Unperfect Wedding - Bab 22 Menggoda
Melihat orang lain melontarkan tatapan yang tidak biasa, Lisa berjalan sampai ke area prasmanan untuk mengambil makan, mengambil piring lalu mencepit berberapa makanan. Demi menjaga lekuk tubuhnya karena mengunakan pakaian ini, dia harus menahan diri untuk tidak makan berlebihan, dia takut perutnya akan terlihat buncit.
Waktu menyantap makanannya, dia tidak menyadari bahwa dia menarik perhatian sebagian besar pria yang hadir di sini, salah satunya adalah Adrian. Dia tertarik untuk melihat Lisa, dalam hati berpikir: Dia mengunakan pakaian yang sangat tidak informal.
Cindy juga menyadari bahwa garis pandang suaminya melihat kepada wanita lain, pada awalnya dia tidak peduli jika Adrian melihat wanita lain, tetapi itu akan berbeda jika orang itu adalah Lisa.
Dia mengandeng tangan Adrian berputar pergi, sampai dia tidak dapat melihat wanita itu.
Waktu Lisa waktu memakan makanan juga merasa tidak nyaman, karena terus-menerus ada orang yang datang menyapanya, dia merasa sedikit kesal, mengunakan garpu kecil di tangannya laluh menusuk-nusuk kue di tangannya.
“Kenapa? Apakah kue tersebut tidak enak?” dengan senyumnya pria itu bertanya.
Lisa merasa jengkel mendengar suara itu, tetapi wajanya masih tetap tenang, “Tidak, kue ini enak kok.”
Adrian tertawa: “Melihat ekspresimu yang mengatakan sepertinya makanan ini tidak enak, kamu boleh memberikan saranmu, saya akan menyuruh koki ku akan merubahnya menjadi lebih baik.”
“Sungguh tidak ada, Tuan Adrian. Kamu bisa mencobanya sendiri.”
“Sungguh? Kalau begitu saya akan mencobanya.”
Dia membungkukan badannya dan meraih tangan Lisa lalu menariknya sampai ke depan mukanya, membuat Lisa harus berdiri bersamanya. Lalu mengambil tangannya yang sedang memegang garpu lalu mengarahkannya satu potong kecil kue ke dalam mulutnya, mengunyahnya dan dengan detail merasakannya, lalu mengangkat alis matanya berkata:“Rasanya sungguh enak.”
Seluruh tubuh Lisa di buat diam kaku oleh serangkaian tindakannya, prilaku Adrian sungguh melebihi interaksi sosial yang normal. Dan lagi mereka berdua sudah memiliki pasangan masing-masing, jika ada orang lain melihat mereka dampaknya sungguh tidak baik. Tiba-tiba dia merasa tempat ini adalah sumber masalah, dia merasakan di sini sangat menakutkan.
Dia berusaha menarik kembali tangannya, menaruk garpu di atas piring, lalu berkata: “Tuan Adrian, silakan menikmati makanannya, saya akan pergi.”
“Kamu terburu-buru mau pergi kemana?” Dia menahan tangan Lisa, kulit yang lembut dan licin membuat pria itu tidak rela untuk melepaskannya, pria itu tidak dapan menahan dengan mengunakan jempolnya dengan lembut mengelusnya, “Saya belum selesai bicara.”
Lisa dengan tubuh yang seperti angsa, mengunakan tangannya untuk melepaskan tangan pria itu. Pria itu terlihat tidak mengunaan terlalu banyak kekuatan. Tapi sebenarnya hanya Lisa yang tau, dia tidak dapat melepaskan belenggu pria itu.
Adrian menariknya lebih dekat lagi, dan meniupkan kan udara di telinganya, dengan suara yang rendah berkata, “Malam ini kamu sangat cantik, melebihi semua wanita manapun yang hadir di sini.”
Adegan ini terlihat oleh Hendra yang tidak jauh dari sana, pupilnya terlihat hitam melihat tubuh Lisa jatuh di pelukan pria lain, rasanya sungguh ingin memecahkan gelas yang berada di tangannya.
“Kamu lihat Lisa benar-benar hebat, baru berberapa kali bertemu Adrian, dengan cepat sudah bisa merayunya.” Cindy berdiri di sampingnya, berkata dan memandangnya dengan hina.
Hendra tidak menjawab perkataan dia, malahan dia meminum anggur yang ada di tanggannya sambil melangkahkan kakinya menuju ke arah mereka berdua.
“Hendra! Kamu mau melakukan apa!” Cindy memanggilnya dengan suara yang kecil, memegang pundak dia dari belakang, tetapi dengan mudah di lepaskan pria itu, Cindy tidak habis pikir melihat pundak laki-laki yang di depannya.
Hendra sedang marah, dia bisa merasakannya kalau Hendra marah. Apakah karena dia melihat Lisa bersama pria lain?
Pengalaman ini membuat perasaan Cindy dalam kemarahan dan ketakutan, dia tidak menyangka secara emosional Hendra akan marah untuk orang lain. Dia tidak akan membiarkan Hendra tergoda oleh wanita mana pun, dia tidak akan membiarkannya.
Dia melihat Lisa dari kejauhan, di dalam matanya terdapat kebencian, benci di dalam hatinya berubah menjadi pisau yang tajam lalu menusuk ke arahnya.
“Tuan Adrian, tolong kamu lepaskan saya!” Lisa mengatakannya dengan berbisik, dia masih tidak mengetahui kalau Hendra telah melihatnya, dan lebih tidak tahu lagi bahwa pria itu telah naik darah ke titik yang paling mengerikan.
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Cute Wife
DessySang Pendosa
DoniUnlimited Love
Ester GohCinta Dan Rahasia
JesslynThe Richest man
AfradenCinta Yang Terlarang
MinnieUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku