Don't say goodbye - Bab 37 Dia Bukan Anakmu
Awalnya perusahaan Besar Bai sedang mengadakan rapat konferensi, baru saja dimulai beberapa detik, tapi saat ini semua orang malah melihat direktur Luo langsung bergegas keluar ruangan setelah menerima telepon, semuanya terheran, saling melihat satu sama lain dan merasa penasaran.
Marvin langsung menancapkan gas mobilnya dan menuju ke rumah sakit dimana Edbert berada, melihat Edbert dia langsung menarik kerah bajunya: "Dimana dia!"
Edbert tidak menyangka respon Marvin akan seheboh ini, dia memberi isyarat agar Marvin tenang karena orang-orang di rumah sakit sedang melihat mereka!
"Naik ke mobil dulu baru ngomong, aku tahu alamatnya."
Untunglah sakit anaknya bukan sakit yang biasa, jadi Fanny harus datang lagi untuk pemeriksaan ulang, data yang tertera terdapat alamat Fanny, tapi mengenai masalah anaknya apakah perlu kasih tahu Marvin?
Edbert melihat ekspresi wajah Marvin yang sedang mengemudi mobil, dia tidak berani memastikan jika sewaktu-waktu akan terjadi kecelakaan.
Sudahlah, kalau mau mati mati sajalah.
"Marvin, Fanny sepertinya sudah punya anak, hari ini dia bawa anaknya datang berobat." Tentu saja, Edbert juga tidak lupa memberi tahu ke Marvin tentang hal yang ingin diketahui Fanny.
Marvin mendengarnya, dia tidak berekspresi apapun, tapi suhu dimobil seperti tiba-tiba menurun drastis.
Fanny mendengar suara bel, dia mengira itu adalah orang yang mengantar kopernya, tanpa pikir panjang dia pun membuka pintu.
Sepasang tangan yang besar tiba-tiba dengan kuat memeluknya, Fanny merasa pusing, dirinya langsung terdorong ke pintu, tiba-tiba sebuah ciuman datang mengenai mulutnya.
"Uhmm"
Ciuman itu kuat seperti badai, seperti mempunyai arti sebuah hukuman, seperti ingin menelannya!
Lidah dan bibir yang dingin dan kuat itu tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengelaknya, seiring dengan ciuman mereka, nafas yang dikenalnya itu seakan-akan masuk dan menembus jantungnya.
Marvin!
Fanny menyadarinya dan mulai mengelaknya lagi dengan sekuat tenaga, tetapi ciuman itu malah menjadi lebih kuat lagi, seakan dia ingin menelannya hidup-hidup, dan tidak ingin membiarkannya lari darinya lagi!
"Uhm! ... Marvin!" Fanny mendorongnya, dan menamparnya: "Gila!"
Saat itu, keduanya terdiam, yang terdengar hanyalah suara hembusan nafas mereka, Fanny tidak menyangka akan secepat ini bertemu dia, hawa dirinya yang ada disekelilingnya saat ini membuat hatinya terasa sakit.
Crystal masih di dalam, jangan sampai dia tahu!
"Kenapa kamu bisa kesini! Kamu datang ngapain?"
"Aku datang melihat anak kita,"
"Kata-kata ini seperti telah memancing Fanny, Fanny seketika langsung mengingat kembali anak yang meninggal waktu itu, seketika itu juga dia langsung marah: "Marvin! Kamu datang ngapain! apakah karena melihat aku belum mati, kamu mau bunuh aku sekarang! Aku sudah menghilang darimu selama empat tahun! Kedepannya juga nggak akan muncul lagi di hadapanmu! Aku tidak hutang apa-apa padamu! Semua sudah aku bayar dengan nyawaku empat tahun lalu! Aku nggak mau lihat kamu lagi, pergi kamu sana!"
"Ibu?"
Di belakang Marvin, bayangan tubuh kecil mengusap matanya yang ngantuk, seperti terbangun karena keributan tadi.
"Crystal?!" Fanny kebingungan, dia ingin kesana untuk menyembunyikannya dari Marvin, tapi dia telat.
Marvin langsung duluan jalan kesana dan menggendong Crystal, suaranya tiba-tiba menjadi lembut: "Nama kamu Crystal?"
"Iya."
"Umur kamu berapa?"
"Empat tahun."
Crystal sedikit kebingungan melihat paman yang tampan ini, pelukannya berbeda dengan ayahnya, tapi dia masih tidak mau melepaskan tangannya dari kerah baju Marvin, seperti telah lama mengenalnya.
Hati Marvin yang biasanya keras dan dingin tiba-tiba menjadi lembut, dia bisa merasakan bahwa dia mempunyai satu aliran darah yang sama dengan Crystal, ini pasti anaknya!
"Crystal, ini ayah."
Crystal mengerutkan mulutnya, kepalanya tertunduk diatas bahu Marvin, dan bahunya mulai gemetar.
Air mata anaknya membuat hatinya sakit, rasa bersalah seketika memenuhi hatinya.
Fanny kecemasan: "Dia bukan anakmu!"
Dia takut Crystal akan direbut oleh Marvin, dia tidak bisa menerimanya jika itu terjadi!
"Empat tahun yang lalu, operasi aborsimu tidak berhasil. Kalaupun Crystal bukan anakku, aku juga tidak akan membiarkanmu pergi!"
Novel Terkait
Love and Trouble
Mimi XuHusband Deeply Love
NaomiPejuang Hati
Marry SuUntouchable Love
Devil BuddyAfter Met You
AmardaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniDon't say goodbye×
- Bab 1 Anaknya sudah tiada
- Bab 2 Kamu tidak tau sifat nya?
- Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
- Bab 4 Meninggal dengan tidak tenang
- Bab 5 Aku akan membawanya pergi!
- Bab 6 Pasti akan membalaskan dendam untukmu
- Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
- Bab 8 Ingin membuatnya benar-benar gila!
- Bab 9 Kamu membuatku merasa jijik!
- Bab 10 berikan aku seorang anak
- Bab 11 Operasi
- Bab 12 Aku Hamil!
- Bab 13 Dorong Dia!
- Bab 14 Wanita
- Bab 15 Transfusi Darah Secara Paksa
- Bab 16 Kehilangan Kemampuan Untuk Berjalan
- Bab 17 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 18 Mendirikan Batu Nisan
- Bab 19 Memaksanya Kembali
- Bab 20 Matilah jika Kamu Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 21 Mengumumkan pertunangan
- Bab 22 Perang terakhir
- Bab 23 Dia membunuhnya!
- Bab 24 Tidak akan memberikan dia kepadamu!
- Bab 25 Sudah cukup ia lalui ini semua!
- Bab 26 Sejak awal sudah mengetahuinya!
- Bab 27 Anak itu bukanlah anakku!
- Bab 28 Mencintainya dan juga membencinya
- Bab 29 Pengkhianat
- Bab 30 Hidup Kembali
- Bab 31 Lamaran Keempat Kali
- BAB 32 Aku Ingin Ayah
- BAB 33 Pertemuan Yang Tak Disengaja
- BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
- BAB 35 Kembali Mencari Bukti
- Bab 36 Ditemukan di Rumah Sakit
- Bab 37 Dia Bukan Anakmu
- Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
- Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
- Bab 40 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!
- Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
- Bab 42 Kebenaran kematian
- Bab 43 Fanny, Apakah kamu masih mencintainya?
- Bab 44 Ikatan Hati
- Bab 45 Anak itu tidak mati
- Bab 46 Aku ingin membunuhmu !
- Bab 47 - Kau cari mati !
- Bab 48 Kau ingin menemuinya?
- Bab 49 Bukan anak perempuannya!
- Bab 50 - Identitasnya.
- Bab 51 Ayah dan anak saling mengenal
- Bab 52 Kebahagian setelah penderitaan