The Break-up Guru - Bab 1 The Split-up Guru
“Sayang...... Aku masih ingin......”
Tubuh lembut yang berada dalam pelukan terus bergerak tidak tenang, suara manjanya terdengar di samping sisi telingaku.
Seiring dengan tubuhku yang bergemetar sejenak, segala hal yang berada di depan mataku terasa hambar.
Aku menyalakan sepuntung rokok, melihat wanita yang sudah tidak lagi muda namun masih saja mempesona, lalu tersenyum dengan sedikit perasaan terpaksa, kemudian berkata kepadanya, kita pergi mandi terlebih dahulu, lalu pergi keluar untuk mencari sedikit makan malam dan akan kembali memuaskanmu setelah kita pulang nanti, bagaimana?
Sambil berbicara, aku mengambil alat kontrasepsi bekas pakai dan melemparnya ke arah asbak, dia tersenyum hangat kepadaku, membungkus setengah tubuhnya dengan handuk mandi, berjalan ke kamar mandi dengan pinggang yang berliku, tidak lama kemudian, suara percikan air pun terdengar dari dalam.
Aku menghisap rokokku dengan mendalam, lalu melepas sebuah titik hitam kecil yang berada di atas lampu meja dan memasukkannya ke dalam kotak rokok.
Kamera lubang jarum ini merekam semua proses kejadian antara aku dan Miah Jiang di atas tempat tidur, namun lensa kamera berada pada posisi yang terlalu rendah hingga tidak mendapati wajahnya, tetapi tetap saja menampilkan setiap energinya dengan sangat mendetil.
Setelah mematahkan puntung rokok, ia menyalakan ponselnya, lalu mengirimkan video yang baru saja direkam.
Suara air yang berada di dalam kamar mandi terdengar terus mengalir, aku mengenakan pakaianku dan duduk di atas tempat tidur, lalu melihat ke arah waktu pada jam tanganku dengan tenang, satu menit, dua menit......
“Dong! Dong!”
Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar dari luar pintu, Miah Jiang yang sedang berada di dalam kamar mandi itu bertanya dengan sedikit tidak tenang,”Mengapa bisa ada yang mengetuk pintu? Neil Wu, cepat suruh dia untuk jangan mengetuk pintu!”
Aku tidak menjawabnya dan hanya terus menatap tajam ke arah pintu.
Pintu langsung ditendang dalam waktu singkat, seorang lelaki paruh baya membawa orang masuk, ia meliriku sejenak dan langsung bergegas menuju ke arah kamar mandi.
Miah Jiang kemudian ditarik dari dalam kamar mandi dalam waktu singkat, dia benar-benar tercengang, gugup menutupi dada dan bagian bawah tubuhnya, dia benar-benar kebingungan melihat orang-orang itu.
“Kak...... Kakak ipar...... Mengapa kalian bisa kemari?”
“Sialan! Mengapa kemari? Menurutmu, mengapa kami bisa kemari?”
Tamparan lelaki itu langsung menjatuhkan Miah Jiang ke tempat tidur, ia memberontak untuk beranjak berdiri, lalu bersujud di atas lantai dan memeluk lelaki tersebut sambil menangis serta berkata, suamiku, dengarkan penjelasanku! Neil Wu adalah pelangganku, kita datang untuk membahas bisnis, lalu aku mandi sejenak karena udara terasa terlalu panas.
Lelaki itu mendengus dingin, lalu menunjuk ke alat kontrasepsi yang berada di asbak dan berkata apakah dia terpaksa untuk melakukannya setelah datang mendikusikan urusan bisnis?
Sambil berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan menekannya sejenak, kemudian terdengar suara Miah Jiang yang sulit diterima oleh telinga.
“Suamiku...... Aku benar-benar akan segera mati karenamu! Cepat berikan kepadaku......”
Wajah Miah Jiang langsung memucat dalam sekejap, dia berpaling ke arahku dengan wajah yang terkejut, tatapannya terlihat penuh dengan rasa tidak percaya.
Aku malas melihatnya lebih lama lagi, sehingga akupun memasukkan ponselku ke dalam sakuku, beranjak berdiri, dan melangkah keluar dari kamar.
Tidak ada orang yang menghalangiku.
Suara amarah lelaki tersebut serta suara tangisan Miah Jiang terus mengecil, aku turun dengan lift, sepoian angin menghampiriku saat aku melangkah keluar dari pintu hotel, hatiku merasa jauh lebih lega.
Keesokan pagi harinya, aku menerima sebuah pesan transaksi, lima puluh ribu yuan dikirim ke dalam kartu bankku, ini adalah gajiku untuk kemarin malam.
Betul, suami Miah Jiang adalah bosku, dia bukanlah lelaki yang baik, dia hanya ingin bercerai dengan Miah Jiang lalu menikahi sekretarisnya, namun dia juga tidak ingin membagi hartanya, sehingga ia datang mencariku.
Namun Miah Jiang juga bukanlah wanita yang baik, jika tidak, dia juga tidak akan mungkin langsung semudah itu naik ke tempat tidur bersama dengan seorang lelaki yang baru saja ia kenal beberapa jam di bar.
Setelah melemparkan ponsel ke salah satu sisi, aku berjalan ke kamar mandi dan membersihkan diri dengan air yang sejuk, saat melihat ke arah bayangan wajahku di cermin, aku pun tiba-tiba merasa sedikit kebingungan.
Sejujurnya, aku tidak pernah menyangka bahwa diriku akan memilih jalan ini.
Sebenarnya, jurusanku di universitas adalah Jurusan Seni Pertunjukkan, pada saat aku baru saja tamat, aku mendapatkan tidak sedikit peran, namun keluargaku tidak kaya dan tidak mempunyai latar belakang apapun, menjadi terkenal itu adalah sebuah mimpi yang tidak mungkin tercapai.
Akhirnya, seorang temanku mencariku dan berkata bahwa dia mempunyai banyak sekali agen yang serupa seperti detektif pribadi, tugas utamanya adalah menyelesaikan beberapa masalah yang mempersuit pelanggan, jurusan dan persyaratanku kebetulan sekali cocok. Sehingga kami berdua akhirnya membuka sebuah kantor khusus menyediakan jasa bagi pelanggan yang ingin bercerai, pekerjaan ini juga tidak tergolong terlalu buruk.
Aku menyebut diriku sebagai detektif pribadi, namun sebenarnya aku hanyalah orang yang berjalan di ambang hukum. Banyak sekali pasangan suami istri saat ini yang ingin mencari bukti bahwa pasangan mereka berselingkuh, banyak juga orang yang tidak ingin bercerai dan membagikan hartanya, ada juga beberapa lelaki yang ingin berpisah dengan selingkuhannya, semua ini berada dalam ruang lingkup pekerjaanku.
Ponselku berdering di tengah kebingunganku, aku menjawabnya, lalu terdengar suara serak seorang lelaki paruh baya.
“Tuan Wu?”
Aku tercengang sejenak, lalu bertanya kepadanya siapakah dirinya ini?
“Aku bermarga Zhang, kita tidak saling mengenal, namun ada orang yang memberikan nomor ponselmu kepadaku dan berkata bahwa Tuan Wu dapat membantu orang lain dalam mengurusi sedikit masalah yang merepotkan, tidak tahu apakah ini benar atau tidak.”
Aku kebetulan sedang menggosok gigiku, pada saat aku mendengar pelanggan datang mencariku, aku langsung bergegas berkumur dan berjalan keluar dari kamar mandi, lalu menjawabnya tentu saja. Namun jika orang lain yang memperkenalkannya kemari, maka aku perlu menjelaskan standar harganya terlebih dahulu kepada Tuan Zhang, bukan? Uang pangkalnya sebesar sepuluh ribu yuan, tidak peduli apakah permasalahannya berhasil diselesaikan atau tidak, uang pangkal ini tidak akan dikembalikan.
Dia berkata baik, sepuluh ribu yuan tidak akan mnejadi masalah.
Aku hanya tertawa, lalu memberikan alamat kantorku kepadanya dan bertanya apakah ia mempunyai waktu untuk kemari atau tidak. Namun dia berkata bahwa dia kini sedang sangat sibuk, jika tidak keberatan, maka aku boleh pergi mencarinya.
Pelanggan adalah raja, aku langsung menanyakan posisinya tanpa merasa ragu.
Tempatnya adalah sebuah klub pribadi di daerah pinggiran kota, aku pernah mendengar orang lain mengungkitnya sebelumnya, biaya tahunan itu dimulai dari ratusan tahun. Kamu tidak hanya cukup dengan mempunyai uang yang banyak, mereka tidak akan menerima orang yang tidak mempunyai kedudukan dan latar belakang.
Namun setelah terjun dalam pekerjaan ini untuk waktu yang sangat lama, aku sudah mulai terbiasa dengan hal-hal seperti in, pelangganku umumnya sangatlah kaya, jika tidak, mereka juga tidak akan merepotkan diri hanya karena permasalahan pembagian harta untuk perceraian.
Setelah merapikan diri, aku mengendarai mobilku dan bergegas pergi ke klub tersebut, mengatakan kepada resepsionis bahwa aku datang mencari Tuan Zhang, nona yang beretiketpun langsung membawaku pergi ke sebuah ruang VIP.
Seorang lelaki paruh baya sudah sedang duduk di dalam dan menungguku, aku berjalan menghampirinya, ia kemudian menunjuk ke arah sofa yang berada di seberangku dan mempersilahkan diriku untuk duduk.
Dia terlihat berumur empat puluh tahunan, tinggi kurus, penampilan yang tidak buruk, tergolong sebagai paman yang umumnya disukai oleh wanita-wanita kecil. Tangannya dilengkapi oleh jam tangan Tourbillon dari Cartier, aroma Burberry London serta aroma rokok yang memudar, tampilannya terlihat sedikit sombong, namun tidak menghilangkan daya tariknya.
Namun wajahnya terlihat terus tidak berekspresi, aku tidak bisa menebak isi pikirannya, sepertinya dia ingin berpisah dengan istrinya, lagipula, lelaki seperti ini tidak akan mengalami kesulitan jika ia ingin kembali ke masa mudanya dan berkencan dengan seorang gadis beruur tujuh hingga delapan belas tahunan.
Dia terus terdiam, sehingga aku hanya bisa berinisiatif untuk berdiri dan mengulurkan tangan, lalu berkata halo, Tuan Zhang.
Namun dia tidak berdiri untuk bersalaman denganku, bahkan tidak melirikku sedikitpun, aku mengeluarkan sepuntung rokok dari sakuku dan perlahan menyalakannya. Salah satu tanganku terus menggantung, aku tidak tahu apakah aku harus membiarkannya atau menariknya.
Aku menajamkan tatapanku dan mulai merasa sedikit tidak senang, aku merasa orang ini benar-benar pintar berpura-pura, namun dia adalah orang yang kaya dan berkuasa, menyepelekan orang sepertiku ini adalah sebuah hal biasa.
Setelah menarik tanganku kembali dengan perasaan canggung dan duduk di sofa, aku bertanya,”Tuan Zhang, apa yang perlu aku lakukan untukmu?”
Dia tidak berbicara dan hanya mendorong ponselnya ke depan hadapanku, aku mengambilnya dan melihat selembar foto pada layarnya. Orang itu adalah seorang gadis yang sangat cantik, terlihat berumur dua puluh tahunan, tergolong sebagai sejenis perempuan yang disukai oleh berbagai jenis lelaki.
Setelah terus melihatnya, beberapa lembar foto selanjutnya adalah foto dirinya, salah satunya adalah foto dimana ia berada dalam pelukan lelaki lain dan sedang tersenyum hingga matanya menyipit, dapat dilihat bahwa suasana hatinya pada saat itu cukup baik.
Namun tidak tahu mengapa, aku selalu saja merasakan sebuah perasaan akrab saat melihat foto wanita ini. Namun aku tidak menatakannya, mengembalikan ponselnya kepada lelaki paruh baya itu, lalu tersenyum dan berkata, TuanZhang, maaf sudah berterus terang, namun istrimu ini sangat menawan, aku tidak mengerti mengapa kamu ingin bercerai dengannya.
“Istriku sedang menemani putriku melanjutkan studinya di Australia, dia hanyalah kekasihku.”
Aku kebingungan, lalu menganggukan kepala dan memohonnya untuk melanjutkannya.
Tidak disangka, ia langsung mengeluarkan selembar cek dari sakunya dan melemparkannya ke depan hadapanku.
“Pada saat aku baur saja mengenal Kaylie, dia masih sedang berkuliah, dia terus mengikutiku selama beberapa tahun ini, aku membawanya ke dalam dunia bisnis dan pernah berpikir untuk mencari orang dalam lingkaran ini untuk mempopulerkan dirinya. Namun dia bersikap semakin keras kepala belakangan ini, bahkan sudah mulai mempengaruhi keluargaku. Tuan Wu, ini adalah cek dengan nilai dua puluh ribu yuan, anggap saja sebagai uang pangkal, jika kamu dapat membuantya berpisah denganku dengan tenang, uang tidak akan menjadi permasalahan.”
Setelah mendengar ucapannya ini, aku pun langsung mengingatnya, bukankah wanita ini adalah selebriti kelas C yang baru saja membintangi drama idola para pemuda? Jika dia tidak salah mengingat, maka namanya seharusnya adalah Kaylie Lin.
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoDoctor Stranger
Kevin WongIstri Pengkhianat
SubardiCinta Seorang CEO Arogan
Medelline1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali