Sang Pendosa - Bab 17 Penemuan yang Tak Terduga

“Lalu ke mana ibumu pergi sekarang, apakah kamu tahu?”, Michael Fan bertanya.

Monica Su bingung, "Dia ..."

"Aku seharusnya tidak ribut dengannya waktu itu. Aku ingin meminta maaf padanya, tetapi aku tidak dapat menemukannya. Bisakah kamu memberitahuku di mana dia?"

Monica Su menggelengkan kepalanya, "Dia... aku tidak tahu ..."

"Kamu tahu, kamu adalah putrinya, coba pikirkanlah baik-baik, ke mana ibumu pergi?"

"Ibuku... dia... dia... aku lupa."

"Kamu tidak mungkin lupa, jangan khawatir, pikirkan lagi. Kapan terakhir kali kamu melihatnya?"

"Setelah... setelah dia bertengkar dengan ayah ..."

"Lalu? Kemana kamu pergi?"

Nafas Monica Su yang awalnya stabil tiba-tiba menjadi tidak stabil lagi, "Dia menyeret ayah ke dapur."

"Lalu? Apa yang terjadi?"

"Dia ... melepas pakaian ayah".

"Lalu?"

“Mereka... mereka... bercinta”, Monica Su agak sulit menceritakan.

Sonya Ye membawa Robert Su ke dapur. Ternyata bukan orang lain yang berhubungan intim dengan Robert Su, tetapi istrinya sendiri, yaitu Sonya Ye!

Michael Fan cukup kaget untuk waktu yang lama dan tidak bisa tenang. Dia telah berpikir seperti itu sebelumnya, tetapi mengingat bahwa Sonya Ye sudah berusia 55 tahun, kebutuhan akan berhubungan intim seharusnya tidak sekuat wanita muda. Dia mengira itu adalah siswi itu, dan bukan Sonya Ye.

Namun, kata-kata Monica Su mematahkan pandangannya tentang kebutuhan seksual wanita paruh baya dan lanjut usia.

Terkadang, yang paling tidak mungkin adalah yang paling benar.

Karena itu adalah Sonya Ye, maka kemungkinan mengenai Robert Su yang diperkosa akan dikesampingkan.

"Lalu? Setelah bercinta?"

Napas Monica Su kembali tidak stabil lagi, "Ayah... mata Ayah..."

"Ada apa dengan matanya?"

"Bola matanya dicongkel..."

“Dicongkel?” Michael Fan terkejut dan bertanya: “Apakah mungkin mereka sedang memperagakan eksperimen pencongkelan mata?”

Michael Fan ingat bahwa ketika Monica Su dihipnotis terakhir kali, dia mengatakan bahwa mereka sedang melakukan eksperimen yang menarik. Ketika dia ingin terus mengajukan pertanyaan, emosinya Monica Su semakin tak terkendali.

"Ya... benar-benar... dicongkel... tidak terlihat seperti sedang bereksperimen."

"Siapa yang mencongkel bola mata ayahmu?"

"Aku tidak tahu, aku tidak tahu ...", Monica Su menutupi kedua matanya dengan kedua tangan, menggelengkan kepalanya dengan kuat, dan dirinya hampir kehilangan kendali lagi.

Sekarang kasus ini sudah mencapai titik terpenting, Michael Fan mengerti bahwa keadaan Monica Su cukup berbahaya saat ini, tetapi dia tidak bisa menghentikannya seperti yang ia lakukan terakhir kali. Karena dia sudah bertaruh dengan Jack Li.

Michael Fan menekan kepalanya dengan satu tangan dan memegang tangannya dengan tangan yang satunya, mencoba mengurangi rasa takutnya, "Apa yang dilakukan ibumu?"

"Dia... dia..." Monica Su gemetar di sekujur tubuhnya, bahkan tangan yang dipegang Michael Fan ikut bergetar.

“Apa yang dia lakukan?”, Michael Fan terus bertanya.

"Dia... dia mencintaiku... dia selalu mencintaiku... dia... dia adalah ibuku yang baik... ibuku yang baik...", Monica Su mulai tak terkendali dan menolak kata-kata Michael Fan, air mata terus mengalir dari sudut matanya.

Dia telah mencapai batasnya, dan hatinya melayang di ambang ketakutan.

Michael Fan tiba-tiba merasakan sakit mata dan tenggorokan kering. Dia ingin bertanya, "Apakah ibumu yang mencongkel mata ayahmu dan matamu itu, apakah dia juga menyiram asam sulfat itu pada ayahmu dan wajahmu?" Dia ingin mengatakannya, tapi kata-kata itu tak bisa keluar dari mulutnya.

Dia adalah seorang psikolog. Dia sudah melihat terlalu banyak trauma dan terlalu banyak suka dan duka. Sebenarnya, hatinya sudah mati rasa.

Namun, tangisan Monica Su yang tak berdaya membuat Michael Fan memikirkan wanita itu.

Suatu kali dia pernah begitu tak berdaya, memohon, bahkan sampai putus asa ...

Namun, dia hanya bisa mengawasinya dengan pasrah.

Ya, kejadian tragis yang menimpa wanita itu adalah karena dia, dan hal yang paling keji adalah dia tidak memiliki sedikit pun rasa simpati pada waktu itu, tetapi sebaliknya, dia menggunakan senyum khas dari seorang psikolog untuk menginterogasi wanita itu.

Michael Fan memejamkan matanya. Pada saat ini, dia merasa sangat lelah. Dia bahkan menyesal keputusannya mengubah jurusannya secara tiba-tiba ketika dia kuliah. Jika dia bukan psikolog, maka wanita itu tidak akan meninggalkannya begitu saja, dan dia tidak akan jatuh ke dalam kondisi yang menyalahkan dirinya sendiri seperti ini, Monica Su yang di depannya sekarang juga pasti tidak akan seputus asa ini.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu