Sang Pendosa - Bab 22 Berburu Sosok Tidak Berlengan (4)
Karina Huang tidak melihat siapa yang memeluknya dengan erat itu, tapi dia dapat merasakan bau rambut yang berantakan berkibas di belakang kepalanya, tercium aroma bau asam yang sangat menyengat yang keluar dari mulut orang itu.
Karina Huang teringat bahwa di dapur juga terdapat bau yang serupa, mengenai orang yang menyerangnya, dia tidak yakin apakah orang itu adalah sosok tidak berlengan, tetapi dia bisa merasakan tulang-tulang yang tipis dan keras di sekeliling pinggangnya, namun hanya ada satu tangan yang mendekap kedua lengannya, dan itu adalah tangan bagian kanan! Seluruh badan Karina Huang bergetar hebat.
Tepat di saat Karina Huang menebak apakah orang di belakangnya itu adalah sosok tidak berlengan, dia hanya melihat bahwa orang itu sedang membuka mulut lebar-lebar, bergerak tak berhenti di leher Karina Huang yang putih itu, seperti melihat santapan makanan yang membuat air liur mengalir tanpa henti.
Karina Huang hanya merasakan napas orang itu semua dihembuskan ke seluruh lehernya, dia meregangkan tubuhnya, tidak berani bergerak, apalagi bersuara.
Jack Li mengangkat senjatanya dan mengarahkan ke arah belakang tubuh Karina Huang. Sebenarnya, di mata Karina Huang, lubang peluru hitam itu ditujukan ke arah dirinya.
"Lepaskan dia!", Jack Li memberi peringatan serius.
Orang di belakangnya belum melepaskannya, masih mendekap Karina Huang dengan erat, dan dari hidungnya terdengar seperti suara melolong dengan nada rendah.
“Aku minta kamu lepaskan dia, kalau tidak aku akan menembak!”, Jack Li mencoba menggerakkan pistol yang ada di tangannya.
Karina Huang tidak tahu apakah Jack Li hanya menakutinya, atau punya rencana tersendiri. Meskipun keahlian menembak Jack Li bagus ketika pelatihan tembak, tetapi itu semua adalah target tetap. Sekarang ini adalah target yang bergerak, sulit untuk mengatakan apakah keahlian menembaknya bisa sama bagusnya seperti waktu pelatihan tembak.
Kalau-kalau......jika peluruhnya sedikit lari sasaran, bukankah dia yang akan berlumuran darah?
Membayangkan diri sendiri yang terbunuh secara tak terduga, mayatnya terbaring mati. Karina Huang tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetaran. Dia tahun ini baru berusia 28 tahun, sedang di masa-masa kejayaannya, bahkan belum pernah sekalipun menjalin hubungan percintaan. Sosok wanita yang begitu bijak dan dingin seperti dia, bagaimana bisa meninggal sia-sia begitu saja?
Tepat ketika dia sedang mengkhayal, tiba-tiba terdengar suara gertakan gigi di samping telinganya, krak- krak seperti suara mengunyah kacang. Hati Karina Huang tiba-tiba berdegup kencang, lalu berpikir: Apakah dia menggertakkan giginya ke leherku? Mungkinkah dia akan memakanku? Bukankah sosok tidak berlengan ini hanya mencongkel bola mata dan menyiramkan asam sulfat? Kenapa makan orang juga?
"Awas lehermu!", Jack Li tiba-tiba berteriak pada Karina Huang. Berdasarkan naluri, Karina Huang dengan cepat memiringkan kepalanya ke samping, akibatnya terdengar bunyi "krak", suara gigitan yang kuat antara gigi atas dan bawah yang sangat jelas masuk ke gendang telinga Karina Huang.
Itu adalah tingkat kekuatan dari gigitan yang berniat untuk menggigit lehernya!
Karina Huang takut hingga sekujur tubuhnya berkeringat dingin. Jika tadi dia tidak memiringkan kepalanya ke samping, jika Jack Li berteriak sedikit terlambat, maka lehernya pun telah terbelah dua.
Dor——
Tiba-tiba terdengar sebuah suara tembakan yang memekakkan telinga.
Jack Li menembak.
Karina Huang mengabaikan telinganya yang berdengung akibat suara tembakan itu, dengan cepat menundukkan kepalanya memeriksa keadaan dirinya.
Untungnya, utuh.
Tetapi dia segera menyadari bahwa tembakan ini tidak mengenai sosok tidak berlengan. Tangan orang itu masih mendekap dirinya.
Ini bukanlah hasil terburuk, pasti juga bukan adalah hasil yang baik, lehernya masih tetap dalam keadaan yang sangat berbahaya.
Tembakan satu ini, Jack Li tidak berani membidik tepat sasaran, murni hanya untuk menakuti sosok tidak berlengan, agar ia tidak segera menyerang Karina Huang.
Sosok tidak berlengan benar-benar dibuat ketakutan oleh suara tembakan yang dahsyat itu, ia termenung menatap kosong pada Jack Li, tapi tetap tidak melepaskan dekapan tangannya itu.
Setelah diam termenung beberapa saat, dia berteriak tanpa henti kepada Jack Li, lehernya meregang panjang, berteriak dan tiba-tiba menggeram keras, "Manusia biadab, kenapa kamu tidak mati saja, kenapa kamu tidak mati saja ..."
Teriakannya sangat keras dan tajam.
Jack Li tidak dapat mengenali apakah itu suara laki-laki atau perempuan.
Ketika sosok tidak berlengan itu tampak menggila, anjing hitam besar milik Lili Liu berlari mendekat.
Kleyson Fan yang hendak mengantisipasi dan bersiap untuk menembak, matanya seketika cerah, seolah-olah melihat sang penyelamat, wajah yang gugupnya langsung berkurang.
Dalam waktu yang terbatas, Kleyson Fan tidak sempat berdiskusi dengan Jack Li, dia bergerak langsung, berteriak dengan cepat: "Luke, kemari."
Begitu perintah dilontarkan, Luke bergegas lari cepat bak busur panah, jongkok di hadapan Kleyson Fan, mengibaskan ekornya, mengangkat kepala menghadap ke arah Kleyson, menunggu perintah.
Kleyson Fan mengelus kepala Luke, dan menunjuk ke arah penyerang, memerintahkan dengan jelas: "Luke, orang berjubah hitam itu adalah orang jahat, pergi gigit dia!"
Luke tahu siapa orang yang dimaksud oleh Kleyson Fan. Sebelumnya ia juga pernah menggigit orang itu untuk menyelamatkan majikannya.
Saat itu juga, setelah mendengar perintah Kleyson Fan, Luke dengan suara gonggongan ganasnya bergegas menyerang sosok tidak berlengan.
Kleyson Fan awalnya mengira dia harus mengulang perintahnya beberapa kali agar Luke baru dapat mengerti, karena bagaimanapun ia bukan seekor anjing militer yang profesional.
Karina Huang terkejut. Menurutnya, anjing hitam ganas itu sedang menyerang dirinya. Lagipula, itu bukan anjing milik polisi. Perkataan Kleyson Fan mungkin tidak sepenuhnya dapat dipahami. Kalau salah mengartikannya, mengira adalah menggigit dirinya, bukankah dia ...
Karina Huang yang sedang ketakutan, dan berpikir sembarangan, hanya mendengar teriakan di belakangnya, tangan yang semula erat mendekapnya mulai longgar.
Rasa penasaran yang ada dalam hati Karina Huang terjawab sudah.
Luke bagaikan seekor serigala buas menggigit orang tidak berlengan dengan gila-gilaan.
Orang tidak berlengan itu menjerit histeris berulang kali.
“Luke, berhenti!”, Kleyson Fan berteriak sambil berlari ke depan.
Luke kemudian berhenti, dengan rasa tidak puas menjilat mulutnya, dan mengibaskan ekornya ke arah Kleyson Fan, seolah-olah dia telah memberikan kontribusi yang besar dan meminta majikan untuk memberinya sedikit hadiah.
Kleyson Fan mengelus dua kali kepala Luke sebagai penghargaan, kemudian segera memandang ke arah Karina Huang yang wajahnya sedikit pucat, bertanya dengan khawatir: "Apakah kamu baik-baik saja?"
"Baik kepalamu! Hampir mati terkejut dibuatmu!" Karina Huang menatap Kleyson Fan dengan wajah galak, lalu menolehkan kepalanya ke samping.
Kleyson Fan nyaris tidak mengerti yang dimaksud Karina, bergumam dalam hati: "Bagaimana bisa mati terkejut karena aku? Aneh."
Meskipun orang tidak berlengan tidak ada tenaga melawan lagi, tapi pengawasan Jack Li tetap tidak kendur sama sekali. Demi keamanan, dia masih memborgol orang tidak berlengan dengan borgol. Karena pelaku hanya memiliki satu tangan, borgol hanya bisa diborgol di kakinya.
Semua petugas polisi menghela napas panjang, terutama Jack Li. Punggungnya telah basah oleh keringat yang bercucuran. Memikirkan adegan yang mendebarkan tadi, bahkan dia saja merasa takut.
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityHanya Kamu Hidupku
RenataLelaki Greget
Rudy GoldAfter Met You
AmardaPengantin Baruku
FebiMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiSang Pendosa×
- Bab 1 Serangan di Tengah Malam
- Bab 2 Teror Kembali Terulang
- Bab 3 Orang yang Selamat (1)
- Bab 4 Orang yang Selamat (2)
- Bab 5 Orang yang Selamat (3)
- Bab 6 Hipnotis
- Bab 7 Semuanya Sudah Siap
- Bab 8 Tempat Kejadian Peristiwa
- Bab 9 Ruangan Bawah Tanah Tempat Pembuatan Narkoba
- Bab 10 Mayat dalam Dapur
- Bab 11 Orang yang Dicurigai (1)
- Bab 12 Orang yang Dicurigai (2)
- Bab 13 Orang yang Dicurigai (3)
- Bab 14 Robert Su dan Istrinya
- Bab 15 Keberadaan yang Tidak Diketahui
- Bab 16 Menghipnotis Lagi
- Bab 17 Penemuan yang Tak Terduga
- Bab 18 Berita dari Kedokteran Forensik
- Bab 19 Berburu Sosok Tidak Berlengan (1)
- Bab 20 Berburu Sosok Tidak Berlengan (2)
- Bab 21 Berburu Sosok Tidak Berlengan (3)
- Bab 22 Berburu Sosok Tidak Berlengan (4)
- Bab 23 Ternyata Seorang Wanita
- Bab 24 Identitas Orang Tidak Berlengan
- Bab 25 Musibah yang Diakibatkan oleh Narkoba
- Bab 26 Efek dari Kecanduan Narkoba
- Bab 27 Keanehan Monica Su
- Bab 28 Kebingungan Michael Fan
- Bab 29 Kebenaran di Bawah Godaan (1)
- Bab 30 Kebenaran di Bawah Godaan (2)
- Bab 31 Kebenaran di Bawah Godaan (3)
- Bab 32 Kebenaran di Bawah Godaan (4)
- Bab 33 Menyelidiki Robert Su
- Bab 34 Kekasih Robert Su (1)
- Bab 35 Kekasih Robert Su (2)
- Bab 36 Kekasih Robert Su (3)
- Bab 37 Menulis Surat untuk Julia Gu
- Bab 38 Kebodohan Julia Gu
- Bab 39 Pelakunya adalah Ibunya Julia Gu
- Bab 40 Ibunya Julia Gu Menyerang Polisi
- Bab 41 Ibunya Julia Gu Menyalahkan Dirinya Sendiri
- Bab 42 Menghipnotis Ibunya Julia Gu (1)
- Bab 43 Menghipnotis Ibunya Julia Gu (2)
- Bab 44 Menginterogasi Ibunya Julia Gu
- Episode 45 Partisipasi Reporter
- Episode 46 Pertemuan Ibu dan Anak
- Bab 47 Mencurigai Monica Su
- Bab 48 Kecurigaan yang Mulai Terungkap
- Bab 49 Percakapan di Dalam Penjara (1)
- Bab 50 Percakapan di Dalam Penjara (2)
- Bab 51 Perubahan Natalie Shen
- Bab 52 Bunuh Diri
- Bab 53 Penangkapan Michael Fan (1)
- Bab 54 Penangkapan Michael Fan (2)
- Bab 55 Penangkapan Michael Fan (3)
- Bab 56 Michael Fan Kabur
- Bab 57 Menginterogasi Michael Fan
- Bab 58 Berjalan Keluar dengan Langkah Besar
- Bab 59 Hasil Identifikasi yang Dicurigai
- Bab 60 Meminta Bantuan Stephen Tang
- Bab 61 Penemuan yang Luar Biasa
- Bab 62 Berterus Terang
- Bab 63 Kebenaran yang Mengejutkan
- Bab 64 Niatan yang Timbul Seketika
- Bab 65 Pengkhianat Tim Satuan Tugas Khusus
- Bab 66 Seekor Rubah Licik
- Bab 67 Membongkar Kebohongan (1)
- Bab 68 Membongkar Kebohongan (2) (Tamat)