The Break-up Guru - Bab 95 Kembali
Supir itu baru terdiam setelah melihat aku tidak ingin berbicara, ekspresi wajah terlihat sangat tidak senang, saat turun dari taksi melihat aku tidak punya uang di kantong wajahnya pun terlihat semakin tidak senang.
“Bagaimana ini, datang mencari Ketua Departemen Zhao, Apakah kamu tidak membawa satu sen pun?”
Nadanya yang mengejek, dan raut wajahnya yang terlihat menghina, kalau dahulu, aku pasti sudah menamparnya dengan kuat, tapi sekarang malah sama sekali tidak memiliki pemikiran seperti itu.
Saat hendak menelepon Wade untuk meminta dia untuk mengirimkan uang kepadaku, tiba-tiba pada saat itu juga, ada sebuah tangan mengulur dari samping.
“Ini, ambil uangnya dan enyahlah.” Aku menolehkan kepala, orang itu adalah Yongki Zeng.
Sudah lama tidak bertemu, wajahnya bertambah satu buah bekas luka, dia pun terlihat semakin muram.
Aku menganggukkan kepala, lalu berjalan mengarah ke dalam rumah Keluarga Zhao, namun Yongki mengulurkan tangan dan menarik aku.
“Kenapa kamu masih datang kemari? Jangan-jangan kamu mengira Frenky Zhao itu benar-benar akan percaya kepadamu, dia tidak akan mempercayai kamu dengan begitu mudah, kamu ke sana juga hanya dianggap seperti kambing hitam saja seperti Ayah Paula Li pada saat itu.”
Aku tidak tahu mengapa Yongki Zeng tiba-tiba mengatakan ini kepadaku, aku juga tidak ingin tahu.
Menghempaskan tangannya terus berjalan ke depan, tapi sikap Yongki Zeng sangat keras, terus menarik tanganku dan tidak berencana melepaskannya.
“Yongki Zeng, aku tidak tahu apakah kamu diutus Melsy Lin, atau siapapun itu, tidak peduli siapapun itu, beritahu dia, masalah aku tidak perlu dia yang atur.”
Sambil ngomong aku menghempaskan tangan tersebut dengan kuat, jika tidak datang langsung tentu saja ada peluang menang, tapi itu masih belum cukup.
Bagaimana jika Frenky Zhao menemukan kabar yang disebarkan Wade, nanti berusaha menahannya?
Bagaimana jika Frenky Zhao menyadari ada yang tidak beres, dan langsung melarikan diri?
Aku tidak bisa bertaruh seperti inil, lebih dalam lagi, sekarang aku sebenarnya tidak peduli dengan nyawaku ini.
Bahkan jika aku berhasil menyelesaikan masalah Paula Li ini, aku akan menghelakan nafas dengan lega, bagaimanapun, aku berhasil menebusnya dengan sedikit.
Sampai di depan pintu rumah Keluarga Zhao, sepertinya Frenky Zhao juga sudah memberikan perintah, jadi tidak ada orang yang menghalangi aku, tidak ada orang yang memeriksa aku juga.
Membawa flashdisk dan pistol masuk ke dalam, kali ini akhirnya tidak bertemu di ruang tamu rumah Keluarga Zhao lagi, tapi di dalam ruang buku.
Frenky Zhao sendiri di dalam, sambil melihat buku dalam rak buku yang ada di belakang kursi.
Aku tidak memanggilnya, menahan sikap impulsif untuk langsung mengeluarkan pistol dari dadaku, tidak boleh membiarkan dia mati dengan begitu saja.
Kalau Paula Li sendiri, juga tidak akan membiarkan dia mati dengan begitu saja, terlalu mudah baginya.
“Wah, coba kamu lihat buku ini, Neil Wu.” Frenky Zhao sepertinya dari awal sudah tahu aku sudah datang, namun ia tetap membelakangi aku, namun mengulurkan tangan dan melambaikan tangan padaku.
Aku mendekat dan lihat, itu adalah buku The Count of Monte Cristo, aku tidak banyak membaca buku saat aku kuliah, tapi setelah mengambil mata kuliah pendidikan umum, untuk melengkapi nilai, pada semester akhir harus memainkan sebuah adegan dari sebuah karya besar.
Kelompok kami memainkan sebuah adegan dari Count of Monte Cristo, Pemeran utama pria dikhianati dan menghabiskan masa 13 tahun yang seperti mimpi buruk di dalam penjara, dia ingin meninggalkan semua standar "benar" dan "salah" yang dia yakini, dan membalas dendam pada mereka yang telah mengkhianatinya. dibawah bantuan teman narapidana yang tak bersalah, Dantes merencanakannya dan berhasil melarikan diri dari penjara. Sejak saat itu, Edmund Dantes menjadi sseorang "Pangeran Monte Cristo" yang misterius dan kaya raya, dengan kecerdasan dan kekejamannya, Dantes dengan cerdik masuk ke kalangan kelas atas di Prancis, selangkah demi selangkah ia menghancurkan mereka yang telah memanipulasi dan memperbudakannya dengan satu per satu.
“Kenapa, Tuan Zhao, kamu merasa aku seperti pejuang yang akan membalas dendam?” aku merasa bahwa semua keterampilan akting yang sudah aku pelajari dalam hidupku ini telah digunakan pada saat in, aku ingin membunuhnya, tetapi aku tetap harus menghadapinya dengan tersenyum.
Frenky Zhao menaruh buku itu kembali, “Oh, ternyata kamu pernah melihatnya, aku merasa kamu tidak mirip dengan pejuang, tapi mungkin saja sangat ingin membalas dendam.”
Frenky Zhao menolehkan kepalanya, sambil tersenyum, “Apakah benar, Neil Wu?”
Aku sangat senang dia begitu menunda-nunda, jadi aku hanya perlu sambil mengikuti dia saja.
“Wah, tapi aku tidak mendapatkan bantuan teman narapidana, sebaliknya, aku dipukuli oleh banyak orang, sepertinya aku tidak seberuntung pemeran utama pria di buku."
Frenky Zhao tertawa, langsung menarik aku dan duduk di kursi.
“Kalau begitu bagaimana aku membantu kamu? Di atas sana terdapat banyak orang, dari dulu aku sudah ingin menjatuhkan mereka.”
Ternyata maksud Frenky Zhao seperti ini, sepertinya apa yang dikatakan Yongki Zeng itu benar, dia benar-benar ingin menjadikan aku sebagai kambing hitam.
“Wah, apakah Tuan Zhao bermaksud untuk mempergunakan aku sebagai senjata?” Aku duduk dengan aman di tempat duduk tersebut sambil mengangkat kepala memprovokasi dia.
Frenky Zhao mengangkat alisnya, melepaskan tangannya yang menekan bahu aku tadi.
“Tentu saja bukan, hanya memberikan kamu sebuah kesempatan untuk membalas dendam, dan juga memberikan diriku sendiri sebuah kesempatan untuk memanjat ke atas.”
Frenky Zhao mengatakannya dengan terus terang, kalau bukan karena aku sudah tahu kemunafikannya, aku mungkin saja akan mempercayainya.
Apa kata Yongki Zeng benar, si Frenky Zhao ini tidak mungkin benar-benar percaya padaku, sekarang ini dia hanya ingin mengantar aku ke pintu kematian saja, jika aku bisa menjatuhkan orang, dia juga bisa naik pangkat.
“Baik, tapi Tuan Zhao, untuk menunjukkan ketulusan, bisakah beritahu aku ada siapa lagi?”
Frenky Zhao tersenyum, “Kenapa bukan kamu yang menunjukkan ketulusan kamu, sepertinya kamu yang bekerja untuk aku.”
“Paula Li sudah meninggal, masih belum cukup menunjukkan ketulusan aku kah?”
Aku berkata seperti demikian, Frenky Zhao pun tertegun, lalu ia memberi respon, “Baik, kalau begitu kamu katakan, kamu ingin mengetahui siapa saja?”
Headset yang ada di telinga selalu melakukan transmisi pada saat yang sama, dan juga kamera yang ada di kerah.
"Mereka yang berpartisipasi dalam mengelapkan barang itu 11 tahun lalu."
Frenky Zhao ragu-ragu sebentar, “Kamu sekarang tahu mereka semua juga tidak sanggup mengalahkan mereka, aku beritahu dua orang kepadamu, Mark Lee, Ed Zhang.”
Aku tidak kenal, tapi terdengar suara terkejut dari headset, sepertinya adalah tokoh besar juga.
Mendapatkan nama 2 orang lagi, sudah cukup, aku menganggukkan kepala.
"Baiklah, aku akan kembali untuk mencari informasi tentang mereka berdua, lalu aku akan mencari cara untuk mendapatkan bukti mereka."
Frenky Zhao menganggukkan kepala, “Boleh, kalau kurang apa kamu katakan saja, tidak perlu segan-segan, kedepannya kita ada orang sendiri.
Aku tersenyum dingin di dalam hati, orang sendiri?
“Baiklah, kalau begitu aku pulang terlebih dahulu, setelah aku menemukan data tentang mereka, aku akan menghubungi kamu lagi.”
Hampir selesai, aku berencana untuk pulang, malah melihat Emma Tang ada di depan pintu.
Dia memegang sebuah pistol, "Karena Kakakku tidak mau melakukan ini, maka biarkan aku yang melakukannya."
Sebelumnya aku hanya melihat dia terus terduduk, sekarang tiba-tiba berdiri dan membawa sebuah pistol, terlihat agak tidak terbiasa.
“Maksudnya apa?”
“Maksudnya adalah hari ini kamu mungkin tidak bisa pergi dari sini.” Emma Tang tersenyum dengan lembut, lalu mengangkat pistol dan menodong ke kepalaku.
Aku menolehkan kepala dan melihat ke Frenky Zhao, “Tuan Zhao?”
Frenky Zhao tersenyum, “Oh, tidak ada maksud lain, anakku hanya bercanda saja, tapi…….”
Sambil ngomong dia tertegun sebentar, “Hanya ingin Tuan Wu makan sesuatu saja.”
“Untuk mencegah kamu melakukan apa pun yang tidak mendukung bagi kerja sama kita, Tuan Wu, minumlah obat ini. "
Frenky Zhao habis ngomong langsung membawa sebuah pil kemari, ternyata masih ada cara seperti ini.
Yasudah, lagi pula aku sudah mendapatkan informasinya, aku juga tidak berencana untuk keluar dari sini dengan hidup-hidup.”
Aku menerima pil tersebut, “Baik, Tuan Zhao, selamat bekerja sama.”
Habis ngomong aku hendak ingin menelannya, dan di saat itu juga, terdengar suara ledakan pistol dan banyak suara langkah kaki.
Aku mengira Wade lapor polisi, namun aku menolehkan kepala dan melihat Paula Li.
Dia mengenakan seragam polisi, baju anti peluru, sambil membawa pistol, dan mengenakan helm, tapi baru melihatnya saja aku sudah mengenalinya, itu adalah dia.
Paula Li tidak meninggal, setelah menyadari hal ini, aku pun tidak bisa bergerak lagi, langsung menatap dia dengan lurus.
Ada suara tembakan, langkah kaki, dan semua jenis suara yang sangat kacau, tapi di dalam tatapan mataku hanya ada dia.
Setelah sekian lama, di sekitar menjadi sunyi.
“Kamu tidak apa-apa?” Wanita tersebut melepaskan helmnya dan berkata kepada ku, tangannya sambil menyentuh kening aku.
Ada bekas luka yang ditinggalkan oleh kecelakaan itu karena dia.
Aku menggelengkan kepala, langsung memeluknya, tidak sanggup mengatakan apapun.
Tidak tahu memeluknya dengan berapa lama, akhirnya aku melepaskan tanganku, “Sudah, The Split Up Guru, wanitamu sudah kembali.”
Paula Li tersenyum, sama sekali tidak pernah melihat ia tersenyum dengan begitu senang.
The End...
Akhirnya cerita dari buku ini telah selesai, terimakasih banyak atas komentar dan masukkan yang telah kalian berikan. Author akan berusaha untuk menghasilkan karya yang lebih bagus. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika di dalam buku ini ada terdapat kesalahan penulisan ataupun kesalahan yang penggunaan kalimat yang masih belum pas, semua cerita ini hanyalah fiktif belaka. Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!
Bagi para pembaca yang ingin membaca buku berikutnya, silahkan di baca buku Awesome Husband, ceritanya tak kalah menarik lo :))
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMata Superman
BrickThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlEternal Love
Regina WangCantik Terlihat Jelek
SherinBretta’s Diary
DanielleThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali