Don't say goodbye - BAB 35 Kembali Mencari Bukti

“Fanny, apa kau yakin aku tak perlu menemanimu pulang?”

Di dalam bandar udara internasional di Perancis, Nathan menggandeng Crystal, dengan perasaan khawatir melihat Fanny.

Fanny melihat waktu keberangkatan untuk naik ke pesawat, sambil menggandeng tangan Crystal, dan menggelengkan kepalanya ke Nathan: “Tidak perlu, kau ada proyek yang memerlukan dirimu, aku akan berhati-hati.”

Nathan menatap Fanny, perasaan di hatinya bercampur aduk, dia teringat malam itu Fanny perlahan menjadi tenang di dalam pelukannya, saat ia memberitahu Nathan tentang pertemuannya yang tak disengaja dengan Hendy Xia dan semua kebenaran yang juga tak sengaja ia dengar, tapi jika dipikir kembali, waktu itu Hendy bisa bersekongkol dengan Christin untuk mencelakai Fanny, membunuh Rissa istrinya bisa-bisa nya hal semacam ini pun dilakukan nya.

Hal yang benar-benar membuat Nathan terkejut adalah, keesokan harinya Fanny langsung berkata ingin kembali ke Jakarta, mencari barang bukti, sebagai pembalasan dendam untuk ibunya, Nathan bukannya tidak mengerti perasaan Fanny, karena Nathan juga sebenarnya tahu jelas kedudukan Rissa Bai di hati Fanny seperti apa, akan tetapi, begitu terpikir setelah Fanny kembali ke Jakarta ia mungkin akan bertemu dengan Marvin Luo, ini membuat hati Nathan merasa tidak tenang.

Nathan mengahabiskan waktu empat tahun untuk dapat membuat Fanny menerima dirinya, ia benar-benar tidak mau ada sesuatu darinya yang berubah.

Pengumuman untuk naik ke pesawat terdengar di dalam bandara, sebelum naik ke pesawat Fanny memeluk Nathan, agar Nathan merasa tenang: “Nathan, tunggu sampai aku menyelesaikan hal ini, lalu kita menikah.”

Nathan memeluk pinggang Fanny, dan memberikan sebuah ciuman di pipi Fanny: “Baik, setelah semuanya selesai aku akan segera kembali mencarimu, tunggu aku. ”

Setelah penerbangan belasan jam itu, akhirnya mereka pun tiba di Jakarta.

Fanny membawa Crystal ke sebuah apartemen lengkap dengan furniture yang disewanya, Fanny menggendong Crystal kemudian duduk di atas sofa melamun.

Pikirnya ia tak akan pernah kembali ke kota ini, begitu ia menginjakkan kakinya di tempat ini, semua hal yang dulu pernah terjadi langsung dengan jelas muncul di matanya, seolah menekan dirinya sampai ia sulit untuk bernafas, terutama, karena orang itu ada di sini.

Fanny tidak berencana dengan gegabah menyelesaikan masalah ini, terlebih lagi ia pun tidak akan mendekati daerah yang mungkin Marvin Luo akan muncul di sana, bukannya ia takut bertemu dengannya, Fanny hanya tidak mau Crystal sampai terluka, kalau bukan karena ia tidak bisa terpisah dari Crystal, ia pun tidak akan membawa Crystal kembali ke Jakarta.

Dilihat dari sifat Christin dan Marvin, kalau mereka tahu keberadaan Crystal, Fanny sungguh tak berani memikirkan apa yang dapat mereka lakukan terhadap Crystal, Christin menyakiti anaknya dan juga ibunya, Christin tidak akan melepaskan dirinya, tapi demi Crystal, Fanny harus berhati-hati, ia tahu seberapa besar kekuatan keluarga Luo.

Fanny berencana untuk meminta pertolongan seorang detektif terkenal untuk melakukan penelusuran, kemudian pergi mencari tahu ke rumah sakit tempat ibunya dulu dirawat, ia masih ingat nama dokter yang dulu merawat ibunya dan juga perawakannya seperti apa, jika betul dokter itu sudah disuap oleh Hendy, pasti ia masih tetap ada di rumah sakit itu, bisa jadi dia sudah naik pangkat menjadi kepala rumah sakit, kuncinya adalah bagaimana membuka mulutnya itu.

“Mommy, jangan kerutkan dahimu, jelek.”

Fanny memegang pipi Crystal, dengan penuh kasih sayang ia berkata: “Crystal mau tidak pergi keluar untuk bermain?” Crystal senang bermain, sifatnya sama seperti Fanny saat masih kecil, bernyali besar, periang, tetapi sepanjang perjalanan Crystal tidak begitu banyak bicara, ia dengan patuh diam di dalam pelukan Fanny.

“Tidak mau, Crystal mau menemani mommy.”

“Kalau begitu mommy ajak Crystal untuk pegi menengok nenek ya?”

“Iya.”

Begitu sampai di pemakaman, Fanny baru teringat, batu nisan miliknya sepertinya juga ada di sini, waktu ia berpikir bagaimana untuk menjelaskannya, dari jauh ia menemukan hanya ada batu nisan milik ibunya saja.

Fanny berjalan mendekati sambil menggenggam tangan Crystal.

“Crystal, ini nenek”

Crystal sedikit merasa bingung dan juga mengerti kemudian menaruh karangan bunga di depan batu nisan itu, Fanny melihat ada sebuah karangan bunga lainnya yang masih segar di sana, sepertinya tidak lama sebelumnya ada orang yang baru berkunjung juga.

Kira-kira siapa orang itu? Fanny tidak berpikir lebih panjang, ia mengalihkan pandangannya ke dua lubang kubur yang ada di sebelahnya, di sini seharusnya ada batu nisan miliknya dan juga anak itu! Walaupun Nathan tidak pernah membahas hal ini dengannya, tapi ia tahu hal seperti ini hanya Marvin Luo saja yang berani melakukannya.

Sebegitu kerasnya, hingga mau menghabisi semua yang berhubungan dengan Fanny, seorang anak pun tidak ia lepaskan!

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu