The Break-up Guru - Bab 71 Darah

“Paula LI?” Aku kini juga tercengang, mengapa Paula Li juga berada di dalam? Aku tidak dapat menahan diriku dan mengangkat kepalaku untuk melihat papannya, ini adalah toilet yang digunakan bersamaan oleh lelaki dan perempuan, lagipula, di rumah tidak ada pembagian lelaki dan wanita.

Jadi, Paula Li terus berada di dalam, apakah dia benar-benar hanya datang untuk ke toilet sejak awal?

Orang yang memasuki ruang belajar itu bukanlah dirinya? Aku yang sudah berpikir terlalu berlebihan?

Pertanyaan yang penuh rasa ragu terus bermunculan dalam hatiku, namun Josh sedang berada di sini, aku juga tidak ingin merasa nyaman bertanya terlalu berlebihan.

“Hei, ternyata semuanya sedang berada di sini, kalau begitu, kebetulan sekali, ayo keluar bersama-sama, setelah Tuan datang, sepertinya kalian akan sedikit kerepotan jika kalian ingin keluar.”

Josh berkata sambil berjalan menuju ke arah luar kordior, tanpa mempedulikan apakah kita menyetujuinya atau tidak.

Aku melirik Paula Li, wajahnya terlihat sedikit memucat, namun dia masih saja menganggukan kepalanya kepadaku.

Di sepanjang perjalanan yang dituntun oleh Josh, aku tidak pernah merasa bahwa langit di luar ternyata semenawan ini, vila ini menghadirkan perasaan tertekan yang terlalu besar, aku benar-benar tidak tahu bagaimana Emma Tang itu dapat melewati waktu lima tahun di tempat seperti ini.

“Sudah, mobil kalian berada di sana, cepat kendarakan pergi, wanita cantik yang satu ini seharusnya sudah tidak bisa menahannya lagi.”

Josh tersenyum sambil menujuk Paula Li, aku tercengang dan merasa semakin ragu terhadap Josh.

“Kamu, mengapa kamu ingin membantu kami?” Pada saat naik ke mobil, aku masih saja tidak bisa menhaan diri hingga akhirnya mengangkat kepalaku dan bertanya kepada Josh, ia terdiam di titik ia berdiri, lalu berpaling setelah cukup lama, kemudian perlahan menunjuk bekas luka yang berada pada dahinya.

“Aku takut kamu akan memukulku dengan menggunakan botol alkohol lagi jika aku tidak membantumu menolong wantia cantik ini.” Ia berbicara sambil tersenyum, lalu memakai kacamata hitamnnya.

Sialan, apakah ini adalah wajah lelaki berkacamata hitam yang mengusili Paula Li kemarin malam?

Aku tercengang menganga, lelaki berkacamata hitam itu melambaikan tangannya dan melangkah pergi,”Sampai jumpa lagi, aku akan berusaha untuk mendapatkan wanita yang berada di sisimu itu lagi.”

“Kak Neil, cepat jalan, Kak paula sedang terluka,”Wade langsung menamparku hingga menyadarkan diri.

Aku kini beranjak naik ke mobil, memeluk Paula Li, lalu menyuruh Wade untuk segera mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit, darah dari bagian perut Paula Li kini sudah menembus hingga ke luar pakaian berwarna putihnya itu.

“Paula Li, kamu kini sudah bisa mengatakannya, apa yang sebenarnya terjadi?”

Paula Li melemas ke dalam pelukanku dengan wajahnya yang memucat, tangannya menggenggam erat tanganku, lalu menekan bagian perutnya dengan kuat.

“Ada satu wanita lain di dalam ruang belajar itu.”

Hanya dengan beberapa kata itu, aku pun mengerti, Paula Li sepertinya pergi ke ruang belajar karena ingin mencari sesuatu, namun akhirnya bertemu dengan orang lain.

Terlebih lagi, Paula Li juga dirugikan di tangan orang yang satu ini, dirugikan sebesar-besarnya, hal ini memnujukkan kemampuan wanita itu yang sangat hebat.

“Baiklah, kalau begitu, bagaimana dengannya? Apakah kamu melihat jelas siapa dirinya?”

Paula Li menggelengkan kepalanya, lalu berbicara dengan suara yang semakin pelan,”Dia terus mengenakan masker dan topinya, pada saat bertengkar, aku tidak sengaja menyentuh lingkaran penjagaan, alarm berbunyi, aku kemudian.....”

“Sudah, jangan bicarakan dahulu, Wade, kendarakan lebih cepat lagi, jangan sampai menabrak orang saja.”

Luka ini seharusnya bukanlah luka tembak, jika memang adalah luka tembak, Paula Li tidak akan setuju untuk pergi ke rumah sakit, sepertinya ia terluka akibat tusukan pisau.

Paula Li akhirnya memejamkan matanya, lalu berbaring tenang dalam pelukanku.

Aku khawatir menyenggol lukanya, juga khawatir ia tertidur begini saja, sebelum tiba di rumah sakit, aku merasa sedikit gugup, pada saat aku baru saja ingin mendensak Wade, Paula Li pun tiba-tiba membuka mulutnya.

“Aku merasa sedikit menyesal melibatkan kalian ke dalam hal ini.” Ia masih memejamkan matanya, bulu matanya terlihat sedikit bergemetar, aku juga tidak tahu harus berkata apa setelah mendengarnya, apakah aku harus menyalahkannya karena sudah menyembunyikan hal sebanyak ini dari kami, atau merasa sakit hati karena ia harus menanggung semua ini sendirian?

“Sudah, obati lukamu terlebih dahulu, jika tidak, aku dan Wade yang tidak tahu apa-apa ini mungkin saja akan ditipu habis-habisan olehmu.”

Paula Li pernah mengatakannya sebelumnya, ia bersedia menerima pekerjaan Frenky Zhao ini demi dirinya sendiri.

Namun, dia tidak pernah menjelaskan secara detil alasan dibalik semua ini, aku tidak akan membiarkannya terus menyingkir lagi untuk kali ini.

Bukannya aku tidak percaya padanya, tetapi sudah terlalu berbahaya.

Paula Li baru saja ingin membuka mulutnya, namun Wade langsung bergegas berpaling,”Kita sudah tiba di rumah sakit, cepat cepat cepat, Kak Neil, turunkan Kak Paula.”

Sudahlah, menyelamatkan orang masih lebih penting.

Aku menggendong Paula, Wade yang berada di sisiku terus menekan luka pada perutnya, kemudian langsung bergegas menuju ke ruang gawat darurat.

Wade mengeluakran rokok dari dalam sakunya dan ingin menyalakannya, setelah ia mengelus semua sisi tubuhnya, ia tidak menemukan mancisnya.

“Apakah kamu tahu tidak boleh merokok di dalam rumah sakit?” Aku mengomelinya, Wade langsung lesu dan ingin menyimpan kembali rokoknya, aku langsung merebutnya dari tangannya, menaruhnya pada mulutku, mengeluarkan mancis dan menyalakannya.

“Eh, kamu ini, sudah keterlaluan, Kak Neil......” Wade berpaling dan menataku tajam, tetapi aku hanya menghembuskan kepalan asap ke arah wajahnya.

“Sudah, jangan banyak omong kosong lagi, bagaimana keadaan Paula Li yang kamu lihat ketika kamu masuk ke dalam toilet, sialan, dia terus kehilangan darah, mengapa ia masih saja meringkuk di dalam dan tidak mau keluar.”

Wade menyingkirkan kepulan asap di depan hadapannya dengan wajah yang lesu,”Apalagi kalau bukan karena Josh ap aitu, Kak Paula sudah membalut lukanya secara sederhana dan hendak ke luar, namun Josh itu membawa kami kemari, Kak Paula takut tertangkap sehingga dia tidak keluar.”

Ck, ternyata begini.

Aku baru saja ingin menanyakan hal lainnya, tetapi pintu ruang gawat darurat didorong terbuka seorang suster datang kemari.

“Kerabat, siapa kerabat Paula Li?“

Wade terlebih dahulu bergegas melangkah maju,”Ka, kami, ada apa? Apa yang terjadi kepada Kak Paula, Dokter, kamu tidak boleh membiarkannya pergi begitu saja......”

Suster itu terlihat melemas, ia melepas lengan pakaiannya dari genggaman Wade,”Tuan, mohon jangan terlalu gugup terlebih dahulu, nyawa Nona masih belum terancam, namun luka pisaunya sangat mendalam dan menusuk ususnya, ia harus menjalani operasi, namun ia kini mengalami kehilangan darah yang berlebihan, kita perlu donasi darah dari kerabatnya.”

Walaupun sikap suster itu sangat dingin, namun ia menuturkan ucapannya dengan sangat jelas.

“Kak Neil, bagaimana, darimana Kak Paula bisa mempunyai kerabat, Suster, apakah kamu bisa mengambil darahku, ambil saja sesukamu!”

Sang suster mulai gugup,”Eh, Tuan, tidak ada gunanya sekalipun kamu bertindak tergesa-gesa, darah Nona Li bergolongan rhesus negatif, jarang sekali ditemukan, bank darah rumah sakit tidak mempunyai darah dengan golongan ini, sehingga kita harus mencari kerabatnya untuk mendonorkan darah.”

Wade langsung mengganas,”Mengapa rumah sakit berskala besar seperti kalian ini tidak mempunyai sedikitpun darah seperti ini, rhesus apanya, darah apanya, apa yang sedang kamu bicarakan, intinya, kamu harus mencari ke seluruh sudut rumah sakit untuk menemukan darahnya dan menyelamatkan kak Paula, kusampaikan kepadamu......”

Wade berbicara hingga hendak bertindak, akupun langsung bergerak maju dan menghalanginya.

“Sialan, apakah kamu tahu ini adalah kekerasan terhadap petugas medis, hati-hati, kamu bisa saja menjadi berita utama besok!” Aku tahu Wade sedang merasa sangat khawatir, namun khawatir pada saat ini juga tidak ada gunanya.

“Jaga Paula Li disini, Suster, mohon carikan darahnya dari rumah sakit di sebelah terlebih dahulu, rumah sakit kalian seharusnya juga mempunyai kontak orang-orang dengan golongan darah yang serupa, mohon tanyakan sejenak, katakan saja aku bersedia membeli darahnya dengan harga sepuluh kali lipat.”

Setelah selesai berbicara, akupun berjalan ke arah luar,”Kak Neil, apa yang hendak kamu lakukan?” Wade menenang untuk sejenak, ketika ia melihat suster itu pergi menyibukkan diri, ia pun menghalangi diriku.

“Lakukan semua kata-kata yang kuucapkan tadi, aku akan pergi mencari kerabat Paula Li.”

Wade tercengang,”Apakah kamu tahu di mana kerabat Paula Li?”

Aku menghentikan langkah kakiku,”Ternyata kamu tidak tahu?”

Saat mendengar ucapanku, Wade pun langsung terdiam,”Kak Neil, ini adalah saat-saat yang sudah sangat kritis, bisakah kamu jangan bercanda lagi denganku?”

Aku hanya diam-diam menghela nafasku dalam hati, aku ingin mengelabui Wade sejenak, untung saja dia tidak bersatu dengan Paula Li untuk menipuku.

“Tenang saja, aku pasti akan membawa kerabatnya kemari untuk menyelamatkannya.” Setelah menepuk bahu Wade, aku pun langsung berlari ke luar.

Berdasarkan data yang sebelumnya kuinvestigasi ibu Paula Li tinggal di pemukiman kecil yang berada di belakang pabrik kecil yang menjadi letak kantor kami.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu