The Break-up Guru - Bab 48 Anak Putra

Permasalahannya mungkin terbilang sederhana, Caroline Wu ini jatuh sakit, ia mengidap kanker stadium akhir, dia tidak ingin terus menarik James He, sehingga ingin berpisah dengannya.

Namun dia tahu jelas sifat James Ge ini, dia tidak akan mungkin melepaskan dirinya saat ia sedang sakit, sehingga ia menemukan kami melalui adiknya.

“Aku hanya ingin meminjam orang dari kantor kalian untuk memunculkan bukti bahwa suamiku berselingkuh, dengan demikian, aku juga mempunyai alasan untuk berpisah dengannya. Aku sudah berhutang terlalu banyak padanya dalam kehidupanku kali ini, aku tidak ingin membebaninya bahkan saat aku mati.”

Ekspresi Caroline Wu terlihat sangat dingin saat mengatakannya, seperti sedang menceritakan kisah orang lain.

Aku baru menyadari bahwa ia sebelumnya bukan tergesa-gesa pergi ke toilet, melainkan tergesa-gesa minum obat, dahinya kini dipenuhi selapis tetesan keringat, wajahnya juga terlihat semakin memucat.

“Rasa sakit itu terus berdatangan, aku hanya menyembunyikannya darinya dan berkata bahwa kondisi tubuhku kurang sehat, sedang reumatik hingga kakiku terasa sakit.”

Paula Li dan Wade terdiam, aku berpikir sejenak, dan akhirnya memutuskan untuk berbicara.

“Kak Caroline, kertas tidak akan pernah bisa menangkal api, Kak James pasti akan menyadari adanya hal yang kurang tepat dari tubuhmu, langsung sampaikan saja kepadanya.”

Caroline Wu sepertinya sudah memprediksi bahwa aku akan berkata demikian sejak awal, ia hanya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang sangat kesepian.

“Aku yang sudah terlalu memanjakan putraku sejak kecil, hingga akhirnya putraku lari ketika baru saja beranjak dewasa, kita berdua kini seperti kedua orang tua kesepian yang tidak mempunyai anak, tidak sedikit dari uangnya sudah dibawa pergi oleh putra kami sejak awal, uang yang tersisa diperlukan untuk masa tuanya.”

Aku dapat memahami perasaan Caroline Wu, tetapi,”Kak Caroline, Kak James adalah orang yang sangat baik, aku tidak ingin membohongi dirinya.”

Terlebih lagi, Caroline Wu sudah berada pada kondisi seperti ini, uang apalagi yang bisa ia gunakan untuk membiayainya, kesimpulannya, aku tidak bisa dan tidak ingin melakukan pekerjaan amal ini.

Caroline Wu tiba-tiba tersenyum,”Apakah kalian masih membedakan pelanggan dalam berbisnis?”

“Atau kalian mungkin merasa aku tidak sanggup membayarnya?” Caroline Wu mengeluakran sebuah map kertas tebal dari dalam tasnya, kelihatannya setidaknya terdapat tiga ratus ribu yuan.

“Ini adalah uang pangkalnya, aku akan memberikan uang dalam jumlah yang sama nantinya.”

“Kak Caroline Wu, jika kamu mempunyai uang sebanyak ini, mengapa kamu tidak menggunakannya sebagai biaya pengobatan? Kamu masih muda dan menawna, seberapa disayangkan jika kamu pergi begitu saja?”

Aku belum sempat menjawab, namun Wade sudah terlebih dahulu membuka mulutnya.

Aku merasa senang karena aku jarang sekali melihatnya menolak uang yang sudah terpajang di depan matanya, dia bahkan ikut mendukung melalui ucapannya.

“Kak Caroline, aku juga merasa kamu tidak seharusnya menyerah begini saja.”

Caroline Wu menatap kami denga tajam sejenak,”Tidak kusangka aku mempunyai nasib sebaik ini, pertama karena aku langusng bertemu dengan kalina, kedua karena kalian tidak serakus seperti apa yang kuperkirakan.”

Tidak tahu apakah ini adalah sebuah pujian atau sindiran, aku menghela nafasku dan langsung menjelaskannya.

“Kak Caroline, aku tidak akan menceritakan permasalahanmu ini keapda Kak James, namun kita benar-benar tidak bisa menerima pekerjaanmu ini.”

Sejauh ini, suami istri yang datang mencari kami untuk berbisnis adalah mereka yang berselisih, mereka menghalalkan segala cara demi merebut kekayaan, ketika bertemu dengan binsis seperti ini, akupun tidak memahami perasaan apa yang sedang kurasakan.

“Neil Wu, kita berdua mempunyai marga yang sama, kita setidaknya mempunyai sedikit hubungan arah, bisakah kamu membantu kaka sejenak, sebenanrya, aku sudah merasa cukup bodoh dalam kehidupanku ini, tidak mempunyai putra, aku juga tidak ingin menjadi beban lelakiku, seberapa baiknya jika aku mencari kesempatan untuk pergi dengan tenang saat aku masih bisa bergerak.”

Sikap Caroline Wu terlihat melembut, dia melihat ke arah sekeliling sejenak, lalu mengulurkan tangannya dan menarik rambutnya sejenak.

Rambutnya yang berwarna hitam pekat itu ternyata adalah rambut palsu yang menyembunyikan kepala yang botak di bawahnya.

“Hidupku tidak akan berjalan lama lagi, aku tidak ingin menghabiskan masa-masa terakhirku dengan mencium aroma obat-obatan di rumah sakit.”

Caroline Wu tersenyum, lalu mengelus kepalanya yang botak, terlihat jelas sedikit lucu, namun kami bertiga tercengang dan tidak bisa tersenyum.

Aku merasa semakin masuk akal mendengar pemikiran Caroline Wu, aku dapat mendiskusikan harganya, namun aku tidak bisa menjalani permintaan terakhirnya.

“Ehm ehm, sebenarnya, aku hanya bisa menyerahkan permasalahan ini kepadanya, aku tidak bisa mencampuri apakah dia menyetujuinya atau tidak, kamu harus meminta pendapatnya.”

Aku menunjuk Paula Li dan menyerahkan keputusannya kepada dirinya.

Caroline Wu kini mulai memperhatikan Paula Li, dia menatapnya dengan sangat lembut, lalu perlahan memakai kembali rambut palsunya, ia menatap lalu tiba-tiba berkata.

“Gadis secantik ini sepertinya akan mudah menghadapi lelaki tua itu.”

Ck, hebat, ucapannya ini serupa seperti meminta Paula Li untuk menyetujui bisnisnya.

Pula Li juga tidak melawannya, ia hanya terdiam dan menatap ke luar jendela untuk cukup lama, lalu kembali fokus.

“Jika kondisimu ini terlihat sangat jelas, apakah kamu yakin suamimu tidak menyadarinya sedikitpun?”

Aku tercengang, aku tidak pernah mempertimbangkan hal ini sebelumnya.

“Lihat dirinya, dia bahkan tidak membiarkanmu menyentuh air mentah ataupun air dingin, dia tidak ingin membiarkanmu melakukan apapun, bukankah sikapnya yang berhati-hati itu seperti sedang menjaga kondisi tubuhmu?” Suara Paula Li terdengar mendatar, ia mencicip seteguk kopi, lalu tatapannyapun berubah menajam.

Senyuman yang sebelumnya terus terpajang di wajah Caroline Wu itu perlahan hancur, tangannyapun mulai bergemetar.

“Jika suamimu sudah menyadari kondisi tubuhmu sejak awal, dan masih menemanimu, bahkan tidak mengungkapkan dirimu, apakah alasannya menurut dirimu?”

Suara Paula Li terdengar meninggi, gelas yang berada di genggaman Caroline Wu pun terjatuh pada saat yang bersamaan.

Kak James tidak mengungkapkannya karena dia sudah sangat memahami sifat Caroline Wu, dia tahu dia bersikeras tidak ingin mempersulit dirinya, sehingga dia bersedia berakting bersama dengannya.

Menurut James Ge, selama ia bisa menemani Caroline Wu, dia tidak peduli seberapa lelah keadaannya baginya.

“Aku mengerti maksudmu, adik kecil, namun aku sudah memutuskannya, jika kamu tidak bersedia melakukannya, aku akan mencari orang lain untuk melakukannya, sama saja.”

Caroline Wu berdiri, menyimpan uangnya kembali ke tasnya, lalu bergegas melangkah keluar.

“Kak Neil, ini sudah terlalu canggung, orang ingin berbisnis, namun kita tidak menyetujuinya, hal yang mengejutkan adalah bahkan membuatnya marah.”

Aku juga merasa sedikit tak berdaya,”Apakah kamu ingin menerima tugas ini dan merusak kasih sayang sepasang suami istri?”

Wade mengerutkan bibirnya,”Bukan itu maksudku, lagipula aku merasa, menerimanya, tidak terlalu baik, tidak menerimanya, juga tidak terlalu tepat.”

“Sudah sudah, lagipula sudah ditolak, ini bukan lagi urusan kami, hari ini turun hujan, bagaimana kalau kita mencari tempat pijat?”

Wade langsung mersa senang,”Baik, ayo pergi!”

“Pikirkan cara dan bantu mereka.” Pada saat aku dan Wade hendak beranjak pergi, Paula Li tiba-tiba membuka mulutnya.

Ah, orang berhati Buddha ini ingin melakukan hal baik.

Aku dan Wade saling bertatapan sejenak, lalu merasa keberatan sejenak, kita tahu kita tidak akan bisa melaksanakannya.

“Ini, Kak Paula, ini adalah permasalahan mereka berdua, satu bersedia memukuli, satu bersedia dipukul, bagaimana kita bisa membantu?” Wade mencoba untuk membuka mulutnya.

Paula Li menatapku,”Caroline Wu ini menerima kematiannya begitu saja karena dia sudah tidak mempunyai harapan baru lagi dalam hidupnya.”

“Jadi?”

“Apakah kamu tidak mendengar kedua suami istri itu sering berkata bahwa mereka mempunyai seorang anak putra.”

Ini adalah sebuah hal yang sangat tepat untuk ditindaklanjuti, jika putra Caroline Wu tidak sekeras itu dan dapat kembali ke sisinya, maka dia pasti tidak rela mati.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu