Don't say goodbye - Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
Apa?
Tahun itu dia pergi sendirian untuk aborsi Marvin juga tahu! Jangan-jangan dia yang suruh rumah sakit untuk menghentikan proses aborsi itu?
Fanny tidak tahu, bukannya dia tidak pernah berpikir mengapa dia bisa menghamili Crystal, tapi yang tidak terpikirkan olehnya adalah alasan kenapa aborsinya gagal.
Kenapa dia melakukan ini?
Apakah demi saham yang ada di tangannya, karena dia meminta anak, makanya Marvin memberinya.
Fanny tidak bisa tenang: "Kalau kamu sudah tahu Crystal itu anakmu, terus kamu mau apa? Terus kamu ingin bunuh Crystal juga seperti waktu itu kamu bunuh anak itu!"
Dia tertawa dingin: "Iya, waktu itu kamu demi mensahkan Christin, segala cara kamu lakukan, kamu bunuh kakaknya Crystal, itu masih tidak cukup, kamu juga mencoba membunuhku, sekarang Christin sudah sah menjadi istrimu, apakah kamu merasa Crystal akan mengancam posisi anaknya? Apa karena dia tahu aku masih hidup, terus mengira aku akan membalasnya makanya dia suruh kamu datang kesini?"
Sambil berbicara, air matanya mengalir, Fanny menolehkan kepalanya, dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan Marvin, keteguhannya selalu terpatahkan jika dia ada di depan Marvin.
Dengan perlahan Marvin melepaskan tangannya yang menutup telinga Crystal, dia berjalan ke Fanny: "Di depan anak, apa kamu nggak tahu apa yang boleh diomongin dan yang nggak seharusnya diomongin?"
Fanny menatapnya dingin, tidak seharusnya diomonginkah? Bukankah ini semuanya fakta!
Marvin mengangkat tangannya ingin mengusap air mata Fanny, tapi dia ditolak, dia tidak peduli, dan menatapnya dalam: "Posisi Nyonya Luo itu tetaplah selalu jadi milikmu." Dia tidak pandai menjelaskan, juga tidak mau menjelaskan, waktu itu dia memaksa cerai Fanny karena ingin bermain film dengan Christin Xia, ini semua demi menyelamatkan diri Fanny, dia sama sekali tidak ingin menanda tangani surat perceraian itu, Fanny masih istrinya!
Fanny tertawa, air matanya mengalir masuk ke mulutnya, semuanya terasa pahit: "Aku nggak butuh itu! Marvin, aku nggak peduli apa maksud kamu mengatakan semua ini, aku nggak akan pernah percaya lagi denganmu! Aku juga nggak akan pernah tinggal diam untuk Christin Xia, kalaupun kamu membelanya, aku nggak takut!"
Marvin tidak berkata apapun, tangannya memeluk pinggang Fanny, dia juga menoleh ke Crystal: "Crystal yang baik, bantu ayah hibur ibu dong, dulu ayah yang jahat, nggak temanin kalian, lain kali ayah nggak akan ninggalin kalian lagi, oke?"
Fanny yang dipeluk waktu itu merasa kaku dan ingin mendorongnya, tapi mendengar perkataan Marvin itu, membuat air matanya mengalir sekali lagi.
Crystal datang mengusap air matanya dan berkata: "Ibu jangan nangis." Fanny akhirnya tidak dapat menahan perasaannya lagi, dia menutup mulutnya dan menangis terisak-isak, saat ini, tidak ada lagi perasaan yang dia tahan.
Pandangan matanya yang kabur karena dipenuhi air mata, seperti melihat tatapan Marvin yang penuh kasih sayang.
Setelah beberapa saat, Fanny menjadi tenang, dia membenci dirinya yang tidak berguna ini, bisa-bisanya dia semudah ini dia terharu karena Marvin.
Dia berkata dingin: "Aku ingin bertemu dengan Christin."
Marvin mengerutkan alisnya dan kelihatan tidak senang, dia tidak suka cara Fanny melihatnya seperti melihat orang asing: "Nggak boleh."
Tentu saja, Fanny melekukkan garis bibirnya seakan sedang menyindirnya.
Marvin melihat Crystal yang tertidur pulas dipelukannya, mengecilkan volume suaranya: "Aku suruh Ariel temani kamu, kalau kamu ingin mencari tahu tentang masalah Tante Bai, maka bawalah Crystal."
"Kamu mau ngapain ke Crystal!"
Melihat ekspresi wajah Fanny yang tidak tenang, Marvin berkata: "Jika kamu ingin orang gila berkata jujur, maka cara terbaik adalah memancingnya, tapi kamu nggak mau kan kalau Crystal punya seorang ibu yang gila."
Apa karena itu makanya dia menyuruh Ariel yang menemaninya pergi?
Fanny terdiam, apakah Marvin sedang mencemaskan dirinya?
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyMy Enchanting Guy
Bryan WuGet Back To You
LexyAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanCinta Seorang CEO Arogan
MedellineAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaI'm Rich Man
HartantoDon't say goodbye×
- Bab 1 Anaknya sudah tiada
- Bab 2 Kamu tidak tau sifat nya?
- Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
- Bab 4 Meninggal dengan tidak tenang
- Bab 5 Aku akan membawanya pergi!
- Bab 6 Pasti akan membalaskan dendam untukmu
- Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
- Bab 8 Ingin membuatnya benar-benar gila!
- Bab 9 Kamu membuatku merasa jijik!
- Bab 10 berikan aku seorang anak
- Bab 11 Operasi
- Bab 12 Aku Hamil!
- Bab 13 Dorong Dia!
- Bab 14 Wanita
- Bab 15 Transfusi Darah Secara Paksa
- Bab 16 Kehilangan Kemampuan Untuk Berjalan
- Bab 17 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 18 Mendirikan Batu Nisan
- Bab 19 Memaksanya Kembali
- Bab 20 Matilah jika Kamu Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 21 Mengumumkan pertunangan
- Bab 22 Perang terakhir
- Bab 23 Dia membunuhnya!
- Bab 24 Tidak akan memberikan dia kepadamu!
- Bab 25 Sudah cukup ia lalui ini semua!
- Bab 26 Sejak awal sudah mengetahuinya!
- Bab 27 Anak itu bukanlah anakku!
- Bab 28 Mencintainya dan juga membencinya
- Bab 29 Pengkhianat
- Bab 30 Hidup Kembali
- Bab 31 Lamaran Keempat Kali
- BAB 32 Aku Ingin Ayah
- BAB 33 Pertemuan Yang Tak Disengaja
- BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
- BAB 35 Kembali Mencari Bukti
- Bab 36 Ditemukan di Rumah Sakit
- Bab 37 Dia Bukan Anakmu
- Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
- Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
- Bab 40 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!
- Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
- Bab 42 Kebenaran kematian
- Bab 43 Fanny, Apakah kamu masih mencintainya?
- Bab 44 Ikatan Hati
- Bab 45 Anak itu tidak mati
- Bab 46 Aku ingin membunuhmu !
- Bab 47 - Kau cari mati !
- Bab 48 Kau ingin menemuinya?
- Bab 49 Bukan anak perempuannya!
- Bab 50 - Identitasnya.
- Bab 51 Ayah dan anak saling mengenal
- Bab 52 Kebahagian setelah penderitaan