Unperfect Wedding - Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
Ini semua tak terduga oleh Hendra, diri sendiri sudah mencintai wanita ini sampai akan menikahinya kah ?
Hendra dengan cermat mengamati Cindy dari kepala sampai kaki, sekali lagi memastikan, bahwa Cindy bukanlah tipe cewek yang dia suka.
Perkataan Hendra yang terus terang membuat tatapan Cindy menjadi canggung, setelah Hendra sadarkan diri sikap dia menjadi lebih dingin daripada sebelumnya, semakin rewel, sama seperti masa-masa kuliah yang mempunyai sikap seenaknya sendiri, bahkan lebih daripada sekarang.
Saat ini, Hendra hanya ingin berdiam diri, dia tanpa rasa tidak canggung mengusir orang, “Cindy, masalah di masa lalu biarkan itu menjadi masa lalu, aku juga tidak menginginkanmu, apakah sekarang kamu boleh mengambil barang-barangmu dan pergi dari sini?”
“Hendra, bagaimana bisa kamu mengusirku, kamu suruh aku pergi kemana?” Mata Cindy penuh dengan kepanikan, Hendra yang seperti ini sama seperti Hendra yang tidur dia lebih suka apabila Hendra tidak sadarkan diri.
Sudut bibir Hendra membentuk sebuah bulatan, sindiran yang sangat ironis, pada akhirnya hanya seorang wanita yang gila harta, “Cindy, kamu butuh uang berapa agar kamu tidak menggangguku lagi?”
“Hendra!” Ekspresi bersalah Cindy mulai kelihatan, dia dengan rasa tidak percaya menatap pria yang ada di hadapannya.
“Pikirkan baik-baik, apabila sudah terpikirkan hubungi asistenku, aku tidak ingin melihatmu lagi.” Setelah selesai berbicara, dia menelpon asisten rumah tangga, dengan kata-kata yang enak didengar, dia berkata, “Bersihkan sampah”.
Cindy benar-benar diusir dari villa tersebut, sambil membawa semua barang-barangnya.
Dengan perasaan yang penuh kebencian, dia menatap pintu gerbang yang tertutup rapat-rapat, dalam hatinya tidak terima, sangat tidak terima, kenapa dia kalah terhadap Hendra yang hilang ingatan, akan tetapi dia juga tidak mempunyai solusi. Sebelum Hendra hilang ingatan, Hendra tidak bersedia menikahinya, setelah hilang ingatan, Hendra semakin tidak ingin menikahinya.
Setelah mengusir Cindy, Hendra merasa udara yang ada di sekitarnya menjadi lebih segar. Asisten rumah tangga membersihkan semua jejak wanita itu selama tinggal dirumah.
“Tuan Hendra, foto-foto ini....” Asisten rumah tangga membawa setumpuk foto, dia bingung untuk membersihkan foto-foto tersebut atau tidak, lebih baik pergi tanya Hendra.
Hendra melihatnya dengan sekilas, dalam foto tersebut terdapat dirinya yang masih belum dewasa bersama dengan Cindy yang barusan dia usir, dengan wajah tanpa ekspresi dia berkata, “Buang saja.”
Dari awal dia tidak kepikiran untuk mencari ingatannya kembali, karena tidak ada alasan yang mendesak. Wanita bernama Cindy itu masih tidak cukup untuk membuatnya memikirkan masalah ini.
Berdasarkan perkataan Hendra, asisten rumah tangga itu membuangnya semua. Selanjutnya setiap kali dia menemukan barang-barang yang ada kaitannya dengan Cindy, dia tidak bertanya kepada Hendra lagi, semuanya langsung dia bersihkan.
Jelas-jelas tidak melakukan apa-apa, akan tetapi Hendra merasa dirinya sangat lelah, setelah makan malam, dia telah berbaring di kasur dan siap untuk tidur.
Selimutnya baru saja diganti, tidak ada bau yang aneh atau apapun. Tidak lama, dia telah masuk ke dalam keadaan tidur.
Tidurnya kali ini bukan termasuk tidur yang nyenyak, dia masuk ke dalam mimpi, di dalam mimpinya terdapat seorang wanita dengan suara lembutnya memanggil Hendra, “Hendra, selamatkan aku!”, dia ingin melihat jelas siapa wanita itu, akan tetapi hanya terlihat bayangan tubuhnya yang ramping. Hendra berusaha keras untuk menolongnya, akan tetapi dia hanya meraih rambutnya yang lepas, tangannya memegang erat-erat rambut putus itu........
Tiba-tiba Hendra terbangun dari mimpinya, seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat, dadanya naik turun dengan kuat, dengan hati yang berdebar dia mengangkat tangannya, tidak ada apapun, tidak ada rambut yang putus, setelah sadar dia baru menyadari bahwa itu hanya sebuah mimpi.....
Hari-hari selanjutnya, mimpi seperti itu terkadang hadir dalam mimpinya, akan tetapi tetap saja wajahnya tidak terlihat jelas, tetap saja di dalam mimpinya dia tidak dapat menolong wanita itu.
Malam ini turun hujan yang sangat deras, banyak jalanan terhalang karena pepohonan yang tumbang, sehingga polisi melakukan penutupan jalan sementara. Mobil Hendra terkena macet saat perjalanan pulang ke rumah.
Dia sekilas melihat ke sekitarnya, tempat ini adalah tempat yang kala itu tanpa sadar pernah ia kunjungi, apartemen tersebut berada di posisi utama, tentu saja orang yang tinggal di apartemen tersebut adalah orang yang kaya.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyMr Huo’s Sweetpie
EllyaWonderful Son-in-Law
EdrickMata Superman
BrickInventing A Millionaire
EdisonUangku Ya Milikku
Raditya DikaWaiting For Love
SnowUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku