Hello! My 100 Days Wife - Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
Mendengar suara tawa dari beberapa rekan kerja itu, Nikita Ruan menekan amarah, dia berbalik badan menatap mereka dan bertanya dengan wajah serius, “Kalian mendengar dari siapa?”
Secara logika, Harry Song yang dia kenal bukanlah orang yang akan sembarangan mengatakan hal ini kepada semua orang, tetapi bagaimaa mereka mengetahuinya?
Seorang rekan kerja wanita tertawa dan berkata dengan tanpa rasa takut, “Semua orang pun tahu, oke?”
“Iya, Asisten Ruan, akhir-akhir ini nama kamu sungguh besar sekali di dalam perusahaan, semua orang mengetahui hal ini!”
Mendengar perkataan mereka, Nikita Ruan meremas kepalan tinju, sepertinya ada sesuatu yang tersumbat di pangkal tenggorokan, membuatnya tidak dapat menelan emosi ini.
Nikita Ruan melirik mereka dengan dingin, dia mengambil dokumen yang baru saja dia copy, dan langsung berjalan menuju kantornya sendiri.
Setelah Nikita Ruan menutup pintu kantor, barulah Amel berkata, “Nikita, kamu jangan marah.”
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, “Bagaimana mereka semua mengetahui hal ini?”
“Masih dari grup, kemarin ada orang yang membagikan foto kamu dan Harry Song yang berjalan keluar bersama-sama ke dalam grup, kemudian ada rekan kerja yang mengatakan melihat kalian di restoran, dia juga mengatakan kamu pergi terlebih dahulu sebelum selesai makan, maka semua orang pun tahu....”
Mendengar perkataan Amel, barulah Nikita Ruan ingat, kemarin setelah melihat pesan grup, dia langsung memblokir grup, tidak heran dia tidak tahu apa-apa.
“Nikita, akhir-akhir ini semua orang lebih memperhatikan kamu, serta beberapa rekan kerja di departemen adalah orang yang gemar bergosip, ini juga tidak dapat dielakkan….”
Suasana hati Nikita Ruan kompleks, benar, sampai pada saat ini, tidak peduli bagaimana dia berbuat, sudah tidak ada gunanya lagi, lebih baik dia merendah, menahan, menunggu antusias semua orang mereda.
Berpikir seperti itu, hati Nikita Ruan sebaliknya menjadi tenang, lalu dia mendongak menatap Amel dan tersenyum padanya, “Terima kasih, Amel.”
Pada saat ini, orang yang bersedia untuk berkata menghiburnya, takutnya hanya Amel saja.
Pagi hari sudah berlalu, tiba pada jam makan siang, Amel menarik Nikita Ruan pergi ke kantin untuk makan.
Orang berlalu lalang di kantin, Nikita Ruan dapat merasakan tatapan orang sekitar yang tertuju padanya, tetapi dia tidak mengambil hati, dia mengambil makanan seperti biasanya, lalu duduk di tempat yang kosong.
Di kantin semuanya adalah meja berempat, baru saja Nikita Ruan duduk, tiba-tiba ada orang yang berjalan menghampiri dan langsung duduk di seberangnya.
Nikita Ruan mendongak, dia melihat Lenny Cheng yang berwajah muram, serta ada dua rekan kerja wanita bersamanya.
Mereka bertiga duduk di tiga kursi yang kosong, tepat mengelilingi Nikita Ruan.
Nikita Ruan mengernyit dan mengingatkan, “Aku masih ada teman.”
Detik berikutnya, Amel yang baru selesai mengambil makanan berjalan kemari, dia terbengong menatap mereka.
Lenny Cheng mengangkat sudut bibir, dia melirik Amel, lalu menunjuk meja di sebelah, “Bukankah ada tempat kosong di sana? Kamu gabung dengan Heli saja!”
Sambil berkata, Lenny Cheng menatap Nikita Ruan dan berkata dengan senyum, “Asisten Ruan, bagaimanapun kita juga adalah rekan kerja, tidak ada yang salah dengan duduk satu meja bukan?”
Melihat sikap Lenny Cheng, Nikita Ruan paham, Lenny Cheng sengaja mencari masalah. Nikita Ruan tertegun, karena tidak ingin terlalu banyak bermasalah dengan mereka, dia berkata kepada Amel, “Amel, kamu duduk di sana saja.”
Meski Amel sedikit ragu-ragu, namun dia tetap mengangguk mengiyakan.
Melihat Amel pergi, mata Lenny Cheng memancarkan senyum bangga, dia mengambil sumpit dan menyantap sesuap makanan, lalu dia bertanya dengan sengaja, “Asisten Ruan, dengar-dengar kemarin kamu pergi begitu saja meninggalkan Harry dari departemen keuangan sendirian? Aku lumayan penasaran, bagaimana kamu memikat pria, apakah ada trik rahasia? Kalau tidak… kamu ajarkan aku?”
Dua rekan kerja wanita di sebelah Lenny Cheng tertawa.
Nikita Ruan tidak mengangkat kepala, tangannya yang memegangi sumpit mengerat.
Dia tahu Lenny Cheng bersikeras ingin duduk bersamanya pasti tidak memiliki niat baik, benar saja, Lenny Cheng sengaja ingin mempermalukannya.
“Dengar-dengar, Harry dari departemen keuangan itu, disukai oleh banyak gadis di departemen! Dengan begini, para gadis itu akan sedih sekali!”
“Iya! Aku juga merasa Harry itu lumayan baik!”
“Apa gunanya kamu merasa baik! Orang yang dia sukai adalah Asisten Ruan!”
“….”
Lenny Cheng beserta dua rekan kerja wanita itu berkata satu per satu, jelas sedang mencemooh Nikita Ruan. Ada rekan kerja di sekitar yang tidak tega melihatnya dan berkata membela Nikita Ruan, “Sudah, jangan keterlaluan!”
“Keterlaluan? Bagaimana aku keterlaluan?” Lenny Cheng membalikkan bola mata dengan tidak senang, “Dia makan sampai setengah lalu meninggalkan Harry di sana sendirian, apakah tidak keterlaluan?”
Nikita Ruan mengerutkan alis, dia sedang menahan api amarah.
Tepat pada saat ini, Lenny Cheng melanjutkan, “Nikita Ruan, tidakkah kamu merasa dirimu sangat keterlaluan? Di satu sisi menggoda Presdir Yu, di sisi lain menggantungkan Harry, bukankah ini yang dinamakan jalang licik?”
Mendengar nama ‘Darwin Yu’, hati Nikita Ruan memberat, tangannya yang sedang menyumpit makanan pun bergetar, potongan daging ayam langsung jatuh ke pakaiannya.
Nikita Ruan mengenakan kemeja putih, saus yang berwarna gelap menodai pakaiannya. Nikita Ruan mengernyit, lalu dia berdiri dan berjalan cepat ke arah wastafel di samping.
Melihat Nikita Ruan pergi, Lenny Cheng melirik piring Nikita Ruan, lalu tatapannya tertuju pada gelas jus Nikita Ruan.
Lenny Cheng menoleh menatap wanita di sebelahnya dan berkata dengan merendahkan suara, “Kamu awasi dia!”
Sambil berkata, Lenny Cheng menuangkan sedikit jusnya ke dalam gelas Nikita Ruan, lalu dia mengaduknya dengan sedotan dan meletakkannya kembali.
Rekan kerja wanita yang satunya merasa sedikit tidak tenang, “Kak Lenny, apakah kamu yakin tidak apa-apa dengan seperti ini?”
Lenny Cheng menegur dengan merendahkan suara, “Apa yang kamu tahu? Wanita seperti ini harus diberi pelajaran!”
Meski dalam beberapa hari ini desas-desus mengenai Nikita Ruan di perusahaan tidak pernah berhenti, tetapi teringat pada hari itu melihat Nikita Ruan bersama dengan Darwin Yu, Lenny Cheng tetap tidak bisa menelan emosi ini.
Tidak lama yang lalu, ketika laporan kenaikan jabatan Nikita Ruan dan data diri Nikita Ruan sampai pada tangannya, Lenny Cheng tidak sengaja melihat bahwa Nikita Ruan alergi terhadap mangga, maka dia ingin mengambil kesempatan ini untuk menjaili Nikita Ruan!
Tidak lama kemudian, Nikita Ruan sudah selesai membersihkan noda di pakaiannya dan berjalan kembali.
Lenny Cheng meliriknya, lalu berpura-pura menatap dua rekan kerja wanita di sebelahnya dan berkata, “Melihat si anu, aku pun tidak ingin makan, kita ganti tempat saja, daripada kesal!”
Sambil berkata, Lenny Cheng mengangkat piringnya dan berjalan ke sisi lain dari kantin bersama dua rekan kerja wanita itu.
Melihat bayangan punggung kepergian mereka, Nikita Ruan diam-diam menghela napas lega.
Untung saja mereka sudah pergi, kalau tidak, dia benar-benar tidak bisa lanjut makan.
Awalnya Nikita Ruan memiliki janji pertemuan dengan CEO Ma dari Perusahaan Tianle pada sore hari, maka dia harus bergegas menghabiskan makanannya dan pergi menyiapkan dokumen yang akan digunakan.
Terpikir akan hal itu, Nikita Ruan langsung memakan beberapa suap, lalu meminum beberapa teguk jus buah.
Setelah menghabiskan makanannya dengan cepat, tepat ketika Nikita Ruan hendak pergi, tiba-tiba dia merasa tubuhnya gatal, wajahnya juga sedikit panas.
Jangan-jangan dia makan terlalu cepat?
Nikita Ruan merasa bingung, dia mengangkat gelas dan meneguk sisa jus buah, lalu berjalan ke arah pintu kantin dengan membawa piring makanannya.
Lenny Cheng dan dua rekan kerja wanita yang duduk di sisi lain, senantiasa memperhatikan gerak-gerik Nikita Ruan.
“Kak Lenny, bukankah kamu mengatakan dia alergi terhadap mangga? Dia sudah menghabiskan jus buah, kenapa masih baik-baik saja?”
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataAdore You
ElinaPengantin Baruku
FebiThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensIstri Pengkhianat
SubardiHei Gadis jangan Lari
SandrakoHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku