senjata, tongkat, pisau, namun Wade Peng tidak terlihat takut sedikitpun.
“Sudah larut, untuk apa kalian bertujuh atau beredelapan ini datang mencariku? Sialan, kita bukannya gay.”
Wade Peng terus mencaci maki, dia bahkan melangkah ke arahku saat sedang bericara, namun beberapa orang itu masih saja tidak membiarkannya kemari, ada dua orang lelaki yang bergegas melangkah maju dan ingin menghalangi Wade Peng.
Aku tidak perlu melihat untuk mengetahui akhirannya lelaki pertama itu langsung ditendang terbang oleh Wade Peng, lelaki kedua langsung bergegas maju sambil mengayunkan pisaunya, namun akhirnya langsung diinjak Wade Peng, ia pun bersujud sambil mengelus selangkangannya dan tidak bisa berdiri lagi.
Pada saat itu, aku benar-benar merasa bahwa gaji dua puluh ribu yuan sebulan itu tidaklah sia-sia.
Mungkin dalam waktu dua menit, Wade Peng mengambil sebuah batu bata dari atas tanah, dan langsung membuat tujuh hingga delapan lelaki itu berlari pergi.
“Kak Neil, lihat bagaimana orang memukulimu.”
Wade Peng menuntunku bahkan terus mengomeliku, aku benar-benar tidak mempunyai niat untuk bercanda lagi dengannya, karena seluruh tubuhku terasa sakit, benar-benar terasa sepeti baru saja dipijat hingga sepenuhnya hancur.
“Apakah sekelompok orang ini datang mencari Kak Paula? Masalah apakah yang sebenarnya dialami oleh Kak Paula?”
“Sialan, jangan ungkit dia lagi! Ayo perg minum sup daging kambing untuk menambah energi.” Kehidupanku ini juga merupakan sebuah kehidupan yang buruk, aku tersenyum, lalu merangkul lengan Wade dan berjalan ke arah belakang gang.
Wade Peng tercengang sejenak, lalu menatapku dengan kebingungan,”Kak Niel, kamu sudah dipukuli hingga seperti ini, apakah kita tidak akan pergi berkonsultasi ke rumah sakit?”
“Konsultasi apanya, semua ini hanyalah luka pada permukaan kulit, tidak akan mati, aku sudah kelaparan sejak kemarin malam, lihat seberapa lapar diriku ini?”
Aku benar-benar sudah kelaparan, sehingga Wade Peng pun menuntunku dengan pincang menuju ke salah satu toko di University Town.
Paula Li yang awalnya membawaku ke toko yang khusus menjual sup daging kambing ini, dia berkata toko ini adalah toko yang paling otentik di sekitar sini, aku awalnya juga tidak terbiasa dengan baunya, namun akhirnya terbiasa setelah Paula Li memaksaku datang untuk makan beberapa kali.
Dia bercanda kepadaku bahwa ini adalah gizi yang diperlukan oleh setiap orang dengan masalah ginjal sepertiku, hingga akhirnya menjadi sesuatu yang digunakan untuk merugikan diriku.
Semangkuk sup daging kambing yang besar disajikan, penuh dengan asap hangat, diikuti oleh aroma yang sangat harum, sialan, kemanakan Paula Li ini pergi, hingga membuatku dipukuli tanpa alasan jelas.
“Jangan hanya memikirkan makan, apakah kamu sudah menemukan lokasi Kak Paula?” aku menepuk kepala Wade Peng yang terus menunduk dan makan, ia tersedak sejenak hingga sepotong daging kambing jatuh di lantai.
“Ah, Kak Niel, kamu ini tidak bisa melampiaskan emosi setelah dipukuli kepadaku, bukan? Aku benar-benar tidak bersalah, namun kamu tiba-tiba memanggilku di tengah malam, lalu membantumu bertarung, aku melawan sekelompok orang tiu sendirian, apakah kamu merasa diriku ini semudah itu?”
Wade Peng terlihat bersedih, seperti baru saja menerima banyak sekali kesedihan.
Aku langsung merasa sesak dan tidak bisa berkata-kata untuk cukup lama.
“Sudah, Kak Niel, jangan marah terelbih dahulu, aku sudah menemukan Kak Paula.” Aku tercengang, sumpit yang tidak kupegang dengan stabil itu langsung terjatuh di atas permukaan lantai, Wade Peng ini memiliki efisiensi tinggi dalam menyelesaikan masalah, ia bisa menemukannya secepat itu?
“Kamu tidak menipuku?” Aku sebenarnya masih merasa sedikit tidak percaya.
Jika wanita gila ini tidak segera diteukan, aku benar-benar akan segera dipukuli habis-habisan! Orang-orang itu bahkan mungkin saja akan masih mencariku besok, jika hal ini terus berlangsung, bisnisnya bahkan tidak dapat terus berjalan lagi!
“Dimana, ayo pergi cari dia!” Aku melempar sumpitku dan hendak berjalan ke arah luar, namun Wade langsung menarikku.
“Kak Niel, jangan tergesa-gesa, jangan tergesa-gesa, Kak Paula sudah meninggalkan tempat ini sejak awal, kemana kamu akan pergi mencarinya?”
Sebelum Wade sempat selesai berbicara, aku langsung menyingkirkan tangannya, lalu berjalan ke arah pintu utama dengan kaki yang pincang.
“Kenapa, apakah dia mungkin pergi ke Mars? Selama dia masih berada di bumi ini, maka aku pasti akan menangkapnya untuk pulang kembali.”
“Baiklah, dia sedang berada di Maldives, apakah aku perlu membantumu memesan tiket pesawat?”
Apa? Apa maksudnya ini?
Aku langsung tercengang, lalu merasa sepoain angin musim gugur yang dingin itu langsung menampar wajahku.
”Kak Niel, benar bukan yang kukatakan sebelumnya, Kak Paula sudah bekeraj terlalu keras, sehingga ia ingin beristirahat, berjemur matahari, melegakan suasana hatinya, bukankah dia akan bekerja lebih baik lagi kedepannya?”
Lagipula dia sebelumnya adalah seorang tentara, Wade Peng bahkan menggaruk kepalanya dengan sedikit perasaan bersalah saat berbicara, sepertinya dia sendiri bahkan tidak bisa terus mendengar alasannya.
“Cepat telepon dia, segera! Sekarang!” Aku berbicara sambil menggertak gigiku, jika Wade Peng menundanya sedikit lebih lama saja, aku mungkin akan langsung meledak.
Maldives? Berlibur?
“Paula Li, dasar wanita gila, beraninya kamu melemparkan bom waktu kepadaku, lalu pergi menghindarnya keluar sana, kemudian meninggalkan semua kerepotan ini kepadaku, sialan, jka kamu tidak segera menjelaskan permasalahanya, lihat saja apakah kamu percaya aku akan langsung pergi ke Maldives untuk memotongmu atau tidak!”
Wade menelepon menggunakan ponselnya dengan tertegun, aku berteriak ke arah ponselnya setelah panggilan tersambung, hingga tubuhku tidak dapat menahannya dan bergemetar sejenak.
“Hmm, apakah kamu sudah selesai marah?” Suara Paula Li bahkan masih terdengar santai, hingga membuatku kehilangan emosiku.
Sejak kapan wanita yang satu ini bisa bersikap sedatar ini, seakan-akan tidak menghiraukan permasalahannya.
“Paula Li, apa maksudmu, sekalipun kamu ingin aku yang menggantikanmu menanggungnya, kamu setidaknya harus memperjelas keadaannya kepadaku.”
“Kamu benar-benar membuatku kesulitan dengan keadaan tidak tahu apa-apa disaat pihak lawan mengetahui segalanya!”
Nada bicaraku terdengar semakin lembut, aku jelas-jelas ingin mencari Paula Li untuk menyelesaikan semuanya, namun aku juga tidak bisa sesungguhnya marah padanya.
“Penjelasan? Apa yang perlu dijelaskan, aku sudah lelah, sudah bekerja terlalu lama dan sudah mendapatkan sedikit uang, apakah aku tidak boleh pergi beristirahat sejenak? Kamu selalu berada di sekeliling wanita cantik setiap harinya, hidupmu sungguh berwarna, apakah aku tidak boleh keluar untuk bersantai sejenak?”
Mulut mematikan Paula Li ini benar-benar berani saja mengatakan segalanya.
“Kalau begitu, bagaimana dengan permasalahan flashdisk? Ternyata dilengkapi dengan kata sandi yang bahkan tidak bisa dibuka oleh Wade, apa yang sebenarnya berada di dalamnya?”
Aku bertanya kepadanya dengan sabar, pada saat ia baru saja membuka mulutnya, terdengar suara desus dari televisi tua yang sangat mencolok telinga.
“Paula Li? Hei! Apakah kamu menyelam di perairan Maldives? Mengapa sinyalmu sejelek ini,”aku berteriak dengan perasaan tidak sabar.
Namun suara desus itu kembali normal,”Neil Wu, hal yang berada dalam flashdisk itu tidak ada hubungannya denganmu, jangan tanyakan lagi, aku sedang keluar bermain, aku akan menaruhnya padamu untuk sementara waktu, aku akan kembali mengambilnya setelah beberapa saat.”
“Permasalahannya adalah, kamu tidak bisa membiarkanku dipukuli tanpa alasan jelas, bukan? Apakah itu masuk akal? Paula Li, kita sudah mendiskusikannya sebelumnya, jika kita memang memutuskan untuk bekerja sama, maka kita sebaiknya jangan saling menyembunyikan rahasia, ini adalah hal yang paling sederhana.”
Aku berbicara dengan sangat gugup, namun Paula Li yang berada di sisi lain panggilan langsung memotong.
“Sudahlah, sinyalku terlalu jelek, aku tidak bisa mendengar dengan jelas, aku hanya akan mengatakan ini padamu, simpan flashdisk itu dengan baik, aku memerlukannya. Jika memang tidak bisa, kalian berdua juga jangan bekerja dahulu, keluar dan perbaiki suasana hati, apakah berlibur untuk diri sendiri itu tidak menyenangkan?”
Setelah selesai bebicara, dia pun langsung memutuskan panggilannya.
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMi Amor
TakashiDiamond Lover
LenaMy Tough Bodyguard
Crystal SongAdore You
ElinaBehind The Lie
Fiona LeeLove at First Sight
Laura VanessaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali