Unperfect Wedding - Bab 62 Kau Harus Menungguku
Hati Lisa terkejut, dia menghentikan langkahnya, tetapi tidak menoleh ke belakang.
Suatu suara yang menawan terdengar dari belakangnya, Hendra berkata: "Apakah kamu ingin tinggal sebentar untuk makan?"
“Baik.” Lisa berbalik badan dan mengangguk.
Hendra menunjukkan senyum yang santai, seperti dapat memekarkan bunga yang sedang bahagia dan Lisa pun terkejut. Tawa seperti ini, sudah sangat lama tidak terlihat olehnya.
Dia meminta asiten rumah tangga untuk membelikan sayuran dan dia memutuskan untuk memasaknya sendiri.
Hendra bertanya: "Apa yang ingin kamu makan?"
Lisa menjawab: "Semuanya boleh."
Kalimat ini secara otomatis diterjemahkan oleh otak Hendra menjadi, "Selama kamu yang memasaknya, semuanya boleh."
Dia tidak pernah sebahagia ini. Segala penderitaan yang diderita sebelumnya, pada saat ini terasa terbayarkan semua.
Hidangan satu persatu disajikan dan akan segera tersusun penuh.
Lisa sedikit gugup, "Cukup, kita berdua tidak bisa menghabiskan makanan yang sebegini banyaknya."
"Tinggal satu hidangan lagi dan semuanya sudah beres."
Saat menunggu hidangan tersusun semuanya , kedua orang ini seperti menggunakan etika "makan tanpa bersuara".
Sampai Hendra berinisiatif untuk berbicara: "Oh ya, pemain utama di balik penculikanmu adalah Cindy. Polisi telah menangkap dia. Ketika kamu keluar rumah, tolong hati-hati, aku khawatir dia akan ..."
"Besok aku akan meninggalkan kota A." Lisa meletakkan sumpitnya dan memotong pembicaraan Hendra. Aku besok akan pergi, jadi dia tak mungkin bisa melukaiku."
Hendra menghentikannya untuk mengambil sayuran dan memandangnya dengan tidak percaya, "Kamu akan pergi ke mana?"
"Kembalilah ke rumahku."
"Bukankah kota A adalah rumahmu."
"Tidak, di kota A aku tidak memiliki rumah."
"Lalu aku bagaimana? Jika kamu pergi, bagaimana dengan diriku?"
"Kita dari awal tidak memiliki hubungan apapun."
Hendra menatap Lisa untuk waktu yang lama dan tidak berkata. Setelah beberapa saat, dia baru berkata: "Lisa, aku telah kehilangan ingatan. Kau tidak bisa membuatku untuk tidak mengingat apa-apa dan menghapus hubungan kita."
Tubuh Lisa kaku, "Amnesia? Hendra amnesia?
"Aku mengalami kecelakaan mobil, kepalaku terbentur dan aku kehilangan sebagian ingatanku, termasuk masa laluku denganmu."
Lisa berkata dengan sedikit susah: "Begini sangat baik. Kamu tidak mengingatnya baru baik. Aku ingin sepertimu yang tidak mengingatnya sama sekali. Dalam hatimu, aku sama sekali tidak ada hubungannya ..."
Hendra dengan cepat memotong perkataannya. "Tidak, tidak seperti ini. Aku mencintaimu, Lisa. Bahkan ketika aku tidak mengenalmu, ketika aku melihatmu pada pandangan pertama, aku ingin dekat denganmu, lalu kemudian aku tahu bahwa aku mencintaimu. "
Lisa menatap Hendra, sudut mulutnya tersenyum pahit: "Jadi? Tunggu sampai kamu mengingat masa lalu, kamu akan menyesal dan akan meninggalkanku sekali lagi."
“Tidak akan.”Sepasang mata hitam itu bersinar dan pandangannya sangat tegas.
Lisa menghindari tatapan matanya, bangkit dan berkata, "Aku mau pulang."
“Aku akan mengantarmu.” Dia bangkit dan mengambil kunci mobil di atas meja.
Hendra tidak memberikan dia untuk menolak. Lisa hanya bisa memegang botol porselain dan mengikuti dia menaiki mobil.
Di luar jendela mobil, cahaya orange dari lampu jalan menyinari wajah Lisa yang terdiam, ia bersandar ke jendela mobil. Di dalam hati, dia sedang menghitung lampu yang telah dilewatinya, tapi ternyata tidak ada satu pun lampu yang telah dilewatinya.
"Kamu mengemudi dengan sangat lambat."
"Aku pernah mengalami kecelakaan mobil. Sekarang akan sangat berhati-hati saat mengemudi, terutama ketika kamu berada di mobil ini." Hendra tidak mengubah raut wajahnya dan berkata dusta.
Kecuali untuk kalimat terakhir, semua kata yang diucapkannya adalah bullshit, dia sepertinya bukan seorang yang mengemudi cepat ketika marah.
Mengulur-ulur waktu sampai ke hotel, akhirnya Hendra mengantar Lisa masuk ke dalam.
Saat masuk ke dalam lift, Hendra memecah keheningan di antara keduanya.
"Lisa, kamu tak usah pergi, oke? Jangan pergi meninggalkan tempat ini. Aku akan membuat kenangan indah untuk mengisi ingatanku di masa depan, menghapus yang tidak menyenangkan. Aku pasti bisa melakukannya, kamu jangan pergi, oke?"
"Lisa, beri aku kesempatan sekali lagi."
Mata Hendra menatap Lisa, dia tidak ingin melepaskan sedikit pun ekspresi dari wajah Lisa, tetapi dia tidak melihat apa-apa.
Pada akhirnya Lisa masih tidak memberikan jawaban dan menyuruhnya berdiri di luar pintu.
Berjalan di koridor yang sunyi, hanya ada sesosok pria kesepian yang berdiri.
Hendra tidak ingin pergi, dia takut jika dia pergi, Lisa akan pergi meninggalkan kota A dan dia tidak akan pernah bisa mencarinya lagi.
Jadi dia harus tetap berdiri di depan pintu, kalau tidak Lisa akan pergi.
Mungkin Tuhan seakan tidak memberinya kesempatan. Setelah berdiri semalaman, karena badan yang tidak mendukung, Hendra pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.
Saat menunggu dia sadar, Lisa langsung bergegas pergi meninggalkan kota A.
Hendra melepaskan selang infus, ingin pergi mencari Lisa, tapi dicegah oleh asisten Aiden.
“Presiden, Anda lebih baik melihat ponsel terlebih dahulu, nona Lisa telah mengirimmu sebuah pesan singkat.
Dia menarik ponselnya dan segera membukanya.
Lisa: Jika kamu telah mengingat masa lalu dan masih dengan cara pandang seperti ini, datang saja mencariku.
Hendra menatap dalam-dalam pesan singkat itu, matanya memerah dan menekan tombol telepon.
Suara “Tut tut” berbunyi, telepon telah tersambung, terdengar suara lembut Lisa berkata; “Halo.”
Dia memegang ponsel dengan sedikit tidak stabil, suaranya dari awal telah menjadi serak.
“Lisa, kamu harus menungguku.”
“Baik.”
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiBeautiful Lady
ElsaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCutie Mom
AlexiaSuami Misterius
LauraMenunggumu Kembali
NovanUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku