Unperfect Wedding - Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
Genggamannya di pinggang semakin erat dan semakin berat, Lisa merasa pinggangnya seperti dicubit sampai kebiruan, ada perasaan yang tidak nyaman.
Namun tidak menyangka dia semakin berada dalam belenggu Hendra, tubuh mereka berdua menempel lebih dekat lagi.
Terlintas cahaya ganas pada mata Cindy, dia memandang tangan Hendra yang sedang memegangi tangan Lisa, seolah-olah dia akan menggali lubang dari situ. Dia benci melihat keintiman Hendra dengan wanita lain, raut wajahnya tidak bisa ditahankan.
Dia menahan emosinya dan mengaitkan bibirnya sambil berkata, "Hubungan antara tuan Hendra dan nona Lisa sangatlah baik, keluar saja tidak lupa membawa tunangan."
Tiga kata-kata terakhirnya terdengar lebih berat, seolah-olah dia takut Hendra tidak bisa mendengar dengan jelas.
Hendra mengangkat alisnya dan membalas: "Tuan Adrian dan nyonya Cindy juga sangat serasi."
"Nyonya Cindy," keluar dari mulut Hendra, membuat Cindy merasa hambar, lalu dia berkata: "Mana bisa dibandingkan dengan kalian, tuan Hendra memiliki tunangan muda dan cantik seperti nona Lisa, hatimu pasti selalu mekar."
"Yang dikatakan Nyonya Cindy benar, benar-benar mekar."
Ketika Hendra melihatnya, dia menarik Lisa dan membawanya ke sisi lain.
Lisa mengikutinya dan berbisik, "Jadi, apakah ini tujuan kamu mau aku tinggal bersamamu? Dari waktu ke waktu, aku seperti akan menikam Cindy dan membuatnya menyesal? Dan membuat dia cemburu?"
“Ya.” Hendra mengakui dengan tenang, bahwa ini memang tujuan utamanya, jadi Lisa memiliki kegunaan baru.
Dia menahan air mata yang mengamuk dan berkata, "Kenapa harus aku?"
Kenapa?
Pertanyaan ini Hendra tidak bisa menjawabnya, bahwa hanya karena dia kebetulan muncul, tetapi Hendra tidak akan memberitahu Lisa, dia hanya mengangkat alisnya dan berkata: "Kamu menyukaiku selama sepuluh tahun, kita saling menguntungkan, bukankah begitu?"
Hati Lisa terasa sangat pahit, hanya kematianlah yang akan menghancurkan emosi-emosi ini.
Dia berkata, "Ya, kamu benar."
Riasan wajah cantik dan kedua matanya yang sangat menarik dan mempesona, bibir merahnya lembab dan indah. Jika bukan karena kehadiran Hendra yang seperti es di sampingnya, pasti akan ada banyak pria lajang yang mendekatinya.
Pada saat ini, wanita muda yang menarik perhatian sebagian besar pria yang hadir di tempat kejadian, tiba-tiba memberikan senyum licik, yang tidak tahu akan membuat siapa terpesona.
Hendra menghela nafas lega sejenak, tidak bereaksi, bibirnya memiliki sentuhan lembut, kemudian lidahnya yang nakal menyelinap masuk.
Di bawah ejekan pihak lain, Hendra merasa tubuhnya mati rasa, seperti ada sengatan arus listrik di hatinya.
Dia memiliki pandangan jernih di matanya, matanya yang basah tampaknya bermain-main sangat licik, dan ada hal-hal lain yang tidak bisa dia ceritakan.
Matanya tertutup oleh tangan kecil yang hangat, dan gelapnya dunia, hanya menyisakan perasaan di depannya.
Hendra merasa dia akan menjadi gila, dia menarik tangan Lisa dan menarik orang tersebut lebih dekat ke pelukannya. Dia menekannya, memandangi mukanya lekat-lekat dan menciumnya, memperdalam ciuman, dan terjerat bersamanya.
Kedua orang itu berciuman sampai lupa tempat, Adrian minum segelas anggur di tangannya dan berkata: "Menarik juga."
Cindy yang melihat adegan ini dari jauh, matanya langsung menyala-nyala, dia mencoba mengendalikan emosinya untuk tidak membuat Adrian melihat keanehan dalam dirinya.
Apakah Hendra gila? Karena dia marah padaku, perlukah dia melakukan hal-hal sampai tahap ini?
Kalau begitu dia sudah berhasil.
Cindy merasa dirinya terbakar dan sekarat, betapa dia berharap Lisa mati, dia berharap wanita yang ada di pelukan Hendra saat ini adalah dirinya.
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuThe Great Guy
Vivi HuangMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Cute Wife
DessyGet Back To You
LexyLoving Handsome
Glen ValoraIstri Yang Sombong
JessicaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku