Unperfect Wedding - Bab 11 Obat Penggugur Janin

Hati Lisa terasa berbunga-bunga, dia mengantarkan Hendra hingga ke depan pintu, sebelum Hendra memasuki lift, dia mengucapkan sebuah kalimat dengan keras: “Terima kasih, Hendra!” Terima kasih kamu telah mempertahankan anak ini, terima kasih kamu telah memikirkanku.

Hendra mendengar suara kebahagiaan itu, memelankan langkahnya, menekan rasa gelisah yang ada dihatinya, kemudian memasuki lift itu. Setelah Hendra pergi, dia menutup kembali pintunya, hatinya sangat bahagia, dia dapat mempertahankan anaknya, perasaan buruknya seketika menghilang. Jika perasaannya membaik, maka nafsu makannya pun akan membaik, dia berusaha untuk membeli bahan-bahan untuk dia masak dirumahnya, dia tidak akan memakan makanan yang dijual diluar sana, obatnya juga harus diminum tepat waktu, setelah satu minggu dia harus kembali lagi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kembali. Namun belum satu minggu, setelah dia minum obat itu selama tiga hari, dia merasakan hal aneh. Bagian perut bawahnya tiba-tiba terasa sangat sakit, hingga dia tidak dapat berdiri dengan kedua kakinya, tubuhnya melemas jatuh kebawah perlahan-lahan, dia menopang tubuhnya dengan kedua lengannya yang bergetar, ingin bangkit dari atas lantai, namun dia kehilangan seluruh tenaganya, sungguh menyakitkan, rasa sakitnya hingga mencapai tulang. Cairan hangat mengalir perlahan-lahan disekitar pahanya, dia dengan jelas merasakan sesuatu mengalir keluar dari dalam tubuhnya, rasa ketakutan seketika memenuhi kepalanya, dia dengan perasaan takutnya melihat ke lantai, terlihat cairan merah pekat yang menyakitinya. “Tidak..... Tidak.....” Dia berteriak dengan penuh ketakutan, kesadarannya hampir hilang, seperti terjatuh kedalam jurang keputusasaan, menatap segenang cairan merah itu dengan ketidak percayaan, dia hampir saja menjadi gila. Tangannya bergetar, telepon genggamnya bahkan hampir terjatuh dari genggamannya, tiga angka yang begitu mudah, bahkan menghabiskan banyak waktu untuk menekannya, kemudian terhubung. Dia kembali masuk ke dalam ruang gawat darurat, namun kali ini dia penuh dengan kesadaran. Dia tidak mengerti, jelas-jelas dia sangat memperhatikan, mengikuti apa yang dokter katakan, dia selalu dengan sepenuh hati menjaga dirinya sendiri, agar tidak mempengaruhi janin dalam perutnya, tapi kenapa..... dokter wanita yang telah menghadapi begitu banyak kasus aborsi, dia sudah terbiasa, dokter wanita itu tanpa ekspresi berkata: “Obat itu tidak menggugurkannya dengan bersih, bersiaplah untuk operasi.” Obat penggugur janin?

Kata-kata itu keluar dari mulut dokter itu, Lisa benar-benar terkejut, dia tidak pernah meminum obat penggugur janin, dia setiap hari menunggu hari dimana anaknya terlahir kedunia ini, bagaimana mungkin dia meminum obat penggugur janin. Dia saat ini sangat lemah, perut bawahnya terasa sakit, suara yang dia keluarkan sangat kecil,

“Dokter, apakah anda salah memeriksa, aku tidak pernah meminum obat penggugur janin.” Dokter itu dengan dingin berkata: “Setelah melakukan hal yang sangat tidak bertanggung jawab, untuk apa malu untuk mengakuinya, kondisi anda yang seperti ini adalah kondisi dimana anda mengkonsumsi obat itu untuk menggugurkan janin anda namun tidak keluar dengan bersih.” “Aku tidak melakukannya.....” Air matanya mengalir turun diwajahnya, tidak pernah terpikirkan olehnya untuk menggugurkan janinnya. Lisa dapat merasakan cairan yang dingin itu bergerak didalam tubuhnya. Dia menutup matanya dengan penuh keputusasaan, membuka kembali matanya, menutup kembali, membuka kembali matanya, berharap ini hanyalah mimpi buruknya. Operasi berjalan dengan cepat, wajahnya begitu pucat, tatapannya kosong, dia merasa semua orang merendahkannya, menganggapnya orang yang tidak bertanggung jawab, tidak pantas untuk menjadi seorang ibu.

Benar, apakah dia pantas? Dia tidak pantas menjadi seorang ibu. Dia berbaring diatas ranjang pasien dengan rasa sakit yang tak tertahankan, tubuhnya terus saja bergetar, menunggu hingga kondisi tubuhnya membaik, setelah itu dia baru dapat bergerak turun dari ranjangnya, dia berencana untuk meninggalkan rumah sakit itu.

“Pasien nomor 9, anda saat ini belum boleh keluar dari rumah sakit!” seorang perawat mengikutinya dari belakang dan memanggilnya.

Lisa tidak memperdulikan peringatan dari perawat itu, saat ini dia hanya ingin melakukan satu hal, dia harus pergi untuk memastikannya. Perawat itu tidak dapat menahannya dan membiarkan dia pergi, bahkan wajahnya menunjukkan pandangan merendahkan, memandang rendah orang-orang yang menggugurkan janinnya. Dia telah menaiki taksi untuk pulang ke rumahnya, botol obat yang diresepkan oleh dokter terletak diatas meja ruang tengah begitu saja, dia pagi ini memakan obat itu setelah sarapan sama seperti biasanya dikonsumsi satu kali.

Perut bawahnya kembali terasa sakit, sekujur tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, memejamkan matanya menahan rasa sakit sambil menekan perutnya untuk mengurangi rasa sakit, dia kembali melanjutkan langkah kakinya, mengambil botol obat itu, kemudian pergi ke sebuah apotik terdekat, dia meletakkan obat itu dihadapan seorang apoteker, “Permisi, aku ingin tahu isi yang ada didalam botol ini sebenarnya obat apa?” Apoteker itu membuka tutup botol itu, mengeluarkan sebutir obat itu kemudian dia lihat dengan teliti, dia mengangkat pandangannya melihat Lisa lalu berucap: “Mifepristone, digunakan untuk menggugurkan janin, tiga hari baru akan terlihat hasilnya.”

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu