Hello! My 100 Days Wife - Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
Disaat ini sekalipun dia tidak bersedia dia juga harus menyetujuinya.
Kevin menicbir, "Benarkah?"
Nikita memberanikan diri dan mengulangi perkataannya, "Tenang saja, Wakil Direktur XU, aku bisa menjalaninya."
Tatapan Kevin terus merambat dibadannya, "Semoga saja begitu."
DIsaat ini tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari samping, dan ada yang berkata, "Mengapa Wakil Direktur Xu ada disini?"
Mendengar suara Darwin, Nikita sedikit tegang, dia mengangkat kepalanya dan melihat Darwin tengah melangkah mendekat.
Tatapan Darwin merambat dari badannya dan tidak berhenti, sepasang matanya langsung menatapi Kevin, tujuannya jelas.
Tatatapan Kevin berubah, dia mencibir, "Ini, asisten kecil dari divisi admin, masih tidak terlalu mengerti aturan, aku perintahkan dia beberapa kata."
"BEnarkah?" Darwin mendekat dan berkata, "Aku suruh divisi admin ganti orang saja."
Kevin tersenyum, namun rasa senangnya tidaklah nyata, "Tidak perlu juga, juga waktu beberapa hari saja, nona ini terlihat lumayan pintar, tidak perlu merepotkan Presdir Yu."
Darwin berhenti sejenak dan berkata, "Baguslah kalau begitu."
"Kalau Presdir Yu datang, aku tidak perlu ke kantormu, bagaimana jika minum teh di kantorku saja?"
Tatapan Darwin tidak peduli, dia berkata, "Masih ada urusan, tidak perlu minum teh."
Nikita berdiri disamping, mendengar perbincangan mereka, terlihat sangatlah biasa dari penampilan namun dia bisa merasakan perdebatan diam-diam diantara mereka.
Ketika dia sedikit melongo, Darwin yang berada disampingnya tiba-tiba membelokkan kepalanya dan mengingatkannya, "Disini tidka ada urusanmu, kamu pergi dulu."
Mendengar ini, Nikita lega, dia bergegas berkata, "Baik."
Dia jelas tahu bahwa Darwin berkata seperti begini karena ingin membantunya.
Dia lega dan bergegas melangkah pergi.
Belum berjalan berapa langkah, dia merasa punggungnya tetap terasa dingin dan berkeringat, dia tidak berani menoleh kembali.
Meskipun dia tidak tahu siapa Wakil Direktur Xu ini, namun sekarang dilihat-lihat Wakil Direktur Xu dan Darwin mempunyai hubungan yang tidak biasa, dan disaat seperti begini, Wakil DIrektur Xu ini dipindahkan dari kantor Cabang kembali kesini atas tujuan apa lagi?
Nikita tidak sempat memikirkan hal sebanyak itu, dia kembali ke kantor dan meminum air untuk menenangkan diri.
Bagaimanapun juga, dia sudah menyetuju Supervisor Lan, maka dalam satu minggu ini dia harus bekerja dibawah Kevin dengan baik, dan juga hanya waktu satu minggu saja, sebentar juga lewat.
Sekali dipikir seperti begitu, dia juga terasa lebih lega.
Seketika hari sudah menjelang sore, masih belum waktunya pulang, dia sudah menerima pesan dari Darwin, "Cepat pulang, aku tunggu kamu dilantai bawah, hari ini pulang denganku ke kediaman tua untuk menjenguk nenek."
Awalnya suasana hatinya yang lega menjadi berat lagi.
Ketika kemarin malam menyetujui Darwin akan permintaan ini, namun dia juga tidak banayak berpikir, dia langsung setuju-setuju saja, sekarang sekali benar-benar akan mengikutinya kembali ke kediaman tua, dia malah merasa sedikit membebani pikiran.
Sebelumnya mereka adalah suami-istri benaran, namun saat ini sudah bercerai dan masih harus berakting, tentu saja akan sangat terasa canggung.
Setelah menggaruk kepala, Nikita juga bingung harus bagaimana, Amel yang datang mengantar dokumen melihatnya begini, dia merasa penasaran dan kaget juga, "Ada apa denganmu Nikita? Kamu garuk lagi kepalamu bisa botak!"
Nikita mendengarnya dan langsung melihat kemeja, dimeja memang ada beberapa rambut yang jatuh, dia juga kaget, dia bergegas merapikan rambutnya dan membereskan barang-barang, "Amel, aku ada sedikit urusan, kamu bantu aku aku pergi dulu."
Amel mendengar ini dan mengedipkan matanya, dia bertanya, "Apakah mau pergi dating?"
Nikita merasa marah dan juga merasa lucu, "Bukan!"
Jika adalah dating, dia tidak akan bingung seperti begini.
Disaat ini, hpnya berbunyi, Nikita membuka hpnya dan terlihat pesan yang dikirimkan oleh Nathan, "Pulang kerja pergi makan yuk? Aku tunggu kamu."
Nathan malah mencarinya diwaktu seperti begini.
Amel yang berada disampingnya melirik hpnya dan tersenyum, "Masih bilang bukan dating?"
Nikita pusing kepala, disini ada Darwin yang memberitahunya untuk mengunjungi nenek, disini ada Nathan yang mengajaknya makan, kebetulan waktunya bertabrakan, dia harus bagaimana?
Dia tidak sempat menjelaskannya dengan Amel, dia mengambil tas dan langsung keluar, "Amel, aku beritahu kamu lain kali, sekarang sudah telat, aku pergi dulu."
Amel berekspresi seolah tahu semua, dia tersenyum, "Selamat dating!"
NIkita sambil berlari, dia naik lift ke lobby dan hatinya sangatlah tegang, sebelumnya Nathan pernah datang mencarinya, dia biasanya menunggu didepan pintu utama terlebih dahulu, entah kali ini dia ada atau tidak.
Jika dia sekali keluar dan bersamaan bertemu dengan Darwin dan Nathan, maka ini akan canggung sekali.
Setelah tiba dipintu utama kantor, dia melirik kesana kemari, setelah yakin tidak melihat sosok Nathan, barulah dia sedikit lega dan melangkah cepat kearah Maybach.
Ketika dia tiba didepan mobil, dia melirik kesana kemari lagi barulah bergegas membuka pintu mobil lalu masuk.
Setelah menutup pintu mobil dan memisahkan diri dari dunia luar, barulah Nikita merasa lega.
Darwin yang duduk disamping melihat semua gerakan dan ekspresi sang wanita dengan jelas, tatapannya sedikit aneh.
"Apakah kamu menjadi maling?"
"Huh?" Nikita langsung sadar dan berkata, "Bu...bukan."
Darwin membalikkan kepalanya dan tatapannya menatapinya dengan serius, seolah dia memutuskan untuk mencaritahu, "Lalu ada apa kamu ini?"
Sekali ditatap seperti begini olehnya, Nikita langsung merasa punggungnya keringatan dingin, dia mengertakkan giginya dan menjawab dengan gagap, "Aku takut dilihat oleh orang lain......"
Selain Nathan, jika ada rekan kerjanya melihat dia memasuki mobil Presdir Yu, maka pasti akan membawakkan banyak rumor-rumor.
Mendengar perkataannya begini, ekspresi Darwin semakin tidak enak dilihat.
Ternyata, dia begitu ingin memisahkan hubungan mereka.
Dia menahan rasa marahnya, Darwin langsung menyalakan mobil dan menginjak gas.
Nikita menatapi lelaki yang berwajah marah disampingnya, dia merasa aura didalam mobil sangatlah dingin, dia membuka mulut dan disaat dia bingung harus mengatakan apa, hp yang berada ditangannya tiba-tiba berbunyi.
NIkita kaget, dia sadar dan melihat nickname yang muncul dilayar, jantungnya deg-degan.
Telepon dari Nathan!
Suaranya terus berdering, didalam ruangan yang diam begini amlah terasa sedikit aneh, Nikita menarik nafas dalam-dalam, dia memutuskan untuk mengakhiri panggilannya, disampingnya langsung terdengar suara sang lelaki, "Mengapa tidak jawab telepon?"
Tangan Nikita gemetaran dan menjawab dengan gagap, "Jawab....."
Disaat ini jika dia tidak menjawabnya, maka lebih terlihat gugup.
Lagipula, sekarang dia sudah bercerai dengan Darwin, disekelilingnya ada lawan jenis lain jgua sangatlah normal.
Sekali berpikir seperti begitu, NIkita lega dan mengangkat panggilannya.
"Halo?"
Disisi sana terdengar suara Nathan, "Nikita, apakah kamu sedang sibuk?"
"Ti....tidak."
Suara lelaki dari sisi lain sana terasa senyum dan lembut, "Tadi pesan yang aku kirim sudah masuk? Mau pergi makan bareng ga?"
Nikita menarik nafas dalam, "Malam ini.....mungkin tidak bisa, aku ada sedikit urusan."
Sekali berkata seperti begitu, suara disisi lain terhenti sejenak lalu berkata, "Tidak apa-apa, kalau begitu lain kali saja."
Nikita menjawab pelan, "Maaf untuk hari ini."
"Tidak apa-apa, kesempatan masih banyak."
Suara lelaki terdengar dari teleponnya, Nikita tercengang, dia merasa seperti berkata disamping telinganya, telinganya langsung terasa panas.
Dia menarik nafas dalam-dalam, Nikita lalu menjawab dengan gagap, dan langsung mematikan panggilannya.
Disaat ini Darwin yang berada disampingnya tiba-tiba berkata, "Siapa itu?"
Novel Terkait
Cinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyCinta Di Balik Awan
KellyCutie Mom
AlexiaMy Cute Wife
DessyLove at First Sight
Laura VanessaSee You Next Time
Cherry BlossomHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku