The Break-up Guru - Bab 57 Diperintahkan
Karena Caroline Wu mengatakannya secara langsung, aku tidak akan menyembunyikannya.
“Bagaimana adikmu tahu kalau aku datang padamu?”
"Ketika kamu check-in di hotel, aku memberi tahu adikku informasi identitasmu."
“Kenapa?” Bisakah pemilik hotel membocorkan informasi tamu?
"Karena aku sudah bertanya padamu, dan kamu bilang kamu dan gadis yang datang bersamamu itu bukan pasangan, aku ingin mengenalkanmu pada adikku. Lagipula, kalian berdua berada di tempat yang sama, dan aku lihat kalian cocok."
Apa-apaan ini?
"Ya, meskipun kamu ingin memperkenalkanku kepada adikmu, kenapa adikmu percaya bahwa aku itu kaya dan memintamu untuk membiusku?"
Aku menghisap rokok, panik memikirkan hal ini, tetapi Caroline Wu tiba-tiba tertawa.
"Dalam hal ini, kamu harus bertanya pada adikku. Itu adalah obat yang dia kirimkan kepadaku, dan itu adalah ide yang dia berikan kepadaku."
"Oke, karena kamu tidak tahu apa-apa, aku tidak akan bertanya lagi padamu. Apa kamu tahu yang lain tentang adikmu?"
Tampaknya masalah ini disebabkan oleh adik Caroline Wu, Lily Wu.
"Adik perempuanku bernama Lily Wu. Sejak aku menikah, kami jarang berhubungan. Beberapa hari yang lalu, dia bergabung dengan departemen pemasaran perusahaan Haiqin dan menjadi asisten direktur. Gajinya sangat tinggi. Setengah dari biaya pengobatan bulanan ditanggung olehnya."
Oke, sudah pasti, gadis kecil itu!
Tapi, asisten direktur? Cepat juga gadis kecil ini naik jabatan.
"Aku tahu, bukankah kamu masih memiliki toko besar di rumahmu? Jual saja toko itu dan obati penyakitnya dengan tenang. Jangan selalu berpikir bahwa tidak ada apa-apa, dan bersenang-senanglah dengan suamimu, lalu pergi."
Kemudian aku bangkit dan pergi.
"Terima kasih, Neil Wu, maaf atas perbuatanku dan adikku, aku akan mengobati penyakitnya dengan baik di masa depan, dan menunggu anakku keluar."
Di belakang ada suara tenang Caroline Wu, aku menghela napas, melambaikan tangan, dan kembali.
"Kak Neil, ada apa? Tiket sudah dibeli. Penerbangan pertama jam tujuh besok pagi, aku akan membantumu membereskan gadis itu segera saat aku kembali!"
"Sudahlah, kamu tidak bisa main tangan, gadis kecil ini bisa mendapatkan obat seperti itu, belakangnya pasti ada orang lain."
Asisten Direktur Pemasaran? Heh, memikirkan apa yang didengar ketika menelepon Grace Yin sebelumnya.
Sepertinya ada orang di perusahaan ini yang mengincarku.
"Eeh, di mana Paula Li? Apa kamu memberitahunya tentang pemesanan tiket?"
Wade tiba-tiba terlihat sedikit aneh, "Kak Neil, ngomong-ngomong tentang kak Paula, kamu terlalu berlebihan ..."
Aku terkejut, apakah Paula Li memberi tahu Wade tentang hal di gang itu?
Tapi bukan ini yang ingin dilakukan si brengsek itu, bukankah Paula Li yang memulainya duluan.
Meski aku memikirkannya setelah itu, rasanya cukup indah.
“Bagaimana bisa kamu terus-terusan marah dengan kak Paula?! Ya, hal-hal tentang keluarga Caroline Wu membuat kita kesulitan karena dia ingin membantu, tapi sekarang masalah ini sudah terselesaikan, kenapa kamu masih mengabaikan kak Paula?"
Apa? Ternyata bukan hal di gang itu.
Sial, kalau dipikir-pikir, itu cukup memusingkan.
"Apa maksudmu? Kamu tidak melihat bahwa dia bersembunyi dariku?! Sudah, sudah, jangan bicara omong kosong, aku ada pemikiranku sendiri, istirahatlah, dan besok bangun pagi-pagi untuk naik pesawat, dan kecilkan suara dengkuranmu!"
"Eehh, kak Neil, apakah dengkuran bisa dikendalikan?"
Setelah tidak bisa tidur semalaman, Wade benar-benar mendengkur lebih keras, dan aku tidak bisa tidur. Berulang kali terbayang wajah Paula Li yang agak kemerahan tepat di depan mataku.
"Eh, kak Neil, apa yang kamu lakukan?!"
Suara Wade menyadarkanku, dan ketika membuka mata, tanganku ada di pantatnya.
“Sialan!” Tiba-tiba terbangun, mencuci tangan dan wajah di toilet, pura-pura tidak mendengar suara Wade melolong.
Pintu tiba-tiba diketuk.
Wade pergi untuk membuka pintu, Paula Li masih mengenakan celana ketat hitam, terbungkus rapat, dan tidak ada lagi pemandangan kemarin.
"Kak Paula, kak Neil baru saja bermimpi yang tidak-tidak, dan dia berteriak keras sambil mengelus pantatku. Aku tidak tahu dia bermimpi tentang siapa ..."
"Piiaakk!" Aku langsung memukul Wade dengan handuk.
"Kak Neil, apa yang kamu lakukan?!"
Aku menatap Wade dengan garang, benar-benar ingin merobek mulutnya, tetapi ketika menoleh, melihat mata Paula Li terlihat aneh.
Sial, aku tidak tahu bahwa aku memimpikannya tadi malam ...
"Cepat kemasi barang-barangmu, naik pesawat, kalau ketinggalan, kamu beli tiket sendiri dan pulang sendiri!"
Sambil berdebat, mengemasi barang-barangku dan turun ke bawah, Langit sudah agak cerah.
Caroline Wu berdiri di depan pintu menunggu kami, di belakang ada suaminya.
"Sulit mencari taksi di luar sepagi ini. Biar aku mengantar kalian."
Caroline Wu memberi isyarat kepada suaminya untuk memberikanku apa yang ada di tangannya, "Ini adalah beberapa oleh-oleh untuk adikku di sana, tentu saja ada juga untuk kalian."
Setelah memikirkannya, aku mengambilnya, bagaimanapun, aku ingin melihat adiknya.
"Caroline, aku akan mengantar mereka , kamu bisa beristirahat di rumah."
James Ge tampak cemas, tetapi Caroline Wu menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, jangan khawatir, nanti ada seseorang membicarakan tentang sewa hotel ini, kamu bisa mengurusnya."
James Ge dengan enggan mengembalikannya.
Kami tidak banyak bicara, kami masuk ke mobil bersama, Caroline Wu ingin mengambil posisi, aku menariknya menjauh dan membiarkannya duduk samping kemudi.
"Neil Wu, salahku karena tidak punya otak untuk masalah ini, kuharap kamu tidak terlalu keras dengan Lily Wu ketika kamu kembali."
Aku tidak berbicara, melihat ke cermin, wajah Caroline Wu terlihat canggung.
Tetapi pada saat itu, ekspresinya kembali tenang.
"Dia juga diperintahkan oleh direktur perusahaan itu, seorang wanita bernama Melsy Lin, memberitahumu ini, bisakah aku menukar keringanan hukuman untuk adikku?"
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaHis Second Chance
Derick HoI'm Rich Man
HartantoYama's Wife
ClarkMenaklukkan Suami CEO
Red MapleThe Break-up Guru×
- Bab 1 The Split-up Guru
- Bab 2 Selebriti Wanita Yang Cantik
- Bab 3 Mengambil Kebutuhan Masing-Masing
- Bab 4 Aku Mungkin Sudah Menyukaimu
- Bab 5 Target Di Tangan
- Bab 6 Masalah Yang Disebabkan Paula Li
- Bab 7 Rahasia Flashdisk?
- Bab 8 Suami Yang Diselingkuhi
- Bab 9 Menerima Tugas Baru
- Bab 10 Perubahan Rahasia
- Bab 11 Menguji
- Bab 12 Nana
- Bab 13 Alarm yang Mengerikan
- Bab 14 Godaan yang Luar Biasa
- Bab 15 Pemain Handal
- Bab 16 Tidak Ada Harapan
- Bab 17 Kamar Presidensial
- Bab 18 Kehilangan Kesempatan
- Bab 19 Membuka Flash Drive
- Bab 20 Ketahuan
- Bab 21 Jauh di Atas Langit, Dekat di Depan Mata
- Bab 22 Penculikan
- Bab 23 Berubah Kotor
- Bab 24 Asal Usul USB Itu
- Bab 25 Pilihan
- Bab 26 Harapan Tipis
- Bab 27 Penyakit Kembali Kambuh
- Bab 28 Kami Adalah Polisi
- Bab 29 Merampas Orang yang Dicintai
- Bab 30 Terbongkar
- Bab 31 Terjadi Sesuatu Pada Paula Li
- Bab 32 Menangkis Tembakan
- Bab 33 Membunuh Untuk Menutup Rahasia
- Bab 34 Grace Yin Turun Tangan
- Bab 35 Serangan Balik
- Bab 36 Bertaruh
- Bab 37 Aku Juga Pernah Merasakannya
- Bab 38 Menjadi Menantu
- Bab 39 Perayaan
- Bab 40 Masa Lalu
- Bab 41 Berlibur
- Bab 42 Permainan Menembak
- Bab 43 Melakukan Tak-Tik
- Bab 44 Percaya
- Bab 45 Pelanggan Baru, Caroline Wu
- Bab 46 Perlombaan Jet Ski
- Bab 47 Rahasia
- Bab 48 Anak Putra
- Bab 49 Menguji Keberuntungan
- Bab 50 Kubu Perlindungan
- Bab 51 Melapor Polisi
- Bab 52 Menaruh Obat
- Bab 53 Pulang
- Bab 54 Memanja
- Bab 55 Ada Masalah Di Obatnya
- Bab 56 Adiknya, Lily Wu
- Bab 57 Diperintahkan
- Bab 58 Menakut-nakuti
- Bab 59 Pria Brengsek
- Bab 60 Merayu
- Bab 61 Frenky Zhao
- Bab 62 Tidak Bisa Melihat Bayangan Selingkuhan Itu
- Bab 63 Mencari Bukti
- Bab 64 Pahlawan
- Bab 65 Sudah Impas
- Bab 66 Di Rumah Sakit
- Bab 67 Menunjukkan Kewibawaan
- Bab 68 Menikah Di Umur 14 Tahun
- Bab 69 Mengutamakan Keselamatan
- Bab 70 Terluka
- Bab 71 Darah
- Bab 72 Wanita Gila
- Bab 73 Tidak Mencampuri Urusan Sesama
- Bab 74 Dipaksa
- Bab 75 Keuntungan
- Bab 76 Perbedaan Wanita Dan Pria
- Bab 77 Misi Rahasia
- Bab 78 Iri Hati
- Bab 79 Mengikuti Jejak Untuk Melacak
- Bab 80 Gadis Muda
- Bab 81 Dunia Sangat Sempit
- Bab 82 Tidak Takut Mati
- Bab 83 Daftar Nama Ditangan Siapa
- Bab 84 Brengsek
- Bab 85 Wade Ditangkap
- Bab 86 Tumor Beracun
- Bab 87 Anak Muda Yang Suka Jalan Belakang
- Bab 88 Rencana
- Bab 89 Pertukaran
- Bab 90 Bersandiwara
- Bab 91 Meninggal
- Bab 92 Menyerang Polisi
- Bab 93 Kenangan
- Bab 94 Selamat Tahun Baru
- Bab 95 Kembali