The Break-up Guru - Bab 72 Wanita Gila
Aku sebelumnya melakukannya tanpa bantuan siapapun di kantor, walaupun dirinya yang masuk membawa pesanan makanannya itu memutuskan prosesku dalam mengecek datanya, namun aku tetap saja tidak menghentikan tindakanku.
Aku tidak bisa membiarkan seseorang yang benar-benar tidak kupahami menetap di sisiku, benar-benar sudah terlalu berbahaya.
Terlebih lagi, sebelum aku bisa memahami seberapa banyak hal yang Paula Li sembunyikan dariku, aku juga tidak bisa memutuskan bagaimana sikapku dalam menghadapi dirinya.
Namun, tidak disangka bahwa data Paula Li yang sesungguhnya itu bahkan lebih rumit daripada yang kubayangkan.
Aku berdiri di depan pintu pemukiman kecil yang berjarak kurang dari seribu meter dari kantor kami, pemukiman ini terlihat sangat mewah, dilengkapi dengan gerbang yang dijaga oleh seorang security.
Waktu terus berjalan, Paula Li masih berbaring di rumah sakit, setelah mempertimbangkannya, aku pun memberikan sepuntung rokok kepada security tersebut.
“Saudaraku, aku datang untuk membantu kekasihku mnejemput ibunya, aku berangkat terlalu tergesa-gesa hingga lupa membawa kartuku, bisakah kamu mempersilahkanku masuk?”
Security itu tidak mengambil rokoknya, ia perlahan melirik arah atas di sudut kananku, lalu menggelengkan kepalanya kepadaku, aku melihat ke arah tatapannya, ternyata adalah sebuah CCTV dengan kualitas tinggi.
Setelah berpikir sejenak, aku menyimpan rokokku, lalu memiringkan tubuhku, aku jauh lebih tinggi dibandingkan security tersebut, hanya dengan berdiri seperti ini saja, aku sudah menghalangi dirinya, suhu hari ini sangatlah dingin, sehingga tidak banyak orang yang berdiri di luar.
“Saudaraku, bantulah aku, jika aku tidak membawa ibu dari istriku pergi hari ini, sepertinya dia sudah tidak bisa menunggu lagi, hanya seorang wanita gila di gedung 204 itu,”aku berbisik sambil menyodorkan setumpuk uang ke tangan security tersebut.
Itu adalah semua uang yang ada pada diriku, security pemukiman mewah seperti ini pasti sudah berpengalaman, sehingga aku pun langsung menyuntikkan obat yang menghadirkan reaksi kuat pada dirinya.
Ekspresi security itu terlihat tercengang sejenak, ia pun langsung mengulurkan uangnya dan memasukkannya ke dalam sakunya.
“Katakan lebih awal kamu datang untuk menjemput wanita gila itu, dia selalu saja tidak bisa tidur dan menangis hingga berteriak histeris setiap harinya, tetangga di sekitarnya sering mengajukan keluhan, cepat bawa dia pergi, sebaiknya jangan bawa ia kembali lagi.”
Security berbicara sambil membungkukkan punggungnya dan membukakan pintunya dengan kartu keamanannya, aku hanya menganggukan kepalaku dan bergegas masuk.
Sepertinya data yang kudapatkan itu benar-benar tepat, namun ibu Paula Li benar-benar sangat gila, bahkan jauh melebihi perkiaraanku.
Suhu sedang sangat dingin, tidak ada satu orangpun di jalanan, aku pun langsung berlari masuk menuju gedung yang pertama.
Gedung kedua nomor empat, rumah yang berada di sudut, yang kebetulan tersembunyi dari ruang lingkup pandangan orang lainnya, aku melihat ke arah belakang sekali lagi, tidak ada orang, aku kemudian mengeluarkan kawat bes dari sakuku, Paula Li yang mengajarkan trik ini padaku, tidak kusangka, aku ternyata hari ini menggunakannya pada pintu rumahnya sendiri.
Aku merasa sangat sinis dalam hati, namun ketika aku teringat kembali akan Paula Li yang berada di rumah sakit, hatiku pun kembali terasa sesak.
“Deng——” Kuncinya terbuka, aku berhati-hati melangkah masuk ke dalam rumahnya, hari ini adalah hari Minggu, mungkin akan ada pembantu yang menjaga ibu Paula Li.
Namun, saat aku melangkah masuk, aku melihat sebuah pemandangan yang membuat hatiku terasa pilu.
Kepalaku terasa mengebas, seorang wanita tua yang mengenakan sepotong kain sutra tipis kini sedang terikat kuat pada kursi, dengan mulut yang disumbat oleh sepasang kaus kaki, ia bersikeras ingin bergerak, namun kedua kaki dan kedua tangannya sedang terikat kuat.
Sedangkan di sisi lain sofa terdapat seorang wanita yang sedang berbaring dan mengenakan seragam pembersih, ia sedang tertidur lelap sambil dibungkus oleh selimut tebal.
Wanita itu mungkin melihat diriku yang merupakan orang asing, sehingga emosinya pun menjadi emakin agresif, ia bersikeras bergerak, hingga kursinya akhirnya terjatuh ke arah belakang, mengeluarkan suara yang sangat besar, dan membangunkan pembantu yang sedang tertidur di sofa.
Aku menyingkir dan langsung berdiri di balik dinding, aku melihat pembantu itu langsung melampiaskan emosinya kepada wanita tua itu hingga meninju dan menendangnya.
“Dasar wanita gila, apakah kamu tidak bisa membiarkanku tidur dengan tenang? Apakah menjagamu itu semudah itu, kamu memaksaku untuk menghabiskanmu, bukan, dasar benda tua!” Ia berbicara sambil mencubit lengan wanita tua itu, bahkan menamparnya.
Walaupun wanita tua itu gila, namun ia masih tahu rasa sakit, matanya terus berkedip hingga meneteskan air matanya.
Saat teringat Paula Li kini sedang kesakitan di rumah sakit, lalu ibunya sedang tersiksa seperti ini di sini, aku merasa dunia ini benar-benar terlalu hncur, aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku melangkah maju dan langsung menendang bokong pembantu tersebut.
Ia langsung terjatuh hingga terduduk di atas lantai, lalu berpaling dan menatapku dengan ekspresi terkejut,”Kamu, siapa kamu......Tolong...... Tangkap pencurinya!”
Karena sudah tidak mempunyai energi untuk saling beradu dengan wnita itu aku langsung menghantam bagian lehernya hingga ia sepenuhnya memejamkan matanya.
“Huh, Bibi, jangan takut, aku datang untuk membawamu pergi menyelamatkan putrimu, Paula Li.” Aku berbicara sambil melepas tali pada tubuh wanita itu, lalu mengeluarkan kaus kaki bau itu dari mulutnya.
Ia terus bergerak mundur,”Jangan kemari...... Ah...... Ah......Tolong! Tolong!”
Jika ia terus berteriak seperti ini, jangan bicarakan tetangga kemari, bahkan menyelamatkan Paula Li saja tidak akan sempat.
“Bibi! Tenangkan dirimu, kita harus pergi menyelamatkan putrimu, Paula Li, Paula Li, apakah kamu lupa?!”
Aku berbicara sambil mengeluarkan ponselku, di dalamnya terdapat fotoku bersama dengan Paula Li, serta Wade, ketika kita pergi berlibur ke Hainan.
Wanita tua itu langsung menenangkan dirinya ketika melihat foto tersebut, lalu merebut ponselku.
“Paula...... Paulaku......” Ia tersenyum, menunjuk ponselku sambil tersenyum padaku.
Aku menganggukan kepalanya dan menggandengnya,”Betul, aku adalah teman Paula Li, aku akan membawamu pergi mencarinya, bagaimana?”
“Baiklah, pergi mencari Paula, mencari Paula......”Wanita tua itu menggenggam ponselku, hingga akhirnya berjalan keluar dari rumahnya bersama denganku.
Ketika tiba di pintu gerbang, security melirikku seenak, ia langsung mempersilahkanku tanpa berniat menghalangiku.
Tidak tahu setelah berapa lampu lalu lintas yang diterobos, kita akhirnya tiba di rumah sakit.
Di depan pintu ruang gawat darurat, Wade terlihat menunggu hingga matanya memerah,”Kak Nel, kamu akhirnya datang juga......”
“Paula Li baik-baik saja, bukan?” Aku memotong ucapan Wade.
Wade menggelengkan kepalanya,”Dia masih belum disyok sampai saat ini, namun jika masih belum ada darah yang bisa disalurkan, maka prosedur operasi ini tidak bisa dilaksanakan......”
“Dimana susternya, cari dia, sampaikan kepdanya aku sudah menemukan darah dengan golongan rhesus negatif.”
Wade tercengang,”Benarkah, Kak Neil, wanita gila yang ini? Kamu tidak bercanda, bukan, astaga! Aku akan segera pergi!”
Wade baru saja mengatakan “wanita gila”, lenganku pun langsung digigit mengenaskan oleh wanita ini.
Sepertinya dia masih mempunyai kewarasan, aku menarik jaket yang menutupinya, lalu menatap matanya dan berbicara dengan serius kepadanya,”Bibi, kita kini akan pergi menyelamakan Paula Li, jadi lenganmu mungkin harus disuntik oleh jarum kecil, lalu mengambil sedikit darahmu untuknya, apakah kamu takut?”
Wanita itu menggelengkan kepalanya dan melepaskan lengan Wade,”Aku tidak takut, aku tidak takut akan apapun demi menyelamatkan Paula.”
Akupun menghela nafas lega,”Wade, cepat panggil suster.”
Wade yang baru saja bertemu dengannya itu langsung tertimpa kesialan, ia mengelus lengannya dan berjalan lebih cepat dibandingkan kelinci, lalu bergegas memanggil suster tersebut.
Walaupun suster tersebut merasa sedikit aneh melihat penampilan ibu Paula Li yang berantakkan, namun menyelamatkan nyawanya lebih penting, setelah memastikan golongan darahnya sudah tepat, ia pun segera pergi menyibukkan diri di dalam, aku menekan lubang jarum pada lengan wanita tua itu, lalu menyadari bahwa ia benar-benar tenang di sepanjang prosesnya, ia tidak memberontak ataupun menangis, tidak terlihat gila sedikitpun.
“Bibi, istirahatlah sejenak di sini, Paula Li akan segera keluar, mengerti?”
Wanita itu menganggukan kepalanya, lalu menatap ke arah pintu gawat darurat dengan sangat serius.
“Kak Neil, apakah ini ibu dari Kak Paula?” Wade terlihat tidak percaya, ia menarikku ke samping dan berbisik menanyakannya, aku hanya menghela nafasku dan menganggukan kepalaku.
Jika datanya tepat, maka ketragisan orang tuanya yang pernah Paula Li katakan sebelumnya itu adalah sungguhan.
Novel Terkait
That Night
Star AngelEternal Love
Regina WangCinta Dan Rahasia
JesslynGue Jadi Kaya
Faya SaitamaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCinta Tak Biasa
SusantiMy Cold Wedding
MevitaThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali