Unperfect Wedding - Bab 3 Rencana Berhasil
Pintu terbuka, ekspresi Cindy terkejut melihat Hendra yang kini berada di depannya, mata merahnya sudah bengkak dengan air mata yang luruh membasahi wajah, dari semua ini terlihat jelas kalau Cindy sebelumnya benar-benar menangis hebat, setelah melihat Hendra, Cindy untuk sekian kalinya kembali menangis, ia menangis seperti tengah mengadu pada Hendra atas penderitaan dan luka yang ia terima.
Keadaan ruang tamu villa begitu berantakan, dan ini membuktikan kalau beberapa waktu lalu telah terjadi pertengkaran yang hebat, tapi keadaan yang seperti ini tidak membuat Hendra terkejut, ia lebih terkejut melihat keadaan wanita yang sekarang ada di depannya. Rambut Cindy yang berantakan, gaun yang dikenakan Cindy sudah robek tak berbentuk, kulit di tubuhnya tidak lagi putih merona, banyak luka memar dan lebam yang berwarna biru keunguan.
Sorot mata Hendra terhenti pada pintu ruang tamu, ia melihat bekas darah disana, dan itu adalah darah dari luka yang ada di kaki Cindy. Hendra merasa hatinya hancur, dia melepas jasnya dan memasangkannya pada tubuh Cindy, lalu menarik Cindy masuk ke dalam pelukannya.
“Hendra, Sakit.” Suara Cindy masih tersedu-sedu.
Hendra semakin merasa bersalah karena membiarkan Cindy berada di posisi seperti saat ini, ia melemahkan tenaganya yang memeluk erat Cindy, kemudian menggendong Cindy membawanya keluar, dia menggendong Cindy dengan sangat hati-hati, seperti tengah menggendong intan permata yang tak ternilai harganya, tidak, tunggu dulu, Cindy bukannya memang intan permatanya kan?
Cindy yang berada di pelukan Hendra, di dalam hatinya masih ingin mengetahui suatu hal, dan dia akan tenang setelah mendengar jawaban itu dari mulut Hendra langsung.
“Hendra, hari ini bukannya hari pernikahanmu...” Suara Cindy mengecil, seperti tidak berani bertanya lebih lanjut, padahal dia sendiri tau sangat jelas hari ini adalah hari apa.
Hendra dengan cepat menjawab pertanyaan Cindy: “Sudah dibatalkan.”
Perasaan Cindy seketika gembira, ia tahu kalau rencananya sudah berhasil. Dia tahu di hati Hendra dia lah yang paling penting, dan ketika tahu dia dalam keadaan darurat Hendra akan dengan waktu yang sangat singkat datang menghampirinya, dan pada akhirnya Hendra tidak menikahi siapapun.
Cindy awalnya masih ingin berbasa-basi dengan Hendra, mengatakan dirinya bersalah membuat pernikahan Hendra dibatalkan, tapi ketika melihat bibir Hendra yang terkatup rapat, dia tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Hendra, dan akhirnya memilih diam, lagi pula rencananya sudah berhasil, dia tidak perlu berbasa-basi lagi.
Hendra membawanya ke rumah sakit, dan melihat langsung ketika dokter memberikan obat di tubuh Cindy. Luka di tubuh Cindy semuanya hanya luka luar, dan Cindy sangat jelas kalau luka di tubuhnya tidak akan membahayakan jiwanya, karena semua luka yang ada di tubuhnya berasal dari dirinya sendiri, ya dia sendiri yang telah melukai tubuhnya, Adrian mana berani melukainya.
Tapi di bagian luka memar masih terasa sakit, dia tak mampu menahan dan berteriak sakit, wajah Hendra yang awalnya tidak senang berubah menjadi lembut dan menghibur Cindy, Cindy merasa begitu di istimewakan, dan teriakan sakitnya semakin menjadi.
“Pelan-pelan.” Suara Hendra terdengar begitu dingin, membuat tangan dokter gemetaran.
Tak lama datang telepon dari asistennya, Hendra mengangkat teleponnya di depan Cindy. “Pak, Lisa kecelakaan.” walau bagaimanapun Lisa adalah tunangannya, kabar kecelakaan tetap harus ia laporkan pada Hendra.
Hati Hendra menggelap, dan suaranya terdengar begitu berat, keadaan yang awalnya baik-baik saja bagaimana bisa terjadi kecelakaan? Dia bertanya: “Keadaannya sekarang bagaimana?”
“Keadaannya bukan sangat baik, masih sedang di selamatkan di ruang operasi.”
Cindy tiba-tiba merasa perubahan pada tubuh Hendra, hati Hendra seperti penuh dengan emosi dan amarah, tapi tidak mampu untuk melampiaskannya. Hendra bukan orang yang mudah menunjukkan perasaannya pada orang lain, tapi dia sangat memahami Hendra, Cindy begitu mudah memahami perasaan Hendra, dan saat ini, kemarahan Hendra yang datangnya tiba-tiba ini semua karena siapa? Karena wanita bernama Lisa itu kah?
Setelah telepon dimatikan, pandangan mata Hendra kembali berpusat pada tangan dokter yang sedang mrmberikan obat di tangan Cindy, Hendra seperti pengawas dokter yang menatap tajam mengawasi dokter agar tidak terjadi kesalahan, tapi di sisi lain pikirannya saat ini tak menentu, dan perasaannya sedikit aneh.
Keringat dingin dokter bercucuran, seperti ada sesuatu yang tajam berada di belakang punggungnya, setelah selesai mengobati luka Cindy, dokter menghembuskan nafas lega.
“Luka sudah selesai diobati, perlu diperhatikan, luka jangan sampai menyentuh air, dan hindari makanan yang pedas.” Setelah mengucapkan itu dokter meninggalkan ruangan.
“Masih sakit tidak?” Hendra menarik kursi lalu duduk, mengusap lembut rambut Cindy yang berantakan.
“Sakit.” Lisa menganggukkan kepalanya. Walaupun orang-orang di luar melihatnya sebagai wanita yang begitu kuat, tapi dia tetap saja wanita yang butuh perhatian dan kasih sayang, di depan Hendra dia selalu mudah menunjukkan kelemahannya, berharap bisa mendapatkan perhatian dari Hendra. Dan ternyata benar, Cindy hanya bilang sakit, Hendra akan langsung memberinya perhatian yang ekstra, dari mata Hendra terlihat perasaan cinta yang bergelora. “Cindy, bercerai lah darinya, biarkan aku yang menjagamu.” Kata-kata ini sudah diucapkannya berkali-kali, dan tiap kalinya begitu mudah terucap.
Novel Terkait
After Met You
AmardaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineMeet By Chance
Lena TanLove Is A War Zone
Qing QingUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku