Sang Pendosa - Bab 52 Bunuh Diri

Karena dalam hati merasa tidak nyaman, Jack Li jadi tidak ada nafsu makan, setelah mandi dan berbaring diatas kasur, dengan tidak sadar ia tertidur.

Tiba-tiba telepon pun berbunyi.

Dia dengan mengantuk menekan tombol terima panggilan telepon, setelah mendengar perkataan orang itu, dia langsung terduduk, di wajahnya muncul ekspresi yang luar biasa.

“Kamu bilang apa? Meninggal?!”

***

Setengah jam kemudian, Jack Li menyetir mobil dengan sangat cepat ke pusat penahanan daerah Dongcheng yang berada dipinggiran Kota Meijiang.

Ketua interpol juga baru datang, dengan ngos-ngosan dan keringatan, sampai tidak sempat mengancing bajunya, di kakinya masih memakai sandal dari rumah.

Saat ini, dia dengan marah dan berteriak melihat polisi yang berjaga di pusat penahanan: ”Bagaimana ini bisa terjadi? Saat saya pulang Natalie Shen masih baik-baik saja, ini baru berapa lama, kenapa sudah meninggal? Sebenarnya apa yang telah terjadi?”

Yang sedang khawatir sampai tidak tahu mesti bagaimana di samping adalah polisi Lin, dia yang bertanggung jawab pada jadwal semalam, ”Itu adalah kelalaian dari tanggung jawab saya”.

Jack Li ikut berbicara, ”Sekarang bukan waktunya untuk saling menyalahkan. Natalie Shen bagaimana meninggalnya?”

“Bunuh diri”, polisi Lin menjawab.

“Bunuh diri?!”

“Setelah kalian pergi tidak lama, dia langsung bunuh diri. Perlu lihat mayatnya tidak? Dia meninggal dengan mencekek dirinya sendiri.”

Jack Li berpikir dengan sangat serius.

Sikap mengakui kesalahan semalam itu jelas-jelas sangat bagus, kenapa bisa bunuh diri dengan mencekek diri sendiri?”, ketua Interpol dengan tidak mengerti bertanya.

Mayat Natalie Shen masih berada di dalam penjara, tapi borgol tangan dan kaki sudah dilepaskan, tubuhnya dengan rapi berbaring di atas kasur, ia juga telah diselimuti di bagian dadanya, dilihat dari jauh, malah seperti orang yang sedang tidur.

Di samping kasur ada dokter yang memakai seragam putih.

Jack Li bertanya dokter, “Dia meninggal dengan keadaan yang bagaimana?”

“Almarhum mencekek tenggorokan, meninggal dengan tidak dapat bernafas", dokter itu berkata.

Jack Li membuka selimut, mengulurkan tangan dengan pelan-pelan mengangkat dagu Natalie Shen, terlihat di lehernya ada dua tanda warna merah keunguan yang luar biasa.

Dia melihat lagi sepasang tangan dia, ibu jari terbuka, empat jari sedikit membungkuk bersama.

Sangat jelas, ini karena almarhum sebelum meninggal selalu mempertahankan gerakan ‘cekek’.

Ketua interpol sangat marah kepada polisi Lin, ini adalah orang jahat yang kesalahannya banyak, dulu saya sudah pernah memerintahkan kalian, harus memperhatikannya dengan baik dan benar, harus memperbanyak pemeriksaan rutin. Kalian semua buat apa saja selama ini? Percuma memasang begitu banyak cctv.

Polisi Lin menghapus keringat yang ada di kepala, ”Saya... ... saya benar-benar tidak menyangka dia... ... dia bisa tiba-tiba bunuh diri begitu”.

“Ruang CCTV di mana?”, Jack Li bertanya.

“Di kantor petugas.”

Polisi Lin membawa Jack Li dan ketua interpol datang ke kantor petugas, menampilkan video cctv semalam.

Hasil video cctv menampilkan, dalam waktu banyak jam Natalie Shen selalu berbaring di atas kasur, dan selalu mempertahankan sebuah gaya tidur, jika tidak melihat dengan teliti benar-benar tidak ada yang aneh.

“Berhenti, putar ke 10 detik lebih awal.”

Polisi Lin segera memutar 10 detik lebih awal.

Natalie Shen tetap berbaring di atas kasur, tidak ada perubahan apapun, hanya selimut yang di tubuh dengan pelan-pelan terlipat.

“Kenapa?”, ketua interpol bertanya.

“Selimut sudah hampir menutupi mulut, cara tutup dia begini untuk menghindari cctv untuk tidak dapat merekam bahwa dia sedang bunuh diri. Sepasang tangan dia pada saat inilah yang mencekek lehernya sendiri“, Jack Li menarik sebuah nafas, perempuan yang kejam dengan dirinya sendiri, dia baru pertama kali menemuinya.

Polisi Lin menganggukkan kepala, “Jadi sebelumnya kami sangat sulit untuk menyadari bahwa dia sedang melakukan aksi bunuh diri”.

Ketua interpol menarik sebuah nafas, “Lalai ya lalai, jangan banyak alasan!”

“Benar perkataan ketua, lain kali kita pasti akan lebih hati-hati lagi”, polisi Lin dengan hati-hati menjawab.

Rekaman cctv terus ditayangkan, tubuh Natalie Shen sedang gemetar, saat ini muka dia agak sedikit seram, meskipun di dalam video kelihatannya tidak begitu jelas, tetapi dapat terlihat dengan samar-samar bahwa mata dia dibuka dengan besar, bola mata menonjol keluar, daging di wajah juga tidak berhenti berkedut. Meskipun begitu, di wajahnya tidak kelihatan rasa ketakutan ataupun rasa khawatir.

Proses ini berlangsung lebih dari sepuluh menit.

Sepuluh menit kemudian, dia dengan perlahan-lahan menutup mata, kulit dan daging di wajah dengan pelan-pelan menjadi rileks, ekspresinya luar biasa tenang.

Hampir lewat 1 jam, polisi yang bertugas mendorong pintu masuk ke dalam untuk memeriksanya dengan rutin. Awalnya, polisi tidak merasakan hal yang aneh, saat baru bersiap-siap untuk pergi, dia dengan tidak sengaja menarik selimut Natalie Shen ke bawah, lalu saat itu baru menyadari bahwa ada sepasang tangan yang berada di leher.

Tetapi Natalie Shen sudah tidak bernafas lagi.

Jack Li menekan tombol berhenti, videonya kebetulan berhenti di wajah saat Natalie Shen saat meninggal, muka dia yang samar-samar sedang berhadapan dengan kamera cctv, seperti membawa sedikit ejekan.

Jack Li mengerutkan kening, dia merasakan Natalie Shen sepertinya meninggal dengan tanpa beban.

Tidak ada tidak senang, tidak ada kecelakaan, dalam hati dia hanya ingin mati.

Apakah dia melakukan itu hanya untuk tidak tersiksa?

Kalau begitu, kenapa semalam dia kenapa tidak mengekspresikannya?

Semalam dia sudah berjanji untuk bekerja sama dengan wartawan, dan sudah mengakui seluruh kesalahannya di depannya. entah itu berasal dari hati atau tidak, dia memang sudah mengatakan begitu.

Sejak kemarin bertemu Michael Fan, dia menyadari bahwa dia sudah berubah menjadi tidak normal, tetapi dia tidak menyangka, dia malah ingin mati.

Michael Fan, kamu sebenarnya berbuat apa kepada dia?

Jack Li dengan kejam memukul ke arah tembok sekali, pandangannya sangat dingin, dan langsung pergi dari kantor petugas.

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu