The Break-up Guru - Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
Waktu tidak boleh ditunda, harus mulai bertindak sebelum kedua orang itu mulai bergerak.
Awalnya sudah sepakat bahwa aku dan Wade duluan pergi ke Chengnan untuk menyelidiki kebenaran dari semua pabrik itu, tapi Paula Li malah bersikeras ingin ikut bersama kami, aku tidak mengerti terhadap pemikirannya, mengira dia ingin membahas sesuatu dengan kami dibelakang Grace Yin, makanya tidak menghalanginya.
"Kak Paula, kenapa kamu ikut dengan kami, di luar tidak aman, lihatlah kamu sendiri yang begitu cantik, target untuk diserang terlalu terlihat jelas."
Setelah keluar, Wade mulai menasihati Paula Li, sang pria sedikit pun tidak mengerti terhadap semua yang kami bahas tadi, hanya tahu bahwa dirinya harus pergi untuk menemukan bukti.
"Kurangi omong kosongmu, pergilah persiapkan perlengkapan, bawalah lebih banyak kamera mini yang digantung di kerah baju dan recorder, nanti pasti akan berguna."
Paula Li berpesan, membuat Wade pergi, berkata, "Langsung bertemu di stasiun bus Chengnan."
Wade selalu menuruti perkataan Paula Li, sedetik kemudian langsung pergi tanpa meninggalkan bayangan.
Melihat Wade telah pergi, aku pun bersiap-siap hendak menaiki mobilnya Grace Yin pergi menuju Chengnan, tapi Paula Li malah menangkapku.
"Apa hubunganmu dengan Grace Yin?"
Aku memalingkan kepala, melihat raut wajah Paula Li begitu dingin, dan sedang menatapku.
Ada apa dengan wanita ini, masih saja memperhitungkan hal ini saat berada dalam situasi ini?
"Oh, sebelumnya telah menerima tugas dari suaminya, ingin menggarapnya, tapi...... tidak berhasil......"
Merasa malu mengatakan bahwa dirinya malah diserang balik oleh Grace Yin, aku menanggapinya dengan sembarangan dan langsung ingin pergi.
Tapi Paula Li malah tidak melepaskanku begitu saja, "Wanita itu tidaklah sederhana, tidak apa jika sekarang bekerja sama dengannya, selanjutnya, jangan berhubungan terlalu dalam."
Aku melongo, saat melihat ekspresi wajahnya sedikit serius, terpaksa menganggukkan kepala menanggapinya.
Akhirnya telah menaiki mobil, Paula Li pun sudah merasa sedikit lelah, setelah menaiki mobil dan mengaitkan sabuk pengaman, langsung memejamkan sepasang mata dan tidur, tidak menghiraukanku lagi.
Keadaan sekarang sangat mendesak, aku pun tak bersemangat untuk bercanda dengannya, dengan serius memikirkan rencana setelah tiba di Chengnan.
Grace Yin telah mengirimkan alamat beberapa pabrik industri berat di Chengnan kepadaku, tapi penanggung jawab dari pabrik-pabrik itu tidak mungkin begitu mudah memberitahu kami berapa banyak polusi udara yang dikeluarkan pabrik mereka, kami hanya memiliki dua pilihan, yang satu adalah menggunakan uang untuk menyogok, yang kedua adalah bertindak terhadap pekerja di pabrik.
Kalau menggunakan uang untuk menyogok pemimpin di pabrik, dan jika tindakan ini lancar, ini merupakan cara tercepat dan terefektif, tapi kalau pemimpin pabrik itu telah duluan disogok oleh Sekretaris Daerah Devian Liu itu, maka kedatangan kami kali ini sama saja dengan pergi menyerahkan diri ke mulut pemangsa.
Jadi, cara kedua bisa dibilang merupakan cara yang lebih aman, meskipun pekerja pabrik tidak lebih mengerti keadaan daripada penanggung jawab pabrik, tapi mereka sendiri sangat mengerti terhadap keadaan kesehatan mereka sendiri, jika mampu mendapatkan bukti dari mereka, ini pasti akan membuat para masyarakat semakin percaya.
Sekarang sudah hampir siang hari, menyetir ke sana lalu pergi makan dan istirahat sejenak, setelah selesai mempersiapkan peralatan yang akan dibawa, lalu menunggu para pekerja itu pulang kerja, maka kesempatan pasti akan muncul.
Sekarang masih belum tahu begitu jelas bos properti dan Sekretaris Daerah Devian Liu itu telah membahas bisnis ini sampai mana, tanggal penyimpanan video dalam USB sudah sejak awal tahun baru, itu berarti waktu saat mereka membahas bisnis ini hanya akan lebih awal dan tidaklah lebih lambat dari tanggal penyimpanan, sekarang sudah bulan Oktober, berdasarkan watak Carlos Nie yang begitu buru-buru ingin mendapatkan keuntungan, proyek di daerah Chengnan sana pasti sudah dimulai.
"Neil Wu, daerah sana awalnya ditinggali oleh beberapa kakek nenek tua dan anak kecil, putra putri mereka semuanya berada di luar kota untuk bekerja, mereka tidak mampu pergi, makanya menetap di sana untuk bercocok tanam dan menjual hasilnya agar mendapatkan biaya kebutuhan hidup sehari-hari, tapi sepertinya Carlos Nie telah mengusir mereka semuanya, selain pabrik, kamu boleh pergi mencari tahu dari para penduduk ini, mungkin saja bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menjungkirbalikkan Carlos Nie."
Sebelum pergi, perkataan Grace Yin kembali terngiang di telingaku, aku tidak tahu kenapa dia yang bekerja di bidang busana bisa mengetahui begitu banyak hal, tapi dia memang memiliki kemampuan dan uang, dia bisa begitu mudahnya mengetahui semua hal ini dengan menyelidikinya sebentar.
Tidak seperti kami, setelah dihajar babak belur oleh orang lain, malah hampir saja mati penasaran di tangan orang lain.
Intinya, harus membuat diri sendiri menjadi lebih kuat saat hidup di dunia ini, kalau tidak, pasti akan mampus menjadi bubuk mesiu di tangan orang lain sebelum mampu mengerti dengan peraturan permainan, bagaikan para penduduk awal di Chengnan, mungkin saja mereka sama sekali tidak ingin ikut terlibat dalam permainan ini, tapi hak untuk mengatakan "tidak" pun tak mereka miliki.
Karena orang yang mengontrol permainan, merupakan orang-orang yang hebat, sedangkan mereka yang bagaikan semut hanya bisa menerima nasib.
Aku menghela napas, dari jauh sudah mampu melihat beberapa kata berwarna merah besar yang menuliskan "Terminal Bus Chengnan" telah ditutupi oleh selapis debu yang tebal.
Entah Paula Li benar-benar tertidur atau tidak, saat aku baru saja mendekat hendak membangunkannya, dia langsung bangun dengan mendadak.
Mengangkat tangan langsung melepaskan sabuk pengaman, lalu turun dari mobil, aku melongo, kemudian ikut turun mengikutinya, melihat dia lagi-lagi mengerutkan alisnya yang panjang.
"Uhuk, uhuk...... ini, pakailah......"Paula Li batuk, lalu mengeluarkan kantong plastik dari kantong pakaian dan memberikannya padaku.
Aku membukanya, di dalamnya adalah masker, di atasnya terdapat suatu logo, kelihatannya sangat profesional.
"Tidak perlu, aku tidak pilek." Perkataan akan terdengar tidak jelas jika memakai masker, aku kembali memberikan barang itu ke tangannya Paula Li, lalu berjalan ke depan, pergi mencari di mana Wade berada.
Setelah berjalan sesaat, bahu menjalarkan rasa sakit, tubuh tertarik, dan aku langsung memalingkan kepala.
Paula Li melihatku dengan ekspresi kesal, langsung mengulurkan tangan memakaikan masker itu padaku, jari tangannya sangat dingin, membuatku spontan merinding saat menyentuh telingaku.
Apa yang dilakukan? "Pakailah, jangan sampai dikenali oleh orang-orang yang diutus oleh Carlos Nie."
Paula Li langsung pergi setelah mengatakannya, aku merasa masuk akal juga, bagaimana kalau Carlos Nie sampai memburu kami hingga ke sini, masker ini bisa menyembunyikan wajahku untuk sementara.
Tapi, apakah harus segalak itu......
Baiklah, aku tidak boleh menyinggung Nona Besar ini, melihat tubuh Paula Li yang tinggi semampai di depan mata, aku dalam hati berpikir, meskipun bisa menutupi wajah, tapi bentuk tubuhmu ini yang begitu gemulai, kaki pun begitu ramping, dalam sekejab pasti bisa disadari meskipun berada di tengah kerumunan.
Tapi aku juga hanyalah seorang pecundang saat berhadapan dengan Paula Li, perkataan ini hanya berani kukatakan dalam hati.
Setelah ikut bersama Paula Li pergi menerawang ke sekitar stasiun bus, sosok bayangan Wade tidak terlihat, mungkin masih belum tiba, tapi sekarang baru jam 2 atau 3 sore, waktu pekerja pabrik pulang kerja masih lama, makanya kami langsung pergi mencari warung makan di sekitar stasiun bus, sambil makan sambil menunggu Wade.
"Bos, pesan dua piring sayur berdaging, lalu satu sup." Setelah masuk ke warung, aku menepuk depan toko, berteriak terhadap seorang pria yang merebah di sana.
Kenapa bisnis di samping stasiun bus ini begitu buruk, sama sekali tidak ada pembeli di dalam toko, dan bosnya pun mulai tidur.
Tapi bosnya masih tetap tidak bangun setelah kuteriaki, hei, aku mulai kesal, memangnya semalam bergadang, kenapa tidur begitu pulas?
"Bos! Masih berbisnis tidak?!" Aku kembali bertanya dengan suara keras, tetap tidak ada reaksi.
Sekarang, aku mulai menyadari keganjilan, memalingkan kepala melihat Paula Li sejenak, raut wajahnya juga sedikit buruk.
Aku mundur selangkah karena merasa sedikit takut, lalu mengulurkan tangan ingin mengangkat kepala bos warung itu.
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang dingin menangkap tanganku.
Seluruh tubuhku merinding, mengagetkanku, lalu memalingkan kepala melihat wajah Paula Li begitu serius.
"Jangan menyentuh sembarangan, mungkin penyakitnya telah kambuh."
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyPejuang Hati
Marry SuPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeePernikahan Kontrak
JennyMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaUangku Ya Milikku
Raditya DikaThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali