Unperfect Wedding - Bab 6 Orang Ketiga
Hendra hanya mengganguk dan berkata: "Tidak nyaman setelah operasi itu biasa."
Lisa merasa sangat pedih dan ingin menanyakan kata-katanya, tetapi dia tidak berani bertanya.
Lama terdiam, dia ingat sesuatu, hanya menundukkan kepalanya dan berkata pelan: "Aku masuk rumah sakit karena kecelakaan mobil, jangan beritahu Luke ya, aku tak ingin dia khawatir."
Hendra tertenggun, menatapnya dengan rumit, bagaimana dia harus memberitahunya bahwa adiknya telah meninggal beberapa hari yang lalu?
Saat Luke ditemukan di kamarnya, sudah terlambat untuk memberikan pertolongan lagi, siapa sangka seorang anak muda di masa porduktifnya, bisa mendadak meninggal dunia.
Melihat Hendra terdiam, Lisa pun bertanya: "Hendra? Kamu sedang mendengarkanku tidak?"
Hendra tersadar, matanya kembali tenang, "Aku tidak akan memberitahukan Luke, kamu pulihan kesehatanmu baik-baik dulu."
Begitu dia selesai bicara, dia segera kembali ke kantor karena ada urusan.
Lisa hanya memandangnya pergi begitu saja, tak mengeluarkan sepatah kata pun.
Asisten Aiden membuntuti Hendra dan memberinya laporan jadwal.
Hendra terus melangkah, dan memotongnya: "Asisten Aiden, buat pemakaman yang sederhana untuk Luke, jangan sampai Lisa tahu, dia baru saja bangun dari koma, masih belum siap."
Asisten Aiden bingung.
Sebenarnya ia masih ingin bertanya, kapan akan memberitahukan berita ini pada nona Lisa, tapi ia tak punya keberanian untuk itu.
Setelah Lisa melakukan pemeriksaan menyeluruh, ia dipindahkan ke kamar eksklusif, dan mulialah proses pemulihan yang membosankan.
Hendra terkadang juga menengoknya, keduanya hanya mengobrol biasa, tetapi selalu dapat membuat Lisa bahagia di waktu yang lama, ia merasa dirinya seperti pengemis yang menunggu bantuan saja.
Dia tidak menanyakan Hendra masalah pernikahannya, dia takut dirinya tak sanggup menanggung luka yang akan terbentuk, cincin di jari manis masih merupakan cincin pertunangan yang diberikan Hendra, tidak tahu sampai kapan akan berubah menjadi cincin nikah.
Hari-hari di rumah sakit sangatlah membosankan, dia akhirnya mencari sesuatu untuk dikerjakan.
Tidak menikah dan tidak dinikahi, dia kembali mengambil buku untuk mempersiapkan studi pasca sarjana.
Hari ini, saat dia sedang membaca-baca ulang, datanglah seseorang yang tak disangka-sangka, Cindy.
Tak ada orang yang senang saat melihat musuhnya, tak peduli seberapa bagus mood Lisa, saat bertemu Cindy berusaha baik pun tak bisa.
Dia mengerutkan kening dan memandangi riasan halus di depannya, wanita dengan postur yang feminin dan cantik, dia bertanya: "Ngapain kamu kemari?"
Cindy langsung bisa mengenali aura permusuhan, tidak terlalu peduli dan berkata: "Aku mendengar kabar kamu kecelakaan, dan mau menengok, kamu adalah teman Hendra, dapat dikatakan temanku juga, tidak usah begitu kaku."
Mendengarnya menyebut Hendra, raut muka Lisa, "Nona Cindy, aku tidak kenal baik denganmu, tidak ingin bertemu denganmu."
"Lisa, aku tidak ada niat buruk." Cindy mengendalikan emosinya.
Lisa hanya merasa muak dan berkata: "Nona Cindy, coba apakah ini niat buruk atau tidak, di hari pernikahanku, kamu membawa calon suamiku pergi, kamu sebenarnya punya malu atau tidak? Kamu sudah punya suami, apakah kamu senang membuat orang cemburu padamu? ”
"Hari itu, aku, karena........" Cindy mengira bahwa Hendra seharusnya sudah datang sekarang ini, sebelumnya ia sudah menelfon Hendra bahwa ia akan kesini untuk meminta maaf.
Lisa sama sekali tidak ingin mendengar penjelasnnya, langsung memotong: "Kamu tidak usah membahas hari itu lagi, kamulah yang merusak pernikahanku dengan Hendra, semua ini adalah karena kamu, Cindy, dasar orang ketiga!"
Novel Terkait
The Richest man
AfradenAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Tapi Diam-Diam
RossieUntouchable Love
Devil BuddyDiamond Lover
Lena1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaDewa Perang Greget
Budi MaUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku