Unperfect Wedding - Bab 20 Sebaskom Air Dingin
Dia terkejut melihat keberadaan Hendra.
"Minum air hangatnya." Dia meletakkan air hangatnya di atas meja, lalu duduk di sofa yang ada di dekat kasurnya.
Lampu kamar pasien tidak nyala, hanya ada cahaya bulan dari luar dan cahaya dari layar hp Hendra.
Cahaya biru itu menyinari wajah Hendra, terdapat perasaan bingung, dia berubah menjadi lembut, perasaan sinis dan dinginnya hilang.
Lisa terlihat sulit untuk mempercayainya, perasaan benci dan kesal sebelumnya diluluhkan oleh perlakuannya, dia sudah lama tidak diperlakukan seperti ini oleh Hendra.
Dia berselimut sambil meminumnya seteguk demi seteguk, tenggorokannya merasa hangat, hatinya juga merasa tenang.
Dia secara diam-diam melihat ke arah cahaya biru itu, ternyata Hendra tahu bahwa Lisa sedang sakit, mengantarnya ke rumah sakit, dia akhirnya tidak diabaikan oleh orang, dia tidak meninggal di dalam apartemennya.
Hendra tiba-tiba berbicara dan memotong pikiran Agnes yang sedang membayangkan sesuatu, "Apa yang kamu lihat, tidurlah setelah selesai minum."
"Oh." Lisa menyelimuti dirinya, menghangatkan badannya, dia sudah tidak merasa kedinginan, tenggorokannya sudah tidak merasa kering, kepalanya juga tidak merasa pusing.
Setelah beberapa saat, dia berbicara dengan suara kecil: "Sudah malam, kenapa kamu masih disini."
"Ya." Hendra menjawabnya.
Lisa merasa Hendra sudah tidak ingin berbicara, dan juga tidak bertanya lagi kepadanya, dia sudah sakit, Hendra masih ada di sampingnya, dan ini sudah sangat baik.
Di saat pagi hari kedua, dia terbangun, dia tidak melihat Hendra, mungkin dia pergi bekerja, Lisa merasa sedikit sedih,
Sudah tidur dan merasa enakkan, suster mendatanginya untuk memberi suntikkan, lalu dia tiduran di kasur dan merasa bosan, dia pun berjalan keluar.
Saat melewati sebuah kamar, terdengar suara tawa perempuan dari kamar itu, awalnya Lisa bukan seorang yang suka menguping pembicaraan orang, tetapi sepertinya ada suara Hendra dari dalam kamar tersebut.
Hendra tidak pergi kerja, saat itu Hendra berbicara dengan Cindy yang juga sedang tiduran di kasur, tidak tahu apa yang mereka bicarakan, membuat Cindy tertawa.
Terlihat sangat bahagia, Lisa tidak mau melihat ke dalam kamar itu.
Kejadian itu seperti air dingin yang menetes ke bawah, menuangkan harapan baru yang telah dinyalakan.
Tidak tahu seberapa lama dia berkeliling di luar, akhirnya dia kembali ke kamarnya, melihat Hendra yang sedang duduk di atas sofa, sambil berjalan dan tidak memperdulikannya lalu kembali ke kasurnya.
Hendra mengerutkan keningnya dan bertanya, "kamu pergi kemana?"
Saat Hendra kembali, kamarnya sudah terlihat kosong, dan terlihat tidak senang.
Dengan nada kesal dia menjawabnya, "Ini bukan urusanmu."
"Apa kamu meminum obat tadi di pagi hari?" alis Hendra semakin kerut.
Lisa membalikan badannya dan melihat ke Hendra "Jika kamu tidak berbicara pun, tidak ada yang menganggapmu bisu."
"Lisa!"
"Aku adalah pasien, butuh ketenangan, kamu pergilah." Setelah mengatakan perkataan ini, Lisa dengan cepat merasa menyesal, meskipun dia sedang marah, tetapi masih berharap Hendra akan tetap berada disini, dia merasa dirinya sudah dibuat gila oleh ide-ide yang dipikirannya.
Hendra menahan emosinya, dia meletakkan kotak obat di atas selimutnya dan berkata, "Makan obat, jangan telat." setelah mengatakannya dia pun pergi.
Lisa menundukkan kepalanya dan melihat obat tersebut, "72 jam menghindar dari kehamilan" kalimat ini tertulis dengan sangat besar, membuatnya mengerti dengan perkataan Hendra tadi.
Tenyata dari awal tujuannya adalah untuk membuatnya memakan obat ini, ternyata semua ini adalah untuk menghentikan kehamilannya.
Lisa, lagi-lagi kamu kembali membuat penghinaanmu sendiri.
Novel Terkait
After Met You
AmardaBlooming at that time
White RosePernikahan Kontrak
JennyBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Di Balik Awan
KellyUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku