The Break-up Guru - Bab 22 Penculikan

"Benar, aku memang homoseksual, meskipun aku merasa ini biasa saja, tapi demi mempertahankan nama baik perusahaan, aku harus mencari seorang pria dan menikah dengannya untuk menutupi hal ini, agar aku bisa terus bersama-sama dengan Melsy Lin, sampai akhirnya ia mencurigaiku, oleh karena itu aku berpikir untuk bercerai darinya."

Kata Grace sambil menyulut sebuah rokok, "Sebenarnya aku juga tidak akan diuntungkan karena hal ini, masalah perceraian ini pasti akan mempengaruhi saham perusahaan, orang-orang di luar sana juga akan mengatakan hal yang bukan-bukan, kerjasama dengan Haiqin mungkin juga akan berkurang, tapi......"

Grace terdiam sejenak, lalu membuang asap rokok dari dalam mulutnya.

"Aku harus melindungi identitasnya."

Melihat tubuh Grace yang molek, hatiku pun merasa kesal, wanita sesempurna ini ternyata homoseksual, dan sialnya terjebak cinta buta seperti ini, apa yang bisa kukatakan lagi, menyerah saja.

"Kak Yin, aku hanya bisa berkata bahwa aku akan berusaha semaksimal mungkin, dulu, pertama aku tidak tahu kebenaran-kebenaran ini, kedua rekan kerja wanitaku keluar karena masalah pribadi, oleh karena itu aku tidak menerima tawaranmu, kalau tidak, satu juta RMB, hanya orang bodoh yang tidak menerima tawaran itu."

Grace menatapku sejenak, lalu mengisap rokoknya lagi, lagaknya yang bersandar di atas sofa sambil merokok itu sangat cantik sampai-sampai membuatku sedikit mabuk, namun sama sekali tidak berani untuk menggodanya sama sekali.

"Tenang saja, kalau kau kau berhasil, aku tetap akan memberikan satu juta itu padamu, video dan laporan penyelidikan itu juga akan menghilang tanpa jejak, soal Nana, kau juga tak perli khawatir, dia sudah lama ikut denganku, ia tahu peraturanku."

Di saat seperti ini, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, aku pun mengambil jaketku dan berjalan keluar.

Baru saja aku membuka pintu, suara Grace pun terdengar lagi dari belakang.

"Kuperingatkan, kalau kau mencoba melarikan diri, aku akan langsung menyuruh Nana untuk memberikan laporan-laporan ini ke polisi."

Langkah kakiku pun terhenti, aku membalikkan kepalaku melihat ke arah wanita yang sedang duduk santai di atas sofa, aku mengangguk-anggukkan kepalaku dan berjalan keluar.

"Kak Niel, apa kau mau aku merebut bukti-bukti itu dari tangannya?"

Saat menekan tombol lift, suara Wade pun terdengar di telinganya, sudah lama ia tidak berkata apa-apa, mungkin ia tadi terkejut mendengar perkataan Grace.

"Tak perlu, ia tidak mungkin sebodoh itu sampai menunjukkan dokumen-dokumen yang asli di hadapanku, tunggu aku di depan pintu hotel saja, setelah pulang nanti kita pikirkan bagaimana caranya menyelesaikan misi ini."

Setelah itu, aku pun melepas earphone yang ada di telingaku, dan lift pun berbunyi, "ting", di dalam lift itu, berdirilah seseorang yang paling tidak ingin kutemui di saat seperti ini.

"Sudah selesai?" Meskipun Melsy mengenakan sebuah kacamata hitam yang menutupi wajahnya, aku tetap bisa merasakan tatapan mengejek dari matanya.

Wanita ini dan Grace Yin, terus saja berakting di hadapanku.

Tapi kalah ya sudah kalah, aku ingin kekayaan, mereka ingin ketenangan, tak ada yang perlu disesali.

Aku menganggukkan kepalaku, dan masuk ke dalam lift, di saat bersamaan, Melsy pun berjalan keluar, aroma parfumnya menusuk sampai ke dalam hidungku.

"Huh, kalian mengenakan parfum yang sama, ak baru menyadarinya sekarang." kataku dari dalam lift itu sambil menatap Melsy dan tersenyum.

Mendengar perkataanku, Melsy pun melepas kacamata hitamnya dan tersenyum.

"Neil, kau pikir, kenapa Grace memberi nama perusahaannya dengan nama Perusahaan Haiqin?"

Aku tercengang, pintu lift pun tertutup perlahan-lahan, Melsy melambai-lambaikan tangannya padaku, lalu mengenakan kacamata hitamnya lagi.

Perusahaan Haiqin? Melsy Lin, Grace Yin, ternyata sejak pertama kali aku melangkah masuk ke dalam kantor itu, seisi kantor itu sudah mulai memperingatkanku.

Benar-benar hebat, tak kusangka, diriku, Neil Wu, bisa dipermainkan orang sampai seperti ini.

Pekerjaan di awalku masih belum cukup, dulu saat ada Paula, ia pasti akan menyelidiki target pelanggan terlebih dahulu baru menjalankan misiku.

Kali ini, aku terlalu tergesa-gesa, aku hanya ingin menyelesaikan tawaran ini dan membawa USB pembawa masalah itu pergi dari tempat ini, tak kusangka ternyata banyak masalah yang berentetan setelahnya.

Nana yang sangat agresif dan genit, Grace yang sifatnya berubah secepat kilat, Melsy yang selalu muncul di samping Grace.

Kalau aku lebih berhati-hati dan memperhatikan seluruh peristiwa ini dari awal, tak mungkin aku akan terjebak seperti ini sekarang.

Misi ini tak mungkin bisa kutolak begitu saja.

"Kak Niel, kenapa, jangan berkecil hati, bukankah kita hanya perlu membereskan pria parasit itu, masalah kecil, pukul kepalanya, lalu buat dia seolah sedang tidur dengan wanita panggilan saja bukannya sudah cukup?"

Begitu melihatku, Wade yang berdiri di depan pintu hotel pun langsung berjalan ke arahku, ia sudah mendengar jelas semua isi percakapanku dengan Grace tadi.

Tapi kalau memang bisa semudah seperti yang dikatakan oleh Wade, aku juga tidak perlu pusing.

"Orang-orang seperti kita ini memang bisa melakukan apa saja, tapi kita tetap saja tidak boleh melanggar hukum, mengerti tidak?"

"Idemu itu termasuk tindakan penculikan, apa kau tahu itu?!"

Entah apa saja yang Wade pelajari selama ia wajib militer bertahun-tahun ini, kenapa hal-hal mengenai hukum yang dasar seperti ini saja ia tidak tahu.

Wajah Wade pun berubah memelas, "Kalau begitu bagaimana nasib kita, Kak Niel? Kabur saja, sekarang di sini juga sudah tidak aman."

"Kabur? Apa kau tidak dengar wanita itu mau melaporkanku!"

Wade tercengang, lalu wajahnya berubah bengis, "Kalau begitu, aku akan mengikatnya, lalu memaksanya untuk mengeluarkan barang-barang bukti itu!"

Wade ini rasanya sangat amat menginginkan satu juta itu ya, kenapa ia ingin memukul kepala orang atau menculik orang lain?

"Sudahlah, kau hanya perlu mengerahkan tenagamu saja, aku tidak akan merepotkanmu untuk memeras isi otakmu."

Aku menepuk-nepuk pundak Wade agar dia mau diam.

Baru saja kita hendak menuju ke studio kerjaku, tiba-tiba handphoneku pun berdering, ada SMS masuk.

Aneh, ini kan nomor baru, tak ada orang yang tahu nomor baruku ini selain Wade, apa pulsaku sudah habis lagi?

Aku membuka layar handphoneku, oh, ternyata MMS, aku pun membukanya, sebuah foto pun keluar dari layar handphoneku.

Begitu melihat wajah di foto itu, langkah kakiku pun terhenti.

"Kak Niel, sedang apa kau, lampunya sudah hijau, ayo menyebrang." Wade menarikku, tapi aku sama sekali tidak menghiraukannya.

Wanita yang ada di dalam foto itu, adalah Paula yang sudah lama tak kutemui.

Ia diikat pada sebuah kursi, mulutnya disumpal dengan sebuah kain, rambutnya berantakan, pandangan matanya masih kosong seperti dulu, namun aku yang melihatnya seperti itu sudah hampir meledak.

"Dalam setengah jam, datanglah ke pabrik tua di selatan kota dengan membawa USB itu, kalau tidak dia akan mati." DI bawah foto itu tertulis beberapa kata sederhana ini, namun seketika tanganku pun gemetaran.

"Kak Niel, ada apa?" Wade yang tidak bisa menarikku pun langsung melihat handphone di tanganku, setelah itu ia pun juga terdiam.

Beberapa detik kemudian, aku pun melambaikan tanganku untuk memanggil taksi.

Wade juga segera naik ke dalam taksi itu bersamaku, wajahnya tampak sangat serius tak seperti biasanya, aku melihat foto Paula di handphoneku itu lagi, aku pun tak ragu lagi dan segera menyebutkan destinasiku pada sang supir yang ada di depan.

Pabrik tua di selatan kota, lokasi studio kerja kami.

Orang-orang ini tidak hanya mengetahui nomor teleponku saja, ia juga menemukan studio kerja kami, oleh karena itu aku sama sekali tidak curiga pada keaslian foto ini.

Paula Li, diculik.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu