The Break-up Guru - Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
Aku sebenarnya merasa ragu pada saat itu, aku tentu saja tahu Paula Li tidak akan mungkin mencelakaiku, jika bukan karena dirinya yang sudah menahan peluru untukku di gudang, aku mungkin sudah mati sejak awal.
Namun, jika bukan karena dirinya, aku mungkin juga tidak akan bertemu dengan masalah fatal seperti itu.
“Tidak apa-apa jika tidak bisa menjawabnya, namun hanya karena kita jarang sekali mempunyai waktu luang, aku kini ingin menyampaikan kepada kalian, aku merasa sangat senang bersama dengan kalian, namun kalian tidak perlu mempercayai diriku, kita semua hanya memiliki hubungan kerja sama.”
Aku tercengang mendengar Paula Li berkata demikian, aku tersenyum, pada saat aku baru saja ingin mengulurkan tangan dan menepuk bahunya, Wade langsung menepisnya.
Ck, dia sudah terlebih dahulu iri sebelum aku sempat menyentuhnya.
“Eh, sejujurnya, berdasarkan ekspresi wajahmu yang seperti ini sepanjang hari, aku benar-benar tidak menyadari darimana kamu merasa senang.”
Paula Li berpaling dan menatapku tajam, aku mengelus hidungku dan tersenyum.
“Namun, jika kamu memang senang, maka aku dan Wade juga ikut merasa senang, jika teringat saat awal, kamu yang membawaku ke bidang ini, setelah kini kupikirkan kembali, sepertinya juga sudah tidak bisa lagi!”
Aku sebenarnya tidak bisa menembak isi hati Paula Li sedikitpun, emosinya itu tidak pernah terlihat pada penampilannya sebelumnya, aku juga sudah terbiasa menyembunyikanya, terkadang, aku hanya bergantung kepada intuisiku untuk merasakan rasa tidak senangnya, namun dia tidak mengatakannya, sehingga aku juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Selanjutnya, perbincangan kami mulai ribut, Wade menceritakan peristiwa memalukan pada masa kecilnya, Paula Li hampir tidak berbicara, sedangkan aku tentu saja mengomeli sifat narsistik Wade yang sudah berlangsung sangat lama ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 ketika kita kembali ke penginapan kecil.
Nyonya sudah tidak lagi terlihat, Bos James Ge hanya menekan-nekan ponselnya di dalam toko.
“Eh, kalian sudah pulang, bagaimana?”
“Hai, menerima sepoian angin laut, melihat pemandangan malam hari, sekaligus memberikan pelajaran kepada pemuda yang tidak tahu diri.”
Bos tercengang,”Oh, kalian bertemu dengan orang yang menipu uang, pinggir pantai itu memang terdapat beberapa gangster kecil, si itu......”
Bos tiba-tiba berhenti berbicara, ekspresinya terlihat lesu,”Sudah, waktu sudah larut, pulanglah, ini adalah musim-musim yang sepi, gangster itu memang spesialis dalam menargetkan orang-orang, kalian harus lebih berhati-hati lagi untuk beberapa hari kedepan.”
Saat melihat sikap bos, aku teringat kembali akan putranya yang pemberontak itu.
Aku juga tidak terus menanyakannya lagi,”Ayo kembali ke kamar.”
Setelah tidur semalaman, Wade terus mendengkur sepanjang malam hingga aku tidak bisa menahannya lagi, aku bergegas menggulung dua bola kertas tisu dan menaruhnya di telingaku hingga akhirnya menjadi tenang.
“Hei, Kak Neil, jawab teleponmu, Kak Neil!”
Selimut yang menutupi tubuhku ditarik sejenak, kamar tersebut tidak dilengkapi oleh penghangat ruangan, sehingga aku juga terbangun oleh karena rasa dinginnya, ponselku kini sedang menempel pada wajahku dan terus-menerus berdering.
“Cepat jawab, ribut sekali!” Wade tentu saja tidak terbangun, bos besar menepuk bokongku dengan perasaan tidak senang.
Karena tidak mempunyai waktu luang untuk memperhitungkannya, aku mengeluarkan tisu yang menutupi telingaku dan membuka ponselku.
“Hei?” Kini baru saja pukul tujuh pagi, masih terlalu pagi, siapa ini, aku mengenakan pakaianku sambil berpikir dengan perasaan tertekan.
“Tuan Wu, aku adalah orang yang meneleponmu kemarin, apakah kamu masih ingat aku?”
Kepalaku terasa pusing sejenak, kemarin? Sepertinya ada seorang wanita yang tertangkap basah oleh suaminya, lalu memutuskan panggilannya.
“Iya, aku sudah mengatakan bahwa kita sedang tidak ada waktu, tidak menerima pekerjaan.” Karena diganggu pada pagi hari, suasana hatiku pun menjadi tidak terlalu baik.
“Eh, Tuan Wu, aku benar-benar sudah tidak bisa menunggu lagi, aku sudah bersusah payah mendapatkan kontakmu dari adikku, bisakah kamu mendengarkanku dahulu untuk kali ini?”
Wanita ini benar-benar sangat keras kepala, ditambah lagi dengan adiknya yang memperkenalkan dirku, apakah mereka sekeluarga ini spesialis dalam bercerai?
“Maaf, bukannya aku tidak mendengarkanmu, namun kami kini benar-benar sedang berlibur, kita tidak bisa menerimanya.”
Setelah cukup lama, akhirnya terdengar suara wanita itu dari sisi lain panggilan,”Baiklah, aku akan mencari orang lain lagi.”
Suaranya itu terdengar kesal namun lesu, seperti sangat kecewa, aku juga merasa sangat tertekan, apakah dia benar-benar terburu-buru bercerai?
Aku baru saja ingin bertanya lagi saat perasaan penasaranku mulai muncul, namun wanita di sisi lain panggilan sudah terlebih dahulu memutuskannya.
Betul, satu kerepotan berkurang, ayolah bersenang-senang.
“Wade, cepat bangun, sialan, kamu terus mengigau sepanjang malam, ingin pergi melihat wanita cantik di pinggir pantai, ingin pergi spa, kenapa, apakah kamu tidak ingin pergi lagi sekarang?”
Wade langsung melompat ketika mendengar wanita cantik di pinggir pantai,”Kak Neil, bolehkah sekaligus membawaku pergi menaiki jet ski? Postur jantanku pasti akan menaklukkan para wanita itu!”
Heh, kamu sudah bermimpi terlalu tinggi.
“Baiklah, bukankah aku baru saja mengirimkan gaji bulan kemarin, jangan bicarakan jet ski, satu kapal pesiar juga boleh.”
Aku berbicara sambil mengenakan celanaku, lalu langsung berjalan keluar, Wade terus berteriak di belakangku, namun aku tidak menghiraukannya.
Setelah turun, Paula Li sudah terlebih dahulu mengganti pakaiannya dan sedang menunggu kami.
Dia akhirnya terlihat berbeda dari dirinya yang umumnya hanya mengenakan pakaian hitam, ia kini mengenakan pakaian olahraga yang terlihat bersemangat, mengikat rambutnya dan membuat pandangan orang semakin terang.
“Ck, Paula Li, jika kamu tidak mengatakannya, orang lain mungkin akan mengira kamu adalah murid SMA, wajahmu, tubuhmu......”
Paula Li tidak berbicara, ekspresi wajahnya terlihat dingin, namun ia tiba-tiba berpaling dan melihatku, tatapannya terlihat bergoyang sejenak, hingga membuatku terpaksa mengalihkan pandanganku, betul, tempramennya yang jelek itu masih saja tidak bisa dihindari ataupun dihapus.
“Mari, mari, mari, sinar matahari hari ini cukup cerah, makan dahulu, lalu pergilah bermain di luar.” Bos menyajikan beberapa piring makanan.
“Tenang, kami membuatnya sendiri, sepuluh yuan untuk setiap orang, pasti kenyang.”
Setelah berkeliling sepanjang kemarin malam, kita tidak makan hingga lebih cepat lapar di pagi harinya, jika dibandingkan ditipu di luar, maka lebih baik menyantap hidangan hangat disini.
“Hei, mengapa kalian makan tanpa menungguku!” Aku baru saja menyentuh sumpitku, lalu Wade pun turun.
“Wade, Hainan ini lebih hangat, namun kamu juga tidak perlu mengenakan celana pendek untuk pergi bermain di luar pada musim dingin, bukan?”
Mataku hampir saja buta melihat celana pendek Wade yang bermotif bung aitu.
“Ck, apa yang kamu mengerti, bermain air pasti akan kebasahan, celana yang terlalu panjang akan sulit diganti.”
Ini juga merupakan sebuah alasan, aku tidak menghalanginya lagi, paling memungkinkan hanyalah tidak mengenalinya di sepanjang perjalanan.
“Jika kalian mengalami kesulitan mengenali jalan saat keluar, telepon saja ponsel istriku, aku agak sibuk di luar hotel, dia akan menjelaskannya secara detil kepada kalian.” Saat melihat kita hendak pergi, bos membersihkan piring sambil membacakan nomor ponsel istrinya untukku.
Aku awalnya merasa tidak akan memerlukannya, namun bos bersikap sangat ramah, sehingga akupun mengeluarkan ponselku dan mulai mencatatanya.
Namun, saat aku mencatatnya, aku tiba-tiba menyadari ada yang kurang tepat.
Setelah aku menekan tujuh digit awal nomor ponselnya, ponselku menampilkan kontak seseorang.
Tidak ada catatan, tidak tahu siapa, mungkin hanya sebuah kebetulan, aku kemudian menekan empat digit terakhirnya, lalu nomor itu benar-bena rmuncul.
“Eh, sudah kamu catat bukan, istriku, Caroline Wu, aku sudah pernah mengatakannya sebelumnya.”
Bos menggaruk kepalanya dan masih saja bersikap lugu, namun aku merasa terkejut dalam hati.
Istri James Ge yang bernama Caroline Wu ini pernah meneleponku sebelumnya?
Aku membuka catatan panggilanku dengan ekspresi yang tidak berubah, pukul tujuh tadi pagi, satu jam yang lalu, aku masih di tempat tidur?
Siapa yang meneleponku pada saat itu, phak!
Wade melempar ponselku, aku mengisi telingaku dengan tisu hingga aku tidak mendengar panggilannya, wanita itu berkata adiknya yang memperkenalkannya, dan benar-benar sudah tidak bisa menunggu lagi.
Apakah mungkin wanita yang terus bersikeras memintaku membantunya itu...... Adalah istri James Ge, Caroline Wu?
Novel Terkait
Get Back To You
LexyAdieu
Shi QiPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Villain's Giving Up
Axe AshciellyEverything i know about love
Shinta CharityWaiting For Love
SnowThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali