Unperfect Wedding - Bab 19 Demam
Di mata Hendra , dia adalah mainan, dia adalah sebuah alat, mungkin juga sebagai catur yang bisa digunakan kapan saja, dia terus-terusan menipu dirinya sendiri tetapi saat Hendra berkata-kata, dia tidak bisa lagi menipu dirinya sendiri.
Masuk ke kamar mandi, melihat dirinya sendiri di cermin terlihat ada bercak-bercak merah di badannya , yang bisa dikatakan mengerikan, penuh jejak.
Membuka keran, dengan air dingin yang mengalir, dia membasahi badannya , membuat dirinya menjadi sadar, membiarkan dirinya sendiri mandi dengan air dingin, membersihkan hinaan yang ada di badannya.
Konsekuensinya adalah, dia menjadi demam tinggi , seluruh badannya seperti terbakar.
Tidak ada orang lain di rumah itu , Hendra yang tidak mungkin datang, dia pun akan mati seperti ini.
Pikiran itu yang terlintas, dia tertawa, mati juga tidak apa-apa, daripada harus terus-terusan merasakan sakit ini, hanya saja kalau mati dengan cara seperti ini benar-benar menyedihkan.
Telepon tiba-tiba berdering, tetapi dia yang lemas, merasa suara itu semakin jauh.
Hendra yang berdiri di depan jendela , telepon masih di telinganya , wanita yang seharusnya mati itu tidak mengangkat teleponnya.
Tanpa berpikir panjang lagi, menutup teleponnya dan mengambil kunci mobilnya kemudian pergi.
Mengendarai mobilnya ke rumah Lisa, dia sudah kenal betul jalan ke arah rumahnya, bahkan kata sandi pintu rumah adalah tanggal ulang tahunnya.
Tidak melihat Lisa di sekeliling rumahnya, berjalan menuju ke kamar , mendekati kasurnya dan mengangkat selimutnya.
“Sudah jam berapa, dan kamu masih saja tidur?” katanya, dia merasa ada yang aneh, hatinya kaku, dia langsung membungkukkan badannya dan melihatnya.
Wajah Lisa pucat, badannya tidak bergerak, seperti orang yang sudah mati.
Hendra meletakkan tangannya di jidat Lisa,yang panasnya membuatnya terkejut, suaranya yang terdengar sedikit cemas: “Lisa?”
Lisa yang demam itu sama sekali tidak bisa mendengar suara orang memanggil , nafasnya semakin lama.
Dia membungkus Lisa dengan selimut dan menggendongnya , Lisa yang lemas itu berada di pelukannya, amarahnya kepada Lisa langsung hilang dan yang tersisa adalah dia yang tidak sadar dengan terjadinya situasi seperti ini.
“Lisa, bertahananlah, kita ke rumah sakit sekarang!”
Dia mengangkat Lisa sambil berlari, tidak sempat lagi untuk menunggu lift, dia mengangkatnya turun tangga sambil memanggil Lisa yang sudah tidak sadar.
Dengan kecepatan tercepatnya lari ke rumah sakit terdekat.
Dokter berkata: “demam ini cukup parah, kalau saja kamu tidak membawanya ke rumah sakit, mungkin otaknya bisa rusak.”
Hendra sekilas melihat dokter, dokternya yang tidak melihatnya berkata lagi :“tidak menjaga istrinya dengan baik, sekarang sudah sakit seperti ini, hati pun sakit melihat suntikan-suntikan ini.””
Hendra tidak lagi berbicara, dia juga tidak ingin berbicara banyak, juga tidak ingin mengakui yang sebenarnya kepada dokternya ketika dia mengakatan kata “istri”.
Lisa sudah sadar kembali dan saat itu sudah tengah malam, seluruh badanya mengeluarkan keringat, tenggorokannya kering, terlihat kebingungan, dia tahu bahwa dia akan dibawa ke rumah sakit tetapi dia tidak tahu kapan dia diantar sampai ke rumah sakit?”
Bangun dari tempat tidurnya dengan pelan, ingin menuangkan segelas air untuk dirinya. Airnya dingin, tidak peduli lagi, dia sudah terlalu haus.
Ketika ia ingin meminumnya, gelas air dingin itu diambil.
Dia terbengong melihat gelas itu berada di tangan orang lain, tanpa mengeluarkan sepatah-kata pun , mengambil termosnya keluar.
Apa artinya ini? Sekarang pun tidak boleh minum air? Termos air itu dibawa pergi, apakah dia tidak melihat Lisa yang sudah sembuh?
Lisa emosi, minum pun dia tidak diperbolehkan, tenggorokan sudah sangat kering, dan tidak diperbolehkan minum membuat hatinya panas, pelakunya sudah tidak terlihat, dia pergi membawa termos airnya.
Kepalanya masih sedikit pusing, duduk di atas kasurnya dan menundukkan kepalanya, ingin marah tetapi tidak bisa, dia diberi gelas yang diisi dengan air hangat.
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanYour Ignorance
YayaMi Amor
TakashiLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiThe Sixth Sense
AlexanderMy Cute Wife
DessyAku bukan menantu sampah
Stiw boyUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku