Sang Pendosa - Bab 35 Kekasih Robert Su (2)

Mengenai Jack Li yang begitu cepatnya menutup kasus tersebut, Michael Fan ingin memahami alasannya, tetapi sampai sekarang dia juga belum menemukan alasan yang tepat.

Begitulah, masalah ini tidak terselesaikan dengan baik.

“Dokter Fan, kenapa kamu bisa melakukan investigasi terhadap Robert Su dan bukan Sonya Ye?“, Jeni Sun menanyakan satu pertanyaan yang terus mengganggunya daritadi.

Tidak hanya Jeni Sun, Stephen Tang pun juga penasaran.

Michael Fan menyampingkan wajahnya, lalu berkata: “Semua ini disebabkan oleh Robert Su. Dia adalah asal muasal kasus ini, maka itu kita harus memeriksanya sampai tuntas.”

“Apakah Sonya Ye sama sekali tidak ada andil dalam kasus ini? Kulihat tidak hanya Robert Su, Sonya Ye pun juga turut serta dalam kasus ini.“

“Kamu ini......masih terlalu muda“, Michael Fan menggelengkan kepala sambil tertawa tipis, “Jika saja Robert Su mendidik orang dengan baik dan menjaga moralnya dengan tidak mengganggu Julia Gu, maka Sonya Ye pun tidak akan melakukan perbuatan jahat itu yang mengakibatkan Julia Gu tidak bisa melanjutkan studi S2 nya. Ia juga tidak akan menjadi sasaran hinaan orang banyak, kehilangan gelar sarjananya, dan nyawanya tentunya.“

Jeni Sun dalam hati setuju dengan perkataan Michael Fan, tetapi ia malah berkata: “Sesuatu hal tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Kalau saja Julia Gu bisa menahan diri, hal menyedihkan ini juga tidak akan terjadi.“

Pada saat ia sedang berbicara, ia melihat mulut Michael Fan tersenyum lebar. Ia pun bertanya: “Apa yang kamu tertawakan? Apa ada yang salah dengan ucapanku?“

Michael Fan menatap mata Jeni Sun, sambil tertawa ia pun berkata: “Begitu melihatmu aku sudah bisa tahu kamu tidak pernah dikejar laki-laki.“

Jeni Sun terlihat canggung, dari kedua matanya terselip rasa malu.

“Aku sedang membahas kasus ini! Kenapa kamu malah membahas tentang aku? Lagipula, mana mungkin aku yang secantik ini tidak pernah dikejar laki-laki?“, sambil berkata, ia pun mendongakkan kepala dan membusungkan dada.

Tiba-tiba, Stephen Tang batuk dengan hebatnya.

“Sudah, sudah, kembali ke permasalahan awal. Apakah kamu pernah pergi ke rumah Julia Gu?“, Michael Fan menoleh dan bertanya pada Stephen Tang. Mimik wajahnya kembali serius.

Stephen Tang menggelengkan kepala, “Hal yang berhubungan dengan Julia Gu, semuanya Dekan Chen yang memberitahu.“

“Menempelinya terus selama beberapa hari, dia akhirnya mengungkapkan semuanya. Hebat ya kamu, Stephen Tang. Hal yang memalukan ini memang cocok untuk kamu lakukan, aku salut padamu.“

Ucapan Jeni Sun benar-benar di luar dugaan. Stephen Tang yang awalnya bekerja dengan baik dan sabar, demi melakukan investigasi, ia tidak sedikit mendapat hinaan dari Dekan Chen.

Namun, setelah mendengar perkataan Jeni Sun, semuanya terasa memiliki arti yang negatif.

Untungnya, Stephen Tang cukup sabar. Ia mengetahui sifat Jeni Sun ini, maka itu ia malas untuk berdebat dan hanya menghiraukannya saja.

Setelah Michael Fan pikir-pikir lagi, ia pun berkata: “Kita sudah mempunyai alamat Julia Gu, kalau begitu mari kita ke sana menemuinya.”

Jeni Sun terkejut, lalu berteriak: “Hah? Pergi menemuinya? Kalau mau pergi, lebih baik kamu saja yang pergi. Aku tidak berani, lagipula aku masih ingin hidup! Orang tuaku masih membutuhkanku!“

Stephen Tang pun ikut menatap Michael Fan dengan heran.

“Aku salah bicara, maksudku adalah bertemu dengan keluarganya. Kita dengarkan apa tanggapan keluarganya. Aku ingin tahu kebenaran dari kasus ini.“

Jeni Sun akhirnya mengerti, “Kamu mengagetkan aku saja! Ucapanmu itu tidak jelas. Kalau untuk bertemu dengan keluarganya, aku masih bersedia. Eh, bukankah Stephen Tang sudah mengatakan dengan cukup jelas?“

“Dia hanya mendengar dari Dekan Chen seorang. Aku ingin mendengar pernyataan dari orang bersangkutan yang lainnya. Ada kemungkinan kita bisa mendapatkan jawaban yang lain.“

“Keluarga Julia Gu pasti mendukungnya, ini sudah bisa ditebak.“

“Belum tentu.“

“Huh, dari tadi bicara ini itu, ujung-ujungnya tetap saja mau merepotkanku. Aku ini adalah polisi wanita termuda dan bertalenta di dalam tim satuan khusus tingkat provinsi. Hari ini aku menjadi anak buah kalian, ditambah lagi ketua tidak mengetahuinya. Kalau saja ada orang yang tahu aku menyeleweng dari tugasku, maka gaji bonusku setengah tahun yang akan datang pasti hilang......“, kata Jeni Sun sambil mengeluh.

Michael Fan tertawa seperti seorang yang berbudi baik.

......

Ibu Julia Gu bernama Natalie Shen.

Tak lama setelah melahirkan Julia Gu, suaminya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Natalie Shen tidak menikah lagi dan hidup bersama Julia Gu.

Pada masa mudanya, ia bekerja sebagai penjahit di suatu pabrik garmen. Pada usia 30 tahun, ia adalah salah satu orang yang terkena Pemuutusan Hubungan Kerja (PHK). Pihak pabrik memberinya sedikit pesangon atau uang kompensasi. Setelah itu, ia pun menggunakan uang itu untuk berjualan di pinggir jalan sampai sekarang.

Berdasarkan alamat yang dilacak oleh Stephen Tang, ketiga orang tersebut kembali ke Kota Meijiang. Mereka pun berputar-putar cukup lama di daerah perumahan penduduk yang agak lama di Jalan West Town daerah utara.

Rumah-rumah yang dahulu terlihat pendek dan sembarangan. Beberapa lama kemudian, sebagian rumah ada yang dihancurkan, lalu dibangun kembali. Dengan adanya sedikit perubahan, semuanya tidaklah tampak seperti semula.

Ketiga orang tersebut mencari informasi dari berbagai tempat. Akhirnya, mereka menemukan rumah Julia Gu yang terletak di dalam satu bangunan kumuh yang dinding luarnya dipenuhi dengan lumut.

Rumahnya terletak di lantai 2.

Malam datang lebih cepat pada saat musim dingin. Waktu menunjukkan jam 6 sore, tetapi langit sudah benar-benar gelap.

Tidak ada lampu di dalam lorong, tampak sangat gelap.

Michael Fan menyalakan senter. Dengan bantuan cahaya senter, ketiga orang itu menyusuri lorong yang sempit dan lembab. Aroma khas dari benda yang berjamur pun menusuk hidung.

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di depan pintu besi yang berkarat. Tidak ada bel, di kaca pintu hanya tersisa satu lubang yang tersumbat.

Jeni Sun mengetuk pintu sambil berteriak: “Apakah ada orang di dalam?”

Tidak ada jawaban.

Jeni Sun kembali mengetuk, tidak ada pergerakan, yang ada malah membuat tetangga sebelah keluar. Mereka hanya melihat seorang kakek tua yang sangat kurus mengulurkan setengah kepalanya melalui celah pintu. Dengan tatapan heran ia melihat ketiga orang itu.

“Kakek, apakah ini adalah rumah Natalie Shen?“, tanya Jeni Sun memastikan.

“Benar, ia sedang pergi berjualan dan tidak ada di rumah.“

“Dia......“, Jeni Sun masih ingin lanjut bertanya, tetapi si kakek sudah kembali masuk.

Jeni Sun tampak kebingungan, “Ini sudah hampir jam 6 sore, kenapa dia masih belum pulang? Kita harus menunggu berapa lama lagi?“

Stephen Tang melihat-lihat keadaan sekitar, memanjangkan lehernya, lalu berkata dengan suara pelan: “Bagaimana kalau kita keluar dulu, nanti baru kembali lagi. Tempat ini sedikit menakutkan.“

Baru saja selesai bicara, terdengar suatu pergerakan di lorong.

Ada orang yang naik ke atas.

Orang yang datang adalah seorang wanita yang sedang memanggul barang dengan kedua bahunya. Ia mengenakan baju terusan dengan wajah yang nampak kelelahan.

“Kalian mencari siapa?“, tanya wanita itu denganr ramah.

“Natalie Shen”, kata Jeni Sun.

Wajah wanita itu sedikit berkerut, dengan mimik penasaran, ia bertanya dengan dingin: “Untuk apa kalian mencarinya?“

Jeni Sun menunjukkan lencana polisinya, “Kami adalah polisi dan ingin menanyakan perihal tentang Julia Gu.“

Wanita tersebut menurunkan tas kantong yang dipanggulnya dan menjawab dengan dingin: “Kalian mau bertanya tentang masalah dia dikeluarkan dari sekolah? Masalah itu sudah terjadi setengah tahun yang lalu dan kalian masih saja datang. Kinerja kalian para polisi benar-benar luar biasa.“

“Kamu adalah ibu Julia Gu, Natalie Shen, bukan?“, Michael Fan bertanya dengan nada yang meyakinkan.

Wanita tersebut tidak berkata apa-apa. Ia menatap kuat-kuat Michael Fan, lalu mengambil kunci dan membuka pintu.

“Mari, kubantu angkat”, Stephen Tang membantu mengangkat tas kantong itu satu per satu.

Dua tas kantong itu cukup berat. Stephen Tang menggigit mulutnya dan memaksa masuk ke dalam rumah.

Rumah tersebut sangat kumuh, hanya ada beberapa perabotan tua, sebuah meja dan beberapa kursi.

Di dalamnya masih ada 2 ruangan, sepertinya itu adalah kamar. Dilihat dari bentuk rumahnya, ini merupakan rumah dengan 2 kamar dan 1 ruang tamu.

“Di dalam tas ini ada barang apa saja? Berat sekali“, Stephen Tang meletakkan tas kantong tersebut, lalu meregangkan lengannya.

“Barang-barang jualan“, kata Natalie Shen dengan dingin. Ia lalu menuangkan air ke dalam satu gelas besar, lalu meminumnya hingga habis.

Di dalam lorong, cahaya yang agak redup membuat tiga orang itu tidak dapat melihat wajah wanita itu dengan jelas.

Pada saat itu, saat kembali menemuinya, hanya ada 1 kata yang dapat menggambarkan dia, yaitu kurus.

Wajahnya sangat tirus, matanya kemerahan, bibirnya kering, dagunya lancip.

Natalie Shen menunjuk sofa yang mempunyai beberapa lubang, “Duduklah. Tanya saja yang mau kalian tanyakan. Setelah itu, cepat pergi dari sini.“

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu