Don't say goodbye - Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
Sejak percakapan terakhir itu, ternyata Christin Xia tidak pernah muncul di depan Fanny Xia lagi, bahkan Marvin Luo juga tidak muncul, tubuh Fanny Xia dengan perlahan-lahan memulih.
Di rumah hanya seorang pengasuh yang menjaganya, Faktanya untuk mengawasinya, sangat jelas bahwa Marvin Luo menempatkannya dalam tahanan di rumah.
Atau mungkin khawatir Christin Xia datang mencari keributan, atau Nathan Yan, pikir Fanny Xia.
Sampai Nathan Yan memanggilnya, dia baru kembali dari pikirannya.
“Fanny, bagaimana keadaanmu? Apakah Marvin memberimu masalah?”
Melihat kekhawatiran yang di kenal pada wajah Nathan Yan, Fanny Xia mengungkapkan senyum yang tulus.
“Aku sangat baik.”
Untuk Marvin Luo, Fanny tidak mengatakan sepatah katapun. Disini adalah kafe kesukaannya, saat di rumah sakit, Fanny meminjam sebuah tempat untuk bertemu dengan Nathan Yan.
Fanny tidak bermaksud untuk menyembunyikannya, juga sangat jelas, ketika supir keluarga melihat Nathan Yan, pasti akan melaporkannya kepada Marvin Luo.
“Fanny, barang yang ingin aku bawa, telah aku bawa kesini.”
Nathan Yan dengan hati-hati melihatnya, mengkonformasi bahwa Fanny Xia benar-benar baik, baru mengeluarkan selembar berkas tersebut.
Fanny Xia berhenti mengaduk kopinya, dan gugup.
“Apakah ini berkas yang di tinggalkan oleh ibuku?”
“Benar, jika bukan dua tahun yang lalu......”Nathan Yan berhenti:“berkas ini mungkin sudah diserahkan kepadamu, ini adalah warisan dari Rissa Bai, memintaku untuk menyimpannya, dan menyerahkannya kepadamu.”
Sambil mengatakannya dan menyerahkan dokumen.
Sebelum Nathan Yan menyelesaikan perkataannya, Fanny Xia telah tahu. Dua tahun yang lalu, setelah ibu meninggal, Ibu Marvin sangat menyayanginya, mengajaknya keluar untuk berbelanja, saat itu Nathan Yan meneleponnya mengatakan, ada barang *** yang harus di serahkan oleh ibunya, setelah dia bahwa itu adalah warisan Ibu***, dengan bergegas meminta izin untuk pergi dengan Ibu Marvin, tidak disangka Ibu Marvin mengalami kecelakaan jatuh dari tangga, bertepatan saat dia ingin pergi melewati tangga!
Setelah di periksa, tubuh Ibu Marvin tidak benda tajam, di tangga itu hanya terdapat jejak kaki FannyXia, polisi menilai bahwa ini bukan kecelakan jatuh biasa, itu pasti orang yang sangat mengenalnya, di tambah di hari kedua muncul foto mesra Fanny dan Nathan, semuanya seperti kenyataan.
Itu adalah sumber penderitaannya.
Kebenaran yang bagaimana dia telah tidak ingin mengetahuinya, Fanny Xia membuka berkas itu, membaca beberapa baris matanya semakin terbuka lebar.
“Ternyata Ibu meninggalkan 60% saham Perusahaan Besar Xia untukku?!”
Bagaimana bisa? Dia selalu mengira bahwa Perusahaan besar Bai telah sepenuhnya menjadi Perusahaan Besar Xia, saham paling besar adalah direktur terbesar yaitu ayahnya Hendy Xia.
Keluarga Bai hanya memiliki satu-satunya putri yaitu Rissa Bai, pastinya Perusahaan Besar Bai menjadi perlengkapan nikah putrinya, meskipun Hendy Xia adalah belenggu itu dapat juga dianggap sebagai pusat perhatian kantor, termasuk sekeluarga sudah seharusnya menjadi Perusahaan besar Xia juga tidak ada salahnya.
Hanya Fanny Xia yang bingung, di berkas ini terlihat bahwa ayahnya memiliki saham 20%, hubungan ayah dan ibunya sangat baik, dia juga dari kecil sampai besar dengan kasih sayang, mengapa ayah ibu bisa mengaturnya seperti ini?
“Fanny, saham ini tidak peduli dalam kondisi apapun akan kamu sendiri yang mengatasinya, tetapi hanya jika kamu tidak pemiliki perlindungan baru bisa efektif, jika tidak ada masalah atau kecelakan dalam hidupmu, saham ini akan menjadi milikmu, tunggu sampai kamu mempunyai anak dan bergabung dengan Perusahaan Besar Luo, menjadi warisan kedua suami istri, kamu dan anakmu memiliki saham yang sama.”
Setelah Nathan membacanya, dan berdeham, “Ibumu sangat menyayangimu, selalu berpikir untuk membantumu.”
Benar, Ibu benar-benar mencintai diri sendiri, tetapi kondisi seperti ini bagaimana pun tidak terpikirkan olehnya, Fanny Xia tersenyum, jika dua tahun lalu dia mendapatkan surat warisan ini, mungkin segalanya akan berbeda.
“Fanny, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”
Sebenarnya Nathan ingin Fanny berpisah dengan Marvin, dengan adanya surat warisan ini, selama Fanny menyerah dengan uang perawatan apapun dia akan bisa memiliki surat wasiat ini untuk hidup bebas, dengan begitu, dia akan memiliki kesempatan.
Fanny Xia terdiam, bukan dia tidak pernah memikirkannya, tetapi yang dia pikirkan sekarang bukan masalah surat wasiat ini
“Aku tidak berniat bercerai dengannya.”
“Fanny, kamu.......”
Nathan Yan cemas, khawatir Fanny Xia masih menyimpan harapan kepada Marvin Luo, ingin mengatakan sesuatu tetapi Fanny memotongnya.
“Nathan, jangan khawatir, aku tidak akan berbuat bodoh lagi, aku punya rencana sendiri.”
“Aku akan membantumu!”
“Tidak perlu, aku telah membuat keputusan, Nathan, kamu bantu aku untuk menjaga surat warisan ini lagi.”
Nathan Yan ragu sejenak dan akhirnya mengangguk kepalanya, tetapi pada akhirnya dia memegang tangan Fanny dengan lembut, matanya dengan fokus menatap Fanny: “Fanny, tidak peduli apa yang terjadi, aku akan selalu berada di sebelahmu”
Fanny Xia tertegun, kemudian tersenyum: “Terima kasih, Nathan.”
Adegan hangat itu tertangkap menjadi sebuah foto, dan di kirim sampai ke meja kantor Marvin.
Novel Terkait
His Second Chance
Derick HoTen Years
VivianMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniI'm Rich Man
HartantoDiamond Lover
LenaEternal Love
Regina WangHabis Cerai Nikah Lagi
GibranDon't say goodbye×
- Bab 1 Anaknya sudah tiada
- Bab 2 Kamu tidak tau sifat nya?
- Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
- Bab 4 Meninggal dengan tidak tenang
- Bab 5 Aku akan membawanya pergi!
- Bab 6 Pasti akan membalaskan dendam untukmu
- Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
- Bab 8 Ingin membuatnya benar-benar gila!
- Bab 9 Kamu membuatku merasa jijik!
- Bab 10 berikan aku seorang anak
- Bab 11 Operasi
- Bab 12 Aku Hamil!
- Bab 13 Dorong Dia!
- Bab 14 Wanita
- Bab 15 Transfusi Darah Secara Paksa
- Bab 16 Kehilangan Kemampuan Untuk Berjalan
- Bab 17 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 18 Mendirikan Batu Nisan
- Bab 19 Memaksanya Kembali
- Bab 20 Matilah jika Kamu Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 21 Mengumumkan pertunangan
- Bab 22 Perang terakhir
- Bab 23 Dia membunuhnya!
- Bab 24 Tidak akan memberikan dia kepadamu!
- Bab 25 Sudah cukup ia lalui ini semua!
- Bab 26 Sejak awal sudah mengetahuinya!
- Bab 27 Anak itu bukanlah anakku!
- Bab 28 Mencintainya dan juga membencinya
- Bab 29 Pengkhianat
- Bab 30 Hidup Kembali
- Bab 31 Lamaran Keempat Kali
- BAB 32 Aku Ingin Ayah
- BAB 33 Pertemuan Yang Tak Disengaja
- BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
- BAB 35 Kembali Mencari Bukti
- Bab 36 Ditemukan di Rumah Sakit
- Bab 37 Dia Bukan Anakmu
- Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
- Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
- Bab 40 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!
- Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
- Bab 42 Kebenaran kematian
- Bab 43 Fanny, Apakah kamu masih mencintainya?
- Bab 44 Ikatan Hati
- Bab 45 Anak itu tidak mati
- Bab 46 Aku ingin membunuhmu !
- Bab 47 - Kau cari mati !
- Bab 48 Kau ingin menemuinya?
- Bab 49 Bukan anak perempuannya!
- Bab 50 - Identitasnya.
- Bab 51 Ayah dan anak saling mengenal
- Bab 52 Kebahagian setelah penderitaan