Unperfect Wedding - Bab 57 Sebuah Adegan
Pesawat tidak tertunda, dia menunggu di bandara sebentar, dan menjemput Adrian.
Baru saja bertemu, Adrian berjalan mendekat dan memeluknya.
Lisa dipeluk dengan tenang, perasaan yang selama ini terpendam seketika itu juga merasa damai karena pelukan ini .
“Untungnya, kamu datang, satu orang di sini, aku tidak terlalu aman.” Dia berada di dalam pelukkannya dan berbicara dengan suara desahannya .
“Maka aku cepat-cepat menyelesaikan pekerjaanku dan bergegas ke sini untuk menemukanmu.” Adrian memeluknya lebih erat.
Lisa menarik napas dari hidungnya dan berkata, "Kamu bilang cepat itu seminggu."
“Tidak ada hati nurani,” kata Adrian sambil tersenyum, tidak ada nada menyalahkan.
Setelah merasa cukup untuk berpelukan, dia melepaskan Lisa dari pelukannya dan membawanya ke pintu. Keduanya terlihat sangat dekat, tetapi mereka tidak terlihat ada rasa malu.
Mereka berdua sangat akrab, lebih seperti saudara, setidaknya dalam pandangan Lisa. Mereka semua kekurangan cinta dari keluarga, jadi mereka merasa rukun dan cocok satu sama lain.
Adrian menemaninya melewati semua kesulitan dan membuatnya semakin bergantung padanya.
Sebelum tiba di mobil Lisa, Adrian terbiasa pergi ke kursi pengemudi untuk mengemudi.
“Aku saja yang mengemudi, kamu duduk istirahat, duduk di pesawat selama sehari pasti lelah.” Dia mendorong Adrian ke kursi sebelah pengemudi dan memasangkannya sabuk pengaman.
Lagi pula ia sengaja datang ke kota A khusus untuknya. Lisa ada perasaan yang mengganjal.
Kenangan yang dibawa kota A bagi Adrian bahkan lebih buruk daripada Lisa.Jika itu bukan jalan terakhir, tak satu pun dari mereka akan bersedia untuk kembali.
Menyettir mobil dengan sangat stabil. Pekerjaan Adrian sangat sibuk, dia harus bergadang beberapa malam, ditambah lagi dia harus duduk di dalam peswat selama satu hari, ia merasa sedikit jet lag, dan tertidur di belakang kursi tanpa menyadarinya.
Mobil Lisa melaju lebih lambat, karena takut membangunkan Adrian.
Dalam keadaan yang tenang, tidak dapat menghindari untuk memikirkan masa lalu. Waktu terus berjalan. Saya tidak menyangka dia bisa begitu akrab dengan Adrian. Dua orang seperti saudara kandung.
Namun, dia adalah orang yang paling merasa kesulitan, tapi tidak bagi Adrian, dia sangat mempunyai kemampuan, dia bisa menciptakan dunianya sendiri tanpa mengandalkan keluarganya, Ia memiliki sedikit kemiripan dengan Hendra.
Ketika memikirkan Hendra, wajah Lisa tenggelam, dan pemandangan yang tidak menyenangkan di hotel masih melekat dalam pikirannya.Dan juga tidak tahu apakah dia sudah pergi, dia seharusnya sudah pergi.
Di dalam hati Lisa mengganjal seseorang,tentu saja belum meninggalkan hotel.
Dia tidak tahu ke mana Lisa akan pergi pada malam hari. Ada perasaan khawatir, tetapi dia tidak berani pergi mengikutinya. Lisa jelas masih marah.
Dia ingin menunggunya kembali dan menjelaskan, dan kemudian memintanya untuk memberinya kesempatan.Jika dia tidak mau, maka dia akan menghilangkan rasa malunya.
Berpikir bahwa Lisa belum makan malam, dia pun sibuk di dapur.
Kali ini dia punya cukup waktu untuk membuat masakan sebanyak satu meja, dan ketika masakan sudah siap,diperkirakan dia akan segera kembali.
"Apakah sudah sampai?" Adrian bangun dan menyadari bahwa mobil telah berhenti.
“Ya.” Lisa meletakkan ponselnya dan memandangnya.
“Mengapa kamu tidak membangunkanku?” Adrian membuka ikatan sabuk pengaman dan mengikuti Lisa untuk turun dari mobil.
"Bukannya kamu terlalu lelah, atau aku tidak tega membangunkanmu."
Dua orang masuk lift bersama, dan ada saja obrolan yang dibicarakan.
Menggunakan kartu kamar untuk membuka pintu, Lisa menyadari bahwa ruangan itu terang benderang dan ada tercium bau makanan.
Hatinya merasa gelisah, apakah Hendra masih belum pergi?
Adrian juga mencium aroma menggoda dan tertawa dan bercanda, "Aku tahu bahwa aku akan lapar ketika turun dari pesawat. Aku juga menyiapkan makan malam khusus."
Seperti yang dia katakan, dia tidak bisa menahan untuk memukul kepala Adrian. Adegan mesra jatuh di pandangan mata Hendra yang penuh sukacita dan menunggu Lisa untuk kembali.
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyThe Revival of the King
ShintaWaiting For Love
SnowSang Pendosa
DoniBretta’s Diary
DanielleMy Perfect Lady
AliciaPrecious Moment
Louise LeeMy Charming Wife
Diana AndrikaUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku