The Break-up Guru - Bab 42 Permainan Menembak
Semua orang kelalahan, sehingga makan malam langsung diselesaikan di tempat ini, Nyonya juga sangat bermurah hati, ia mempersiapkan semua makanan spesial untuk kami, setelah merasa kenyang, dia pun memperkenalkan kami untuk pergi jalan-jalan di pinggir pantai.
“Jangan beli souvenir di pinggir pantai, mereka benar-benar suka sekali menipu turis seperti kalian ini.”
Nyonya meregsitrasikan identitas Paula Li sejenak, sambil sesekali mengangkat kepalanya dan memperingati kami, aku hanya tersenyum, lalu menghela nafasku, nasibku kali ini cukup baik, aku pergi berlibur dan menemukan hotel yang sangat tepat.
“Paula Li, nama yang sangat enak didengar, apakah dia ini kekasihmu?”
Aku tercengang, sebelum aku sempat membuka mulutnya, nyonya sudah terlebih dahulu tersenyum,”Apakah mungkin kekasih anak itu?”
Aku menggelengkan kepalaku,”Kita hanya merupakan rekan kerja, kita datang untuk berlibur bersama, pekerjaan sudah terlalu melelahkan.”
“Baiklah, sudah selesai diregistrasi.” Setelah mengambil identitas diri, Nyonya kembali berdeham dan suaraya pun langsungberubah.
“Hantu mengesalkan, langit sudah sangat gelap, bawa tamu pergi!”
Orang yang bernama, betul, James Ge itu langsung datang kemari, tangannya bahkan masih mengenakan sarung cuci piring, dengan busa yang bahkan masih belum dicuci bersih.
“Sudah sudah, waktu sudah mulai larut, pergi beristirahatlah, jangan terus berdiri disini.”
James Ge memiliki tubuh yang kokoh dan besar, namun istrinya berhasil menaklukannya, hingga langsung tersenyum ketika diteriaki.
“Pergi pergi pergi, maru, aku akan membawa kalian keluar, lampu di jalanan sekitar sini rusak, perjalanannya kurang aman, kamu yang merupakan wanita sendirian ini jangan sampai berjalan seorang diri.”
James Ge mengangkat kepalanya ke arah Paula Li, Paula Li merasa segan sejenak, lalu menganggukan kepalanya.
Aku yang berdiri di salah satu sisinya itu menahan tawaku,”Kakak, tenang saja, aku mungkin bisa diculik, tetapi dia tidak akan mungkin diculik.”
Sepertinya tidak akan ada orang yang mampu menyentuh Paula Li, terkecuali mengacungkan pistol ke arah kepalanya.
Saat baru saja selesai berbicara, punggungku terasa dingin, saat berpaling, Paula Li kini sedang menatapku dengan dingin.
Ck, aku salah berbicara.
James Ge menuntun kami hingga ke arah luar gang, sebenarnya kita hanya perlu melewati sebuah belokan dari arah penginapan, namun keadaan sangat gelap, jika ada orang yang bersembunyi, kemampuan kita bertiga mungkin saja tidak akan bisa menandinginya.
“Sudah, semoga kalian bertiga bersenang-senang, angin di pinggir pantai cukup kuat, hati-hati masuk angin.”
James Ge baru saja melangkah pergi, namun Wade langsung mendekati diriku.
“Eh, menurut kalian, apakah Bos dan Nyonya mempunyai sedikit masalah, Nyonya selalu saja bersikap datar terhadap Bos, sedangkan Kak James ini mempunyai tempramen yang sangat baik.”
Setelah dipikirkan sejenak, permasalahannya memang demikian, aku bahkan merasa sedikit tertekan dalam hati,”Mereka mungkin saja memang memiliki hubungan suami istri seperti itu, kamu sebaiknya jangan sembarangan berbicara, lalu merusak keharmonisan hubungan suami istri mereka.”
Wade terlihat tidak percaya, saat melihat aku dan Paula Li tidak ingin menghiraukan ucapannya, dia pun menyadari tidak adanya ketertarikan dan menutup mulutnya.
Di pinggir pantai, waktu masih belum tergolong terlalu larut, ada orang yang memainkan piano, menjual makanan ringan, menampilkan trik magis, dan lainnya.
“Sini, tembak balon, satu yuan untuk sekali tembak, silahkan pilih hadiahnya sendiri jika berhasil menembak sepuluh balon!”
Ada sebuah kios besar yang menyediakan permainan tembak balon di pinggir jalan, kedua sisinya bahkan dipenuhi balon, lalu ada boneka yang menggantung di bawah balon, bosnya terlihat sedang berteriak penuh semangat dengan kedua pistol mainan di tangannya.
“Eh, gadis kecil, apakah kamu ingin mencoba?” Bos itu menghentikan Paula Li, dia terlihat bersikap dingin, lalu hanya melirik dingin bosnya dan hendak melangkah pergi.
Bos tersebut masih aja menahannya, seorang anak muda, tatapannya terhadap dirinya saja bahkan sudah terlihat tidak meyakinkan.
Ck, wanita cantik adalah akar dari masalah, wajah Paula Li ini pasti menarik perhatian sekelompok lelaki di pasar malam manapun.
“Baik, tidak main tetap tidak akan main, tetapi jangan sentuh.”
Aku melangkah maju dan menyingkirkan lelaki itu, aku tidak mengendalikan tenaga tanganku, hingga langsung mendorongnya jatuh ke tanah.
Dalam sekejap, beberapa orang dari sekeliling mulai berdatangan dan sepertinya sekelompok dengan lelaki ini.
“Kakak, apakah kamu baik-baik saja?” Mereka menuntun pemuda itu bediri, tidak disangka, pemuda berumur belasan hingga dua puluh tahun seperti ini ternyata sudah menjadi seorang kakak.
Wade yang berada di salah satu sisi tidak terlihat berniat untuk membantu sedikitpun, dia hanya melipat tangannya dan tertawa senang melihat kekonyolan.
“Kenapa, apakah kamu ingin menghancurkan daerahku? Aku menyuruh wanita cantik ini untuk bermain, bukan menyuruh dirimu, sialan, pergi sana.”
Ekspresi pemuda itu terlihat sedang canggung saat beranjak berdiri, lagipula, dia terjatuh di depan para pengikutnya, sehingga ia tentu saja merasa malu.
Rasa malu yang berubah menjadi rasa kesal tentu saja membuantya semakin tidak berpikir dalam berbicara.
“Maaf, wanita ini bersama dengan kami, kami tidak akan main!”
Aku mengulurkan tanganku dan menggandeng Paula Li, lalu hendak melangkah pergi, namun tidak disangka aku tidak bisa menariknya.
“Main, tentu saja akan bermain, katakan, apa saja yang menjadi peraturan dari permainanmu ini?”
Suara Paula Li terdengar sedikit dingin, betul, nona yang satu ini sudah emosi, aku juga berdiri ke sisi Wade, lalu melipat tangan dan melihat pertunjukannya.
Pemuda itu melihat aku mengundurkan diri, sehingga ia merasa mendapatkan kembali kegengsiannya, namun dia tidak melihat ekspresi wajah Paula Li yang semakin mendingin.
“Hei, wanita cantik, sangat sederhana, satu yuan untuk satu tembakan, jika kamu berhasil menembak sepuluh target dalam sepuluh kali menembak, kamu boleh sesuka hati memilih boneka, jika kamu tidak berhasil menembak target, maaf.”
Pemuda itu menatap tajam Paula Li hingga air liurnya hampir saja menetes.
Aku mulai merasa sedikit emosi dalam hati, namun aku tahu sifat Paula Li, dia juga tidak akan mungkin mempermalukan dirinya sendiri, sehingga aku terus menahan diri untuk tidak bertindak.
“Aku tidak tertarik akan bonekanya, pertaruhkan yang lain saja.”
Hei, cukup menarik, penonton yang berdatangan semakin banyak, Wade menarikku sejenak, lalu berdiri di sisi kain yang menggantungkan balon untuk mendapatkan sudut yang paling baik untuk menontonnya.
“Kak Neil, aku berani bertaruh denganmu, Kak Paula pasti akan menang.”
Tatapan Wade terlihat bergemilang, dia terlihat merasa senang diatas penderitaan orang lain, akupun menyenggol badan gemuknya itu.
“Jangan merasa senang terlalu awal, orang-orang ini sudah mempunyai trik sendiri, tenaga yang ditembakkan itu kecil, pelurunya juga ringan, balon yang terbentur mungkin tidak akan pecah.”
Wade terlihat tidak menghiraukannya sedikitpun dan hanya menyandarkan lengannya pada bahuku.
“Kak Neil, tunggu dan lihat saja, masalah kecil itu tidak akan mempengaruhi Kak Paula.”
Ucapan Wade ini sebaliknya memicu rasa penasaranku, sejujurnya, setelah mengenal Paula Li selama ini, aku tidak pernah melihatnya menembak sebelumnya.
Kemampuannya tidak jauh berbeda dengan Wade, aku tahu jelas akan hal ini, namun jika dia memainkan pistol seperti Wade......
Wade pernah menjadi prajurit sebelumnya, aku mengerti, namun mengapa Paula Li......
“Baiklah, wanita cantik, katakan, apa yang ingin kamu pertaruhkan?” Pemuda itu sudah membuka mulutnya, dirinya terus mendekati Paula Li seiring dengan ucapannya.
“Setiap dari kita menembak sepuluh peluru, pemenangnya adalah orang yang berhasil menembak lebih banyak targetnya.”
“Jika aku menang, kamu harus membersihkan kiosmu dan pergi, lalu tidak akan menipu lagi disini kedepannya.”
Saat Paula Li mengucapkan kalimat ini, wajah pemuda itu langsung memucat,”Sialan, siapa yang menipu, kusampaikan kepadamu, kamu sebaiknya lebih berhati-hati dalam berbicara, bos kami......”
Beberapa pengikutnya yang berada di sekitar mereka itu terlihat tidak senang dan bersikap ingin bertindak terhadap Paula Li.
Saat meliaht kami, dia langsung mengubah harganya menjadi sepuluh yuan untuk setiap tembakan, apalagi kalau bukan menipu, aku hanya tersenyum dingin dalam hati, untung saja ketuanya itu masih menyadarinya sedikit.
“Bagaimana kalau kamu kalah?” Eksrpesi pemuda itu terlihat sangat tegang, ia menatap Paula Li dengan senyuman aneh yang sulit dideskripsikan.
“Aku tidak mungkin kalah.”
“Bagaimana kalau iya?”
“Persyaratannya terserah padamu.”
“Baik.”
Bos muda itu merasa senang dengan ucapan “Persyaratannya terserah padamu” dari Paula Li, sehingga senyuman pada wajahnya pun semakin melebar.
Pertaruhannya dimulai, orang yang melihat keramaian ini pun semakin banyak, Paula Li dan pemuda itu kemudian mengangkat pistolnya pada saat yang bersamaan.
Novel Terkait
I'm Rich Man
HartantoCinta Tak Biasa
SusantiThe Revival of the King
ShintaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaAfter Met You
AmardaLoving Handsome
Glen ValoraThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali