Unperfect Wedding - Bab 16 Menyembunyikannya
Mata melihat kedepan, dan terlihat dia sedang memukul seseorang, Adrian.
Adrian membantu Lisa untuk berdiri, dan tetap menjaga sopan santun, menunjukkan sikap yang sangat baik.
Dia melihat mata Lisa memerah, dan bertanya dengan aneh: "Bu Lisa, kamu kenapa, kamu terlihat sangat panik, Tuan Hendra ada dimana?"
"Aku baik-baik saja, hanya perutku merasa kurang nyaman," Lisa meliriknya, dengan berat hati ingin dia mengatakan bahwa istrimu dan tunanganku pergi ke Pegunungan Wu dan melakukan hubungan seks.
Sepertinya bisa mengakibatkan masalah.
Adrian tidak curiga, "Perutmu tidak enak? di villa ada dokter, aku membawamu kesana untuk meminta obat sakit perut."
"Tidak perlu, sekarang aku sudah merasa enakan", dalam hati Lisa ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak bisa melakukannya, kalau benar-benar ingin membawa dia pergi untuk memakan obat dan bagaimana jika obat itu merusaknya?
"Baiklah, apakah Bu Lisa ingin mencari Tuan Hendra? Aku juga mau mencari istriku."
Hati Lisa berdetak sangat cepat, apabila membiarkan Adrian mengetahui masalah ini, apakah bisa merugikan Hendra, apakah bisa Hendra bisa menjadi bermasalah, dia tidak bisa menanggung risiko ini, tidak boleh membiarkan Adrian berjalan ke dalam.
Dia pun berpura-pura merasa kesakitan di perutnya, mengerutkan keningnya dan berkata: "Tuan Adrian, perutku merasa sakit, bisakah kamu membawaku mencari obat sakit perut?"
Adrian melihat dia kesakitan, akhirnya dia pun menyerah untuk mencari orang dan berkata kepada Lisa: "Ikut aku."
Setelah Lisa menelan obatnya di belakang badan Adrian, hatinya pun mulai mengejek dirinya sendiri, pada saat itu, dia mengkhawatirkan Hendra, dia rela melakukan apapun untuknya, tetapi dihancurkan oleh Hendra , apakah ini sudah gila?
Sepertinya sudah benar-benar gila, dalam perasaan seperti ini, dia sudah terjatuh terlalu dalam.
Menunggu dua langkah suara kaki berjalan menjauh, akhirnya pun merasa sedikit lebih tenang.
Hubungan dia dan Hendra sedang sangat dekat, perasaan kesal yang tersembunyi ini terbawa dan membuat hatinya menjadi lebih sedikit tenang, tetapi tiba-tiba terdengar suara berbicara Adrian, sehingga membuatnya terkejut dan takut akan perasaan sesaat itu hilang, dan dia langsung mendorong Hendra.
Hendra langsung berdiri diam, hatinya langsung berpikir tentang pembicaraan Lisa dan Adrian.
"Hendra, kamu jangan marah, saya terpaksa melakukannya." Cindy mengira kalau Hendra sedang marah, dan dia menarik-narik baju Hendra.
Pikirannya sepertinya belum kembali, ekspresinya sangat datar, "Aku tidak marah."
Cindy tidak percaya dengannya, dia sambil memeluk Hendra dan berbisik, "Kamu janga marah ya."
Dia tahu bahwa Hendra suka diberi kelembutan, percobaan ini sangat tidak bagus.
Sesampainya Hendra di samping Lisa, Lisa menangis, dan menjelaskan alasannya, Hendra hanya bisa memaafkannya, tetapi Lisa masih berada di samping mereka dan menjadi pelindungnya.
Terbiasa dengan aroma tubuh yang kuat dari Lisa, dan saat itu membuat Hendra tidak terbiasa mencium aroma parfumnya dan dia pun berjalan sedikit menjauh, dan akhirnya membuat Hendra sedikit merasa nyaman.
Hendra berkata: "Aku tidak marah, turunlah, sudah malam, nanti dipertanyakan oleh orang-orang."
Cindy tidak senang, dia kembali memeluk Hendra dan berkata, "Sebentar lagi, apakah kamu tidak mendengar kalau Adrian sedang disuruh untuk mencari obat? kamu bilang, Lisa ini sangat hebat, bisa menyuruh Adrian kemana-mana, harus diketahui bahwa Adrian tidak sebaik hati itu...."
Ketika Adrian meninggalkan lantai dua tersebut, Lisa menghela nafas, dan hanya berharap kedua orang itu bisa turun secepatnya, dia juga tidak tahu masih bisa mengulurkan waktunya seberapa lama.
Mental dan fisik pun sudah lelah, dia capek untuk berpura-pura sakit perut, dan masih harus berurusan dengan Adrian. Dia berpikir bahwa bisa melihat Cindy seorang wanita yang seperti itu, pria ini seharusnya tidak apa-apa.
Tetapi Hendra masih bisa menyukainya? Haha, wanita ini semakin konyol.
Adrian tersenyum dan sambil berkata: "Berjalan di satu jalan ini, aku sudah melihatmu 5 kali tersenyum, 3 kali mengerutkan kening. Dan pastinya ini bukan tawa yang baik, aku tidak tahu siapa yang kamu ejek."
Novel Terkait
Unperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku