Unperfect Wedding - Bab 25 Ditinggalkan
Dia berusaha dan berusaha, sepertinya melihat sebuah harapan. Dia ingin membuka mulutnya memanggil nama Hendra untuk menyelamatkannya, tetapi dia tidak dapat melakukan itu, hanya dapat menahan nafas, dan sembarangan mengayunkan tubuhnya, memberikan sinyal agar Hendra dapat melihatnya.
Dia melihat Hendra semakin lama semakin mendekat, di dalam air tiba-tiba mereka saling bertatapan mata, Bola mata yang dalam sekali dan dipenuhi dengan hawa dingin, Hendra hanya melewatkannya, dan berenang ke arah samping, lalu memeluk Cindy dengan erat...
Dia membawa Cindy dengan mengunakan satu tangannya berenang naik ke atas, setelah itu dia tidak melihat apapun lagi, di dalam kolam renang ini hanya tersisa dia seorang. Dia sedang berusaha, dia merasa seperti orang bodoh.
Hendra memilih Cindy, tapi dia juga bisa melakukannya, dia hanya butuh menghabiskan waktu 1 menit untuk menolongnya keluar, tetapi dia tidak melakukannya.
Dia merasa sangat sakit hati, dengan mata sendiri melihat orang yang dicintainya membiarkan dirinya mati, dia sungguh ingin mati sekarang.
Dia tiba-tiba merasa sangat lelah, dan kekuatannya telah habis. Waktu dia melihat Hendra terlihat sebuah harapan, sekarang yang tersisa hanyalah perasaan putus asa.
Dia tidak berjuang lagi, dan membiarkan tubuhnya tenggelam.
Jadi begitu saja, membiarkan kehidupannya berakhir di saat ini saja, hidup hanyalah luka dan luka lagi yang di berikan oleh Hendra.
Kesadarannya semakin melemah dan lemah.
Tiba-tiba, sepasang tangan yang besar memeluknya, sebuah tangan menggenggam erat dirinya, lalu berenang membawanya ke tepi.
Apakah itu Hendra ? Apakah itu kamu? Jika itu kamu saya akan memaafkanmu.
Lisa menghirup nafas yang dalam, terbatuk-batuk, lalu memuntahkan air kolam renang, penglihatannya menjadi kabur, tapi dapat di pastikan itu bukan wajah Hendra.
Orang yang mencoba menyelamatkan nyawanya adalah Adrian, walaupun begitu orang ini adalah orang yang selalu dia ingin menjauh.
Dialah orang yang mencoba memungut nyawamu kembali dari air dan menekan dadanya, untuk mengembalikan kesadarannya.
Memang betul, Hendra tidak peduli apakah dia hidup atau mati. Mengapa dia selalu beruntung, selalu membohongi diri sendiri, dan merasa bahwa dia akan kembali untuk menyelamatkannya.
Akhirnya Ambulan tiba, dia merasakan sepasang tangan yang kuat dan hangat memeluknya, sepanjang perjalanan ada orang yang memegang tangannya erat-erat, memberikan kekuatan ke dalam dirinya, tetapi bukan itu yang dia inginkan.
Pertolongan pertama yang dilakukan Adrian waktu itu sangatlah tepat waktu, dokter memeriksa tubuhnya, mengatakan kepadanya bahwa tidak ada masalah, setelah dia beristirahat, dia langsung bisa di pulangkan.
Di dalam kamar pasien dipenuhi dengan perasaan canggung suasana menjadi tenang, Adrian duduk di kursi di samping tempat tidur, tatapan matanya hanya fokus pada suatu titik, tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.
Lisa memecah suasana yang sunyi itu, dia mengatakan: “Tuan Adrian, kamu tidak perlu terus berada di sini, lebih pergi menemui istrimu dahulu.”
“Mengapa, setelah kamu menggunakanku lalu kamu akan membuang penyelamatmu?” Pertanyaan Adrian menarik kembali pikirannya ke sini. Dengan mengangkat alisnya, lalu mengangkat sudut bibirnya membentuk suatu sudut yang enak terlihat.
Dia menggelengkan kepalanya dan berkata: “Saya tidak bermaksud begitu, saya sangat berterima kasih untuk menyelamatkanku, tetapi istrimu juga jatuh ke dalam air, kamu bisa pergi menemuinya.”
“Dia sudah ada orang yang menjaganya, tetapi kamu?” Senyumnya terlihat naik dan terlihat serius. Kejadian yang terjadi di dalam kolam dia sudah melihat semuanya, jika tidak bagaimana bisa dia menyelamatkannya tepat waktu.
“Di sini saya tidak memiliki luka yang serius. Kamu lihat saya sekarang baik-baik saja, kamu tidak seharusnya di sini.”
“Lisa, Saya hanya melihat wajahmu yang pucat, dan tubuhmu yang sangat lemah. Kamu yang seperti ini, saya tidak bisa jika tidak menghawatikanmu.” Adrian dengan nada bicara yang tidak tahu harus berbuat apa.
Bahkan Adrian telah menyelamatkan nyawanya, Lisa selalu memiliki penolakan yang tidak dapat dijelaskan, bukan sangat suka dan penuh keakraban, terlebih lagi dia tidak mengetahui pria itu menginginkan apa, dan terutama pria ini sudah memiliki istri.
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeWahai Hati
JavAliusBehind The Lie
Fiona LeeTakdir Raja Perang
Brama aditioNikah Tanpa Cinta
Laura WangVillain's Giving Up
Axe AshciellySee You Next Time
Cherry BlossomUnperfect Wedding×
- Bab 1 Meninggalkannya
- Bab 2 Sumbangan
- Bab 3 Rencana Berhasil
- Bab 4 Tetap Tinggal
- Bab 5 Dibiarkan Mati
- Bab 6 Orang Ketiga
- Bab 7 Bukan Keputusanmu
- Bab 8 Hamil
- Bab 9 Tidak Boleh Dilahirkan
- Bab 10 Pemeriksaan
- Bab 11 Obat Penggugur Janin
- Bab 12 Kemunafikan
- Bab 13 Memutuskan Hubungan
- Bab 14 Membuatnya Marah Lagi
- Bab 15 Melihatnya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 16 Menyembunyikannya
- Bab 17 Aku yang Mengantarkan Pacarku
- Bab 18 Mainan
- Bab 19 Demam
- Bab 20 Sebaskom Air Dingin
- Bab 21 Sekali Lagi Memanfaatkanku
- Bab 22 Menggoda
- Bab 23 Kepribadian Palsu
- Bab 24 Tengelamkan Dia
- Bab 25 Ditinggalkan
- Bab 26 Kami Berpisah
- Bab 27 Berpindah
- Bab 28 Menyamar Menjadi Tahanan
- Bab 29 Mengingkari Kepercayaan
- Bab 30 Tidak Cukup Melihatnya.
- Bab 31 Menikahiku
- Bab 32 Melepaskannya Pergi
- Bab 33 Danau Yang Dalam
- Bab 34 Dia Mencintai Lisa
- Bab 35 Pernikahan Ini Kembali Gagal
- Bab 36 Kecelakaan Mobil
- Bab 37 Tidak Bisa Bangun
- Bab 38 Mau Meninggalkannya Lagi
- Bab 39 Hilang Ingatan
- Bab 40 Kenapa Tidak Disebutkan
- Bab 41 Bukan Tipe Yang Ku Suka
- Bab 42 Mengusirnya Dari Villa
- Bab 43 Bertemu Dengan Hendra Lagi
- Bab 44 Orang Yang Menolongnya
- Bab 45 Terjadi Sesuatu
- Bab 46 Tidak Bisa Hidup Lagi
- Bab 47 Perjalanan Terakhir
- Bab 48 Dari Ingatan yang Tidak Pernah Terjadi
- Bab 49 Dia Tidak Mati
- Bab 50 Siapa Yang Kamu Hindari?
- Bab 51 Bersandiwara
- Bab 52 Mengirim Orang Untuk Mengikutinya
- Bab 53 Mencintaiku Dari Awal Lagi
- Bab 54 Aku Akan Menemanimu
- Bab 55 Hendra Menyiapkan Makanan
- Bab 56 Ingin Menyakitiku Lagi?
- Bab 57 Sebuah Adegan
- Bab 57 Malaikat Di Balik Layar
- Bab 59 Berkencan
- Bab 60 Siraman Kopi
- Bab 61 Pelukan yang Hangat
- Bab 62 Kau Harus Menungguku