Don't say goodbye - Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
Fanny dipaksa tinggal bersama Marvin, memakai alasan kondisi kesehatan Crystal yang buruk, maka dialah yang menjaga Crystal, Fanny tidak dapat menolaknya.
Beberapa hari ini Marvin yang membawa Crystal pergi ke rumah sakit, dan setelah dia tahu Crystal tidak suka dengan rumah sakit, dia langsung menyuruh dokter pribadi untuk datang ke rumah, dari menyuap obat sampai menemani Crystal bermain, Marvin terlihat sabar sekali, Crystal yang awalnya kurang bisa beradaptasi, sekarang dia menjadi sangat manja dengan Marvin, Fanny menjadi takut.
Dia tidak ingin Crystal terlalu dekat dengan Marvin, siapa yang tahu kalau ini hanya jebakan? Dia tidak percaya perkataan Marvin sama sekali!
Setiap malam, Marvin memaksa untuk tidur seranjang dengan Fanny, dia menaruh Crystal di tengah untuk tidur diantara mereka, Fanny tidak bisa berbuat apa-apa, tapi dia tidak ingin berbicara sama sekali dengan Marvin, sikapnya juga dingin kepadanya.
Seminggu berlalu, Fanny terbaring tapi tidak bisa tidur, setiap malam bersama Marvin membuatnya hampir gila, jika bukan ingin ketemu dengan Christin, dia tidak mungkin bisa bertahan, tapi sejak saat itu, Marvin tidak pernah lagi mengungkit tentang hal dia yang ingin bertemu dengan Christin.
Pintu berbunyi, Fanny langsung menutup matanya, sampai akhirnya ada sebuah tangan yang memeluknya dari belakang , dia baru tersadar.
Fanny mendorongnya dan terduduk: "Mana Crystal! Kamu apain Crystal!"
Marvin juga ikut terduduk, melihat tatapan mata Fanny yang tajam itu: "Dia tertidur di kamar sebelah."
"Marvin, mau kamu apa!"
"Aku nggak akan biarin kamu dan Crystal terpisah."
"Alasanmu apa!"
"Karena dia adalah anakku, kamu adalah istriku! Aku tidak menandatangani surat perceraian itu."
Fanny tertawa menyindirnya, nada suaranya tinggi: "Alasannya ini? Marvin, apa yang kamu lakukan terhadapku empat tahun lalu, terus hanya karena alasan kita belum bercerai, terus kamu pikir semua itu seakan-akan tidak pernah terjadi?!"
Dia sudah cukup dengan semua akting Marvin, mencoba untuk kembali ke kehidupan pernikahan mereka empat tahun lalu, sekarang yang berbeda hanyalah, Crystal, makanya dia tidak pernah lagi tidak pulang seharian, dan juga tidak pernah lagi bersikap dingin kepadanya.
Terus? Apakah dia mesti berterima kasih, melupakan masa lalu dan mengulang kembali untuk hidup bersamanya? Empat tahun yang lalu itu maksudnya apa! Apa maksud dari semua kepahitan yang dia rasakan!
Fanny menggunakan tangannya untuk menghapus pemudar bekas yang ada di wajahnya, terlihat sebuah bekas luka yang cukup dalam, ini saja tidak cukup, dia juga melepaskan bajunya, memperlihatkan setengah badannya dan kulitnya yang putih.
"Mukaku hancur dibuat Christin karena kamu! Kakiku juga pernah lumpuh gara-gara kamu! Bahkan ini!" jarinya menunjukkan bekas luka berbentuk bulat yang ada di atas dadanya: "Nyawaku juga sempat terbunuh karena suruhan kamu! Aku sudah pernah mati sekali! Marvin! Jangan pernah kamu memaksaku lagi!"
Semua bekas luka ini untuk mengingatkan dirinya, jangan sampai terulang lagi kejadian itu, dirinya dengan Marvin, tidak mungkin lagi!
Dibandingkan dengannya, Marvin hanya memakaikan bajunya dengan tenang, jarinya memegang bekas luka diwajahnya dengan lembut.
"Kamu tahu, tidak ada seorangpun yang bisa membatalkan hal yang ingin aku lakukan, kamu adalah milikku." Dia tahu jelas apa yang dia mau, sejak kepulangannya, hatinya menjadi hidup kembali.
"Marvin! Kamu!"
"Bukankan kamu ingin bertemu dengan Christin? Besok aku suruh Ariel temanin kamu."
Setelah itu dia menekannya diatas ranjang, dia menekan kuat lengan Fanny bahkan sebelum Fanny mengelak darinya, dia menundukkan kepalanya dan mencium Fanny, melihat ekspresi Fanny yang penuh benci itu, dia menaikkan alisnya: "Aku sekarang nggak akan menyentuhmu, ini bonus."
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangAnak Sultan Super
Tristan XuWonderful Son-in-Law
EdrickMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraLoving The Pain
AmardaMy Charming Lady Boss
AndikaLelaki Greget
Rudy GoldDon't say goodbye×
- Bab 1 Anaknya sudah tiada
- Bab 2 Kamu tidak tau sifat nya?
- Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
- Bab 4 Meninggal dengan tidak tenang
- Bab 5 Aku akan membawanya pergi!
- Bab 6 Pasti akan membalaskan dendam untukmu
- Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
- Bab 8 Ingin membuatnya benar-benar gila!
- Bab 9 Kamu membuatku merasa jijik!
- Bab 10 berikan aku seorang anak
- Bab 11 Operasi
- Bab 12 Aku Hamil!
- Bab 13 Dorong Dia!
- Bab 14 Wanita
- Bab 15 Transfusi Darah Secara Paksa
- Bab 16 Kehilangan Kemampuan Untuk Berjalan
- Bab 17 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 18 Mendirikan Batu Nisan
- Bab 19 Memaksanya Kembali
- Bab 20 Matilah jika Kamu Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 21 Mengumumkan pertunangan
- Bab 22 Perang terakhir
- Bab 23 Dia membunuhnya!
- Bab 24 Tidak akan memberikan dia kepadamu!
- Bab 25 Sudah cukup ia lalui ini semua!
- Bab 26 Sejak awal sudah mengetahuinya!
- Bab 27 Anak itu bukanlah anakku!
- Bab 28 Mencintainya dan juga membencinya
- Bab 29 Pengkhianat
- Bab 30 Hidup Kembali
- Bab 31 Lamaran Keempat Kali
- BAB 32 Aku Ingin Ayah
- BAB 33 Pertemuan Yang Tak Disengaja
- BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
- BAB 35 Kembali Mencari Bukti
- Bab 36 Ditemukan di Rumah Sakit
- Bab 37 Dia Bukan Anakmu
- Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
- Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
- Bab 40 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!
- Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
- Bab 42 Kebenaran kematian
- Bab 43 Fanny, Apakah kamu masih mencintainya?
- Bab 44 Ikatan Hati
- Bab 45 Anak itu tidak mati
- Bab 46 Aku ingin membunuhmu !
- Bab 47 - Kau cari mati !
- Bab 48 Kau ingin menemuinya?
- Bab 49 Bukan anak perempuannya!
- Bab 50 - Identitasnya.
- Bab 51 Ayah dan anak saling mengenal
- Bab 52 Kebahagian setelah penderitaan