Unperfect Wedding - Bab 2 Sumbangan
Rasa sakit di seluruh tubuh Lisa seperti tergilas, di telinganya tak terdengar lagi hiruk-pikuk dunia, semua terdengar sunyi, kepalanya semakin pusing dan sakit, pandangan matanya semakin kabur, tapi hatinya masih sibuk memanggil sebuah nama: Jangan pergi, Hendra...
Mobil hitam yang Lisa kejar tetap melaju hingga sampai di persimpangan kemudian berbelok, ya, mobil itu kini benar-benar hilang dari jangkauan Lisa, pandangan mata Lisa yang kabur kini menjadi gelap, dia seperti terjebak ke dunia yang tanpa warna.
Tiba di rumah sakit, Lisa langsung dibawa masuk ke ruang UGD, dan yang menjaga Lisa di luar hanya ada satu orang. Dia adalah keluarga paling dekat Lisa di dunia ini, Luke, adik laki-laki Lisa.
Mata Luke yang merah menatap tajam pintu ruang operasi di depannya, Hp Hendra dari tadi tidak bisa dihubungi, Luke yang emosi melempar hpnya ke dinding, dan hp itu seketika hancur berkeping-keping.
Luke tidak tahu apa yang terjadi di acara pernikahan, dia sebenarnya tidak setuju Lisa menikah dengan Hendra, dia merasa Hendra tidak mencintai kakaknya, oleh karena itu dia tidak menghadiri acara pernikahan hari ini.
Tapi dia tidak menyangka acara pernikahan ini berubah menjadi lelucon, ditambah terjadinya kecelakaan yang menyebabkan kakaknya luka berat dan kejadian ini menjadi penutup dari acara hari ini.
Dengan emosi yang menggebu dia berpikir: Kalau kecelakaan ini menyebabkan kakaknya kenapa-napa, dia bersumpah tidak akan melepaskan Hendra.
Operasi baru berjalan setengah jalan, satu asisten dokter berlari keluar, dengan terburu-buru bertanya: “Kamu keluarga dari pasien ya?”
“Iya, aku adiknya, bagaimana keadaan kakakku?”
“Keadaannya bukan sangat baik, organ di tubuh pasien banyak yang terluka, diperlukan pencangkokkan ginjal dan hati, keadaan sangat gawat, keadaan pasien saat ini tidak memungkinkannya untuk menunggu pencocokan donor ginjal dan hati...”
Perkataan dokter belum selesai, Luke kira-kira sudah mengerti maksud dari perkataan dokter, dia dengan cepat memotong perkataan dokter: “Aku dan kakakku terhubung, aku bersedia mendonorkan punyaku.”
Dokter menganggukan kepalanya, “Boleh, apakah masih ada keluarga pasien yang lain? panggil mereka semua lalu bersama-sama melakukan tes darah.”
Luke menggelengkan kepalanya: “Tidak ada, kakakku cuma punya aku saja.”
Lisa dan Luke, mereka kakak-beradik selama ini saling bergantung sama lain, selain mereka berdua tidak ada keluarga lainnya.
Dokter mengerutkan dahinya, “Hanya mendonorkan satu organ, pasien tidak akan bisa bertahan lama, malah sebaliknya kamu hanya sia-sia karena telah mendonorkan salah satu organmu.”
Luke tanpa berpikir menjawab pernyataan dokter: “Dokter, waktu kakakku sudah tidak banyak lagi, kalau aku bisa mendonorkan satu ginjalku, berarti di waktu bersamaan aku juga bisa mendonorkan satu hatiku.”
Dokter kembali mengernyitkan dahinya, dari matanya terlihat tidak setuju dengan pernyataan Luke di atas, “Kalau seperti ini tingkat bahayanya semakin besar, dan keselamatanmu juga akan terancam, walaupun operasinya berjalan lancar, selesai operasi juga bisa muncul masalah-masalah kesehatan lainnya.”
“Dokter, demi menyelamatkan kakakku, aku akan melakukan segalanya, segala bahaya aku sendiri yang akan tanggung jawab.” Luke melihat dokter, dari matanya terlihat tekadnya yang begitu bulat.
Dokter berdiri di tempat awalnya sambil berpikir, Luke melihat wajah dokter yang terlihat ragu-ragu, dan kembali memohon pada dokter.
Setelah menolak beberapa kali, dokter akhirnya membuat keputusan dan membawa Luke pergi tes darah, dan hasilnya sesuai perkiraan, milik Lisa dan Luke sangat cocok, selain itu tubuh Luke juga sangat sehat.
Setelah menandatangani surat perjanjian, Luke menukar bajunya dengan baju pasien, lalu di antar menuju ruangan operasi kakaknya.
Luke melihat seluruh badan Lisa yang banyak terpasang pipa, rasa sakitnya tak tergambarkan, dia menggigit bibirnya menahan air mata, dia khawatir air mata yang luruh dapat membawa bakteri yang bisa menular ke kakaknya.
Ya, dia hanya berharap kakaknya bisa hidup dengan sehat.
Hendra membawa mobil sampai ke tempat tinggal Cindy, sebuah villa dengan 3 lantai, setelah menikah dengan Adrian, Cindy mulai tinggal disana.
Telepon sudah mati sejak Hendra pergi ke rumah Cindy, rasa takut dan panik di dalam hati Hendra semakin menjadi, sampai pintu mobil belum sempat di tutup dan Hendra sudah berlari menuju villa.
Hendra memukul keras pintu villa, emosinya sudah tidak terkontrol.
“Cindy, buka pintu, ini aku, buka pintu!” Dia dengan suara besarnya yang seharusnya terdengar di dalam ruangan, Cindy tidak mengangkat teleponnya, Hendra tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Cindy, dan dia tidak bisa membayangkan Adrian bajingan itu akan berbuat apa pada Cindy.
Novel Terkait
Adieu
Shi QiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesAfter Met You
AmardaKisah Si Dewa Perang
Daron JayLove Is A War Zone
Qing QingLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku