The Break-up Guru - Bab 86 Tumor Beracun

Setelah keluar dari rumah sakit, rasa hangat kemudian meninggalkanku, udara dingin berhembus, aku tidak bisa menahan diri kemudian gemetar.

Apa kabar kak Neil! Beberapa orang pria, memakai pakaian hitam, melihat diriku kemudian memberi hormat padaku, selain Wade, ada berapa orang yang bisa kuperintah, hanya saja kesetiaan mereka masih diragukan.

Ya, ingat, tugas kalian adalah menjaga wanita yang tinggal di kamar 206 di lantai 20, ada informasi yang sangat penting pada wanita itu.

Tidak boleh sampai menyeret wanita itu pada dirinya, bagaimana jika suatu hari orang-orang ini berpikir untuk membalaskan dendamnya padaku maka mereka pasti akan melakukannya pada Paula Li.

Beberapa orang itu dengan cepat meninggalkan tempat itu, tidak peduli bagaimanapun, dengan adanya orang-orang ini berjaga-jaga di tempat ini, keamanan wanita itu setidaknya lebih terjamin.

Tetapi jika dia tahu kalau aku telah mengirim mafia mafia ini melindungi polisi seperti dirinya, wanita itu pasti tentu akan menghajarku.

Akan tetapi, bagus sekali jika tidak terjadi apapun padanya.

Diluar semakin gelap, angin juga berhembus semakin kencang, sepertinya waktulah yang akan menyelesaikan semuanya.

Sudah terlalu larut, selain penjual bubur yang berjualan di luar rumah sakit, tidak ada lagi yang lain.

Aku kemudian membawa 2 mangkok bubur, membeli beberapa butir telur rebus, kemudian naik ke atas.

Setelah apa yang terjadi barusan, bagaimanapun aku merasa kalau kamar wanita ini bukanlah tempat yang aman.

Terlebih lagi, wanita ini selalu melakukan sesuatu yang di luar dugaan semua orang, siapa tahu. Wanita itu telah menyembunyikan sesuatu dariku waktu itu, dia bakal berpikir melakukan sesuatu di belakangku.

Sambil membawa bubur kembali ke kamar, ibu Paula Li langsung tersenyum ketika melihatku.

Menantuku, kamu sudah kembali, tadi Paula Li berusaha mengusirmu, dia bermaksud menyembunyikanmu dariku, aku tahu, dia malu......

Tangan wanita itu bergerak dengan lincah, jika bukan karena Paula Li yang menghentikannya, mungkin wanita itu sudah berlari ke arahku dan memelukku.

Mungkin waktu itu ketika aku menyelamatkannya dari pembantu yang jahat, wanita itu sudah memiliki perasaan suka pada diriku.

Ibu, ayo makan sedikit. Paula Li sejak dulu tidak pernah bersikap segan padaku, wanita itu kemudian mengambil bubur dari tanganku menyuapkannya pada ibunya.

Seperti memperlakukan anak kecil, beberapa tahun ini, dia sepertinya selalu melewati hari-hari seperti ini, membuat dirinya menjadi seperti seorang ibu, kemudian memperlakukan ibunya yang sepertinya mengalami begitu banyak siksaan seperti anak kecil.

Menantuku, aku juga ingin kamu menyuapiku! Tiba-tiba saja suara ibu Paula Li membuat lamunanku terhenti.

Aku mengangkat wajahku, melihat ibu Paula Li mendorong tangan Paula Li, kemudian melihat ke arahku.

Ini...... aku tidak keberatan, tetapi wajah Paula Li terlihat sangat masam.

Ibu, biar aku saja yang menyuapimu, aku sudah menyuapimu bertahun-tahun, mengapa hari ini kamu tidak bisa makan karena aku menyuapimu?

Nada suara Paula Li terdengar agak tegas, ibunya kemudian menangis.

Ah, Paula Li kamu lagi lagi menggangguku, kamu tidak menyukaiku, semua menyalahkanku karena aku kotor, suamiku! Suamiku! Jangan pergi! Suamiku! Jangan!

Ibu Paula Li kemudian memeluk kepalanya dan bersembunyi di sudut ranjangnya, wajahnya terlihat sangat ketakutan.

Kalian jangan mendekatiku, ah! Ah! Jangan mendekat! Ah! Suara jeritan wanita itu sangat memekakkan telinga, tapi ekspresi gugup di wajahnya malah membuat hati orang yang melihatnya seperti tertusuk.

Penderitaan yang sangat sulit diterima, melihat suaminya terbunuh dengan mata kepalanya sendiri, sementara dirinya diperkosa oleh sekelompok pria di hadapan anak perempuannya......

Aku kemudian mengambil bubur dari tangan Paula Li, aku lantas berjalan mendekati ranjang wanita itu.

Bibi, kamu jangan takut, bibi, ini aku, aku adalah menantumu, tidak ada yang melukai dirimu, Paula Li baik-baik saja, kita semua baik-baik saja. Ayo ke sini, aku akan menyuapimu.

Sudah lama aku tidak mendengar suara lembut kusendiri, sesaat membuat aku teringat ketika aku pertama kali tiba di kota ini, ada perasaan takut ketika menghadapi orang-orang.

Wanita itu kemudian menjadi tenang, Menantu? Apakah kamu adalah suami dari Paula Li, kamukah yang datang menyelamatkanku, dan juga yang menyelamatkan Paula Li?

Aku kemudian mengangguk, wanita itu akhirnya tertawa, mata yang basah karena air mata kemudian tersenyum, dia gila, dan juga bodoh.

Hahaha, menantuku menyuapiku makan! Senang sekali, benar-benar sangat senang! Sambil mengatakannya dia kemudian melahap bubur yang aku sodorkan padanya.

Sesendok demi sesendok, perlahan-lahan aku menyuapi ibu Paula Li, sementara Paula Li terus berada di belakangku, tidak mengatakan apapun.

Setelah menghabiskan semangkuk bubur, akhirnya ibu Paula Li menjadi tenang, tetapi wanita itu sudah lelah, setelah minum dia kemudian berbaring dan tidur.

Aku kemudian menyelimutinya, ketika aku berbalik aku melihat Paula Li melihatku dengan tatapan aneh.

Ada apa, tidak senang aku menyuapi ibumu?

Paula Li menggelengkan kepalanya, aku juga tidak bertanya lagi, kemudian menyerahkan bubur padanya, Setelah makan istirahatlah, besok, seharusnya mereka bisa memperlihatkan kartu mereka.

Mengatakan hal tersebut aku kemudian berjalan keluar, Paula Li tiba-tiba saja menjulurkan tangannya dan menahanku.

Daftar nama itu memang tidak ada pada diriku, aku tidak tahu darimana Melsy Lin mendapatkan informasi, dan datang mencariku.”

Aku tahu, aku percaya padamu. Aku kemudian berbalik, dan tertawa.

“Paula Li, apa yang tidak ingin kamu katakan aku juga tidak ingin memaksamu, akan tetapi aku ingin membantumu, mengapa, mungkin karena kita berdua sudah terseret karena masalah ini, mungkin karena semua orang mengatakan kalau kamu bersikap sangat baik padaku, dan aku tidak seharusnya mengecewakanmu......

Mendengar hal ini wanita itu kemudian menjadi gugup, Siapa yang bersikap baik padamu?!

Sangat jarang bisa melihat ekspresi dimana dia kehilangan kendali pada dirinya sendiri, aku kemudian tersenyum, Baiklah, kamu tidak bersikap baik padaku, kamu bersikap sangat buruk padaku, aku suka menghancurkan diriku sendiri, oleh karena itu aku ingin bersama denganmu.

Paula Li tidak mengatakan apapun lagi, hanya saja tangannya seperti terbakar, tiba-tiba saja dia melepaskan tangannya.

Setelah diam beberapa saat, Paula Li kemudian sambil makan bubur mengatakan sesuatu, Kamu seharusnya sudah tahu, sesuatu yang terjadi pada keluargaku ketika SMA 1.

Aku mengangguk, menunggu dia melanjutkan perkataannya, Melsy Lin tidak tahu di mana daftar nama itu berada, sekarang sudah tengah malam, dia tidak mungkin memerintahkan orang datang dan membawa wanita ini, larut malam ini, Paula Li akhirnya membuka pintu hatinya, kemudian mengatakan masalah ini.

Ayahku adalah seorang pengedar narkoba, dia juga bisa dikatakan sebagai bandarnya. Ketika Paula Li mengatakannya semuanya terdengar sangat dingin.

Wanita itu kemudian mengulum buburnya, dia lantas tersenyum, hanya saja senyumannya terlihat sangat pahit.

Tetapi aku baru mengetahuinya ketika dia sudah meninggal. Banyak sekali orang yang datang ke rumah kami, aku juga tidak tahu darimana mereka mendapatkan kunci itu, hari itu baru saja melewati ujian bulanan, hari itu juga hari ulang tahun ibuku, ayahku jarang sekali kembali, kita semua duduk bersama dan makan malam bersama.

Tangan wanita itu sedikit gemetar, tetapi dia tetap meneruskan perkataannya.

Akhirnya orang-orang itu tiba-tiba saja menerobos masuk, mereka menahan ayahku terlebih dahulu, kemudian menghajarnya mati-matian, mengatakan kalau dia telah menyeludupkan sesuatu secara diam-diam, jika dia mengeluarkannya, mereka akan melepaskannya setelah memotong tangannya.

Paula Li sudah menghabiskan buburnya, wanita itu meletakkan mangkuknya, dia lantas melap bibirnya.

Sepertinya jumlah dari barang itu cukup besar, oleh karena itu orang-orang itu bisa menggunakan cara apapun agar benda itu bisa di dapatkan mereka, mereka memukulnya, setengah mati, mematahkan jari-jemari ayahku satu demi satu, kemudian menggunakan tang menjepit jari jari kakinya......

Suara Paula Li terdengar gemetar, hatiku seperti tertusuk, aku tidak bisa menahan diri kemudian melangkah maju dan menyentuh tangannya.

Kali ini dia tidak mendorongku, karena sekarang dia seperti seseorang yang sangat tidak memiliki harapan, mengingat kembali pengalaman buruk yang dulu dirasakannya membuatnya tidak bisa menahan diri dan menggila.

Aku berpikir untuk menghentikan perkataannya, tetapi jika benda itu tidak dibiarkan keluar maka akan menjadi tumor beracun aka tetap berada di dalam perutnya, pada suatu hari tumor itu akan menghabisi dirinya.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu