Sang Pendosa - Bab 6 Hipnotis

Pada saat mereka berdua sedang berbincang, Jeni Sun telah memanggilkan dokter untuk melakukan CT scan otak pada gadis yang terluka itu.

Ketika hampir tiba di kamar pasien, dokter memanggil mereka, ternyata hasil dari CT scan otak gadis itu sudah keluar.

"Bagian otaknya tidak ada masalah, semuanya berfungsi dengan normal. anda dapat menghipnotisnya dengan aman." Setelah melihat hasilnya, Jack Li menghela napas lega.

"Aku hanya bisa mencobanya, untuk hasilnya, aku tidak berani menjamin."

"..."

Setibanya mereka di kamar pasien, Jeni Sun sedang membacakan cerita untuk gadis itu, ia pun mendengarkannya dengan penuh perhatian.

"Polisi itu memang berbeda, cerita yang diceritakan pun tentang soal menangani kasus.", kata Jack Li dengan nada memuji.

Jeni Sun mengangkat buku di tangannya, dan berkata: "Ini adalah cerita dari koleksi penyelidikan Holmes, dari tasnya."

Jack Li melirik judul buku itu sesaat, dan sebaliknya merasa kurang setuju, "Hal yang ditulis dalam novel itu suka dilebih-lebihkan, kalau dalam kenyataan tidak mungkin ada orang yang sehebat itu."

Terlepas dari apakah itu dilebih-lebihkan atau tidak, ada satu hal yang dapat aku pelajari, yaitu dia sangat mahir dalam mengamati. Loh? Kenapa dari nada bicara Kapten Li, sepertinya ia juga pernah membaca buku ini?

Jack Li ragu-ragu.

Akhirnya mereka berdua mulai mengobrol tentang buku tersebut.

Michael Fan tidak ikut mengobrol, dan hanya menatap gadis yang ada di atas ranjang dengan teliti. Dia pernah membaca "Koleksi Penyelidikan Holmes", dan mengagumi keterampilan penulis dalam menyusun cerita, dan juga wawasan yang luar biasa dari pemeran utama.

Hanya saja...

“Apa boleh aku pinjam buku yang kamu pegang?”, Michael Fan bertanya pada Jeni Sun.

"Oh? kamu suka juga? Ini ambil saja.", ucap Jeni Sun sambil menyodorkan buku itu untuk Michael Fan.

Michael Fan tidak langsung membuka buku tersebut untuk dibaca, namun pertama-tama ia melihat kemasan luar buku itu, dan kemudian hanya sekedar melihat-lihat saja.

Sampul buku agak rusak, dan sudut buku agak melengkung, sepertinya gadis yang terluka itu sering membaca buku ini sebelumnya.

Jarang sekali ada anak perempuan yang suka membaca buku tentang memecahkan kasus, dan tentu saja bukan sama sekali tidak ada.

“Apa kamu ingat semua cerita dalam buku ini?”, Michael Fan bertanya pada gadis yang terluka itu.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, lalu mengangguk lagi.

"Apa kamu menyukai Holmes?"

Gadis itu mengangguk.

"Aku juga menyukainya. Dia sangat hebat. Aku tahu banyak tentang kisahnya. Apa kamu ingin mendengarnya?"

Gadis itu mengangguk lagi.

"Tapi sebelum kita mendengarkan ceritanya, kita bermain permainan tentang angka terlebih dahulu. Kalau aku bilang satu, kamu bilang dua, aku bilang tiga, kamu bilang empat, dan seterusnya. Kamu tahu permainan ini?"

Gadis itu mengangguk lagi.

"Oke, satu.", Michael Fan menyalakan ponselnya dan mulai memainkan lagu pengantar tidur "Sungai Bunga Pada Malam Bulan".

"Dua"

"Tiga"

"Empat"

...

Ketika gadis itu menghitung sampai sepuluh, Michael Fan tiba-tiba menekan kepalanya dan mengeluarkan perintah singkat: "Tidur!"

Gadis itu berhenti menghitung dalam sekejap, seolah dia benar-benar tertidur.

Michael Fan menyesuaikan suara dari ponselnya agar lebih nyaman, lalu memperhatikan gadis itu yang matanya tertutup dan napasnya yang sedikit terengah, kemudian ia berkata perlahan: "Tenang, tenangkan seluruh tubuh dan pikiranmu, tenanglah ..."

Di bawah iringan musik yang menenangkan hati itu dan instruksi Michael Fan, kecemasan dan ketakutan dalam perasaan gadis itu perlahan-lahan memudar, dan napasnya menjadi lebih stabil.

Melihat gadis itu telah masuk dalam kondisi terhipnotis, Michael Fan perlahan bertanya, sekata demi sekata: "Katakan padaku siapa namamu."

Setelah pertanyaannya dilontarkan, kamar pasien sunyi selama dua detik, dan kemudian terdengar suara jernih gadis itu: "Namaku Monica Su."

Dari suaranya, dapat terdengar kalau gadis itu cukup tenang saat ini, ia tidak menunjukan kegilaan sedikit pun, dan dengan kepala yang jernih dan perasaan yang tenang, ia berbicara layaknya orang normal.

"Rumahmu di mana?"

"Rumahku ... rumahku ..."

Tubuh gadis itu mulai bergetar hebat, lengannya terus melambai di udara.

Michael Fan sekejap menekan bahu gadis itu dengan kedua tangannya, lalu dengan perlahan dan tegas berkata: "Kamu sudah aman sekarang, tidak ada lagi yang bisa menyakitimu. Sekarang kamu hanya bermimpi buruk, hanya bermimpi buruk ..."

"Mimpi?"

"Ya, mimpi, katakan padaku, apakah kamu melihat rumahmu di dalam mimpi?"

"Iya ..." Gadis itu menurunkan tangannya dan perlahan kembali tenang.

"Di mana rumahmu?"

"Kabupaten Pingshan ... Desa Changtian ..."

"Keluargamu ada siapa saja?"

"Ibu ... ayah ..."

"Siapa nama mereka?"

"Ibu ... Sonya ... Ye, Ayah ... Robert ... Su."

"Apa yang terjadi saat terakhir kamu meninggalkan rumah?"

Dada gadis itu bergerak naik dan turun, dan perasaannya mulai tidak stabil lagi.

Setiap kali menyinggung hal tentang rumah, reaksinya sangat kuat, dan mekanisme pertahanan di otaknya selalu mencoba untuk menghindari ingatan ini. Tampaknya dia diserang di atau dekat rumahnya, dan Michael mencoba mengkonfirmasi dugaannya lebih lanjut.

"Itu hanya mimpi, ingat, hanya mimpi ..."

Pada saat yang krusial, Michael Fan tidak ingin menyerah, tangan satunya memegang kepalanya dan satunya lagi memegang telapak tangannya, agak bertenaga, dan memberinya isyarat: "Katakan padaku, apa yang kamu lihat?"

"Ayahku dan seorang siswi."

"Apa yang mereka lakukan?"

"Bicara."

"Apa ibumu di rumah?"

Napas gadis itu mulai terengah, "... di ..."

Michael sekali lagi menekan telapak tangannya agak kuat.

"Apa yang ibumu lakukan?"

"Bertengkar dengan Ayah."

"Apakah kamu tahu kenapa mereka bertengkar?"

"Itu karena ayahku menindas ibuku."

"Kenapa ayahmu menindas ibumu?"

"Aku tidak tahu."

"Apa yang terjadi setelah mereka bertengkar?"

"Ibuku keluar."

Jeni Sun orangnya tidak sabaran, ia terus-terusan memberi isyarat pada Jack Li", suruh dia tanya tentang pelakunya, tidak ada gunanya hanya tanya ini saja. Apa hubungannya ini dengan kasus mata yang dicongkel dan disirami asam sulfat?"

"Kamu itu tidak mengerti apa-apa! Lihat dan amati saja dulu!", suara yang agak akrab terdengar dari belakang.

Jeni Sun menoleh, raut wajahnya tiba-tiba berubah, Direktur Deni Zhou mendadak sudah tiba di dalam kamar pasien.

Jack Li mengangguk pada Deni Zhou dan berbisik pada Jeni Sun dengan suara yang sangat teramat kecil: "Dia sedang mengklarifikasi seluk-beluk masalah ini, menurutnya rumah gadis itu adalah tempat dimana terjadinya kasus ini."

Meskipun Jack Li sejak lama tidak begitu suka dengan Michael Fan, namun Jack Li tidak meremehkannya sedikit pun, ia tetap mengamati dan mendengarkannya dengan cermat.

"Kemana dia pergi?"

"Aku tidak tahu."

"Apa yang dilakukan ayahmu setelah ibumu keluar?"

"Membaca."

Saat bertanya sampai sini, masih belum ada petunjuk apa pun, tetapi Michael Fan yakin bahwa pasti telah terjadi sesuatu yang lebih krusial daripada pertengkaran di keluarganya, kalau tidak, gadis itu tidak mungkin bereaksi hebat sebanyak dua kali.

“Selain ayahmu membaca dan ibumu keluar, apa lagi yang terjadi, coba kamu pikir-pikir kembali”, Michael Fan lanjut bertanya.

"Ada yang datang", dada Monica Su sedikit naik turun, "Dia sangat galak, sangat galak ..."

"Ada apa dengannya?"

"Dia bertengkar dengan ayah, orang itu terlihat sangat menakutkan."

"Seberapa menakutkan orang itu?"

"Wajahnya ... wajahnya sangat menakutkan ..."

"Ada apa dengan wajahnya?"

"Wajahnya seperti hantu."

"Lalu apa yang terjadi?"

"Ibuku pulang."

"Bagaimana dengan pria mengerikan itu?"

"Aku tidak tahu."

Pada saat-saat krusial itu, ingatan Monica mulai terputus lagi, dan Michael Fan dengan segera menghubungkan serpihan-serpihan ingatan ini dan membimbingnya agar terus dapat menggali ingatannya.

"Apa mereka masih berdebat setelah ibumu pulang?"

"Tidak."

"Apa yang kamu lakukan?"

"Melakukan eksperimen."

“Eksperimen apa?”, ​​Michael Fan merasa bahwa dia akan segera menemukan jawabannya.

Selanjutnya, Monica Su mengatakan sesuatu yang membuat semua orang di ruangan itu tersentak.

"Congkil ... congkil ... eksperimen mencongkil bola mata."

Kata-kata gadis itu terdengar sangat jelas di telinga tiga polisi dan Direktur Deni. Mereka berempat saling bertatapan dengan ekspresi kaget.

"Siapa yang bilang mau membuat eksperimen mencongkel bola mata?"

"Mereka."

"Siapa mereka? Ayah dan ibu? Atau orang yang mengerikan itu?"

"Ayah dan ibuku, bukan, bukan, bukan, bukan ayah dan ibuku."

"Lalu siapa mereka?"

"Aku tidak tahu."

"Jadi mereka yang mencongkel bola matamu? Mereka mencongkelnya dengan tangan atau alat tajam?"

Dada Monica Su naik turun dengan tegang dan lengannya melambai tidak karuan, Michael Fan membangunkan ingatannya yang paling menakutkan dan hampir mencapai batas yang ia bisa tahan.

"Ya ... ya ... mereka yang congkel, dengan tangan ... kuku, ah, ah, ah ..." Monica Su sangat ketakutan, ia berteriak berulang kali, sekujur tubuhnya mulai bergetar seperti sedang mengalami proses tes kadar gula.

"Ini mimpi, ini mimpi!"

Michael Fan mencoba menahannya, namun tidak disangka, Monica Su tiba-tiba melompat dari tempat tidur, dan lekas berbalik ke arah suara itu berasal, kedua tangannya tersentak mencakar ke depan, dan tepat mengenai wajah Michael Fan, gerakannya sangat gesit sehingga semua orang yang ada di sana tidak sempat meresponnya.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu