Unperfect Wedding - Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka

Dua orang yang berdiri di depan kantor hatinya bersamaan bergetar, Cici berbalik melihat pria berbadan tegap yang berdiri di depan pintu, tapi tidak tau sejak kapan dia muncul di sana.

Bertemu dua orang tapi satu kata pun tak terucapkan, dia bertanya kembali : ”Siapa itu Lisa?”

Cindy dengan reaksinya yang cepat, sekarang dia sudah benar-benar memastikan bahwa Hendra telah melupakan Lisa, di dalam hatinya dia merasakan kesenangan, tapi wajahnya tetap tenang.

Dia mendekati Hendra dan berkata : “Seorang pembohong, dia hanya ingin uangmu saja, orang seperti ini kamu tidak mengingatnya sama sekali itu sangatlah normal.

Asisten Aiden dengan mata yang besar melihat Cindy, perkataan seperti ini dia melontarkannya, Lisa adalah seorang gadis yang sangat baik tapi di tuduh oleh Cindy menjadi seorang pembohong.

Hidung Hendra tiba-tiba penuh dengan aroma minyak wangi, dia sangat jengkel dengan aroma minyak wangi yang menusuk ini, kebencian terhadap Cindy lagi-lagi meningkat, Hendra meninggalkan tempat itu.

Perbuatan Hendra membuat Cindy sangat shock, sejak kapan Hendra tidak memakluminya?

“Hendra, Aku ......” Cindy dengan gelisah tidak tau mau ngomong apa, sambil mendekat ke arah Hendra.

Suara pintu “peng” , Hendra menghilang dari hadapan mereka.

Ekspresi Cindy pun tidak bisa menahan rasa tenangnya , didalam matanya menunjukkan rasa amarahnya.

“Cindy, kamu sebaiknya pergi terlebih dahulu, Direktur tidak mengingat kamu, dan juga tidak mengingat Lisa, hati kamu sudah juga bisa sedikit tenang ya.

“Tenang? Kamu suruh saya tenang? Kami berdua adalah cinta pertama dan sepasang kekasih yang saling mencintai, kamu kira Lisa itu siapa ?. “Cindy pun berbalik badan meninggalkan tempat, dengan suara high-heels yang sangat keras “tak tak”, menunjukkan bahwa dia sedang mengamuk.

Hendra kembali duduk di kantor kursinya, aroma minyak wangi yang menyengat tidak mengilang, “Lisa” nama ini selalu terukir di dalam hati, ada sesuatu yang mengganjal hatinya, sehingga perasaannya sangat kacau.

Sepanjang pagi hari mood kerja pun menghilang akibat wanita yang aneh itu, akhirnya Hendra pun memutuskan untuk pulang kantor lebih awal.

Mobil yang berwarna hitam sudah hancur, Hendra mengendarai mobil Bentley Continental yang berwarna perak. Mobil dengan kecepatan yang sangat cepat di jalan raya, perasaan yang sangat kacau tidak menurun. bahkan merasa semakin tertekan, ada sesuatu yang mengganjil di dalam hati.

Hendra seperti teringat sesuatu sehingga membuat kepalanya merasa sakit, kemudian dia pun dengan ganas menghentikan mobilnya, dia meletakkan kepalanya di atas setir mobil sambil menarik nafas yang dalam, setelah beberapa saat kemudian dia baru merasa lebih baik. Dia mengangkat kepalanya dan baru menyadari bahwa sudut matanya mengeluarkan air mata, dia merasakan sesuatu hal yang aneh, kemudian dia menggunakan tangannya menghapus air mata itu.

Di depan matanya adalah apartemen yang tinggi di kota A, bagaimana bisa dia menyetir sampai tempat ini?

Dia kemudian memutar kepala mobilnya, meninggalkan tempat ini, dan kembali ke villa.

Tidak disangka, saat dia membuka pintu langsung melihat wanita yang menyebalkan sedang duduk di ruang tamunya.

“Hendra, kenapa kamu baru sekarang baru pulang?” Cindy seperti melupakan kemurungannya pagi tadi.

Hendra mengernyitkan dahinya dan berkata : “Ini adalah rumahku, aku boleh pulang kapan pun sesuka hatiku.”

Wajah Cindy menunjukkan mimik yang canggung, dia bergegas menjelaskan : “Maksudku bukan seperti itu, aku kira kamu bakalan lembur lagi di kantor.”

Hendra sama sekali tidak menghargai Cindy, dengan suara yang berat dia berkata, “Cindy, kenapa kamu bisa berada di rumahku?”

“Kamu yang memberikan kunci padaku, kamu bilang ini juga adalah rumahku di kemudian hari, Hendra, kamu tidak ingat sedikitpun kah?” Cindy lagi-lagi ingin menangis, hatinya merasa bersalah.

Hendra dengan cepat menjawabnya, “Tidak ingat. Cindy, maafkan aku berkata jujur, kamu benar-benar bukanlah tipe yang aku suka, masalah dulu aku pernah memberikan kunci padamu, aku merasa curiga.”

“Hendra, kamu!” Wajah Cindy berubah menjadi merah setelah mendengar perkataan dari Hendra, dia melanjutkan perkataannya : “Aku tidak peduli kamu mau mengakuinya atau tidak, kita adalah cinta pertama dan sepasang kekasih yang saling mencintai itu adalah sebuah kenyataan. Kamu kecelakaan saat itu, sebenarnya adalah hari pernikahan kita, ini juga adalah kenyataan.”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu