Don't say goodbye - Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
Christin Xia panik , tapi lega juga, kenapa ia harus takut, Fanny Xia bisa berkata apa? hanya bisa menambah minyak di api. Karena itu, ia mengangkat kepalanya, membiarka Marvin Luo melihat nya tak berdaya.
Marvin Luo melihat Fanny Xia yang diam, dengan dingin mengejek.
Fanny Xia tertawa lebih besar lagi, seperti menertawakan kesesusahan dan air matanya, dan seperti bisa membuatnya terlihat baik-baik saja.
Raut wajahnya sangat akrab, dua tahun bersama pagi dan malam selalu melihat raut wajah ini, satu demi satu menempatkan perasaannya di depan, ia tidak bisa menyembunyikannya. Ia tidak percaya dengan raut tak berdaya nya, ia melihatnya sebagai pembunuh anaknya, Adik kandungnya!
Fanny Xia hampir saja tertawa mengeluarkan air mata, ia menahan segala sakit di hatinya, dari bibirnya berucap: " Tuan Luo, penerus perusahaan besar Luo, di luar sana sudah bertemu dengan segala macam orang, tapi sayangnya tak bisa melihat sifat seorang wanita, hahaha, lucu sekali."
Raut wajah Christin Xia berubah, tak bisa menahan untuk menutup mulutnya.
" apa kamu bilang?" Fanny Xia memegang dinding di belakangnya untuk berdiri, tersenyum: " Tuan Luo karena terlalu mencintai adikku, jadi tidak peduli bagaimana sifat aslinya, dan tahu bila Christin Xia selalu memfitnah ku, dan juga membunuh putra mu! Tuan Luo tak akan peduli! Bagaimana rasanya jatuh cinta pada adik istrimu?"
Sampai akhirnya, ia merasa sesak, sakit sekali untuk membicarakannya, orang yang dicintai nya mencintai adik kandungnya, ia merasa pedih dan sesak.
" Kakak, bagaimana kamu bisa memfitnah ku begitu?" Christin Xia melukai hatinya.
Kata-kata Fanny Xia tentang dirinya, membuat Marvin Luo berkedip tak senang, kedipan itu membuatnya tak nyaman, hatinya sesak.
"Fanny Xia, berani sekali kamu bicara begitu dengan ku!"
"Kenapa, Tuan Luo merasa duri di kaki?"
tawa nya itu sangat membuat Marvin Luo kesal, ia berjalan kedepan, memegang dagu Fanny Xia memperingatinya: " Jangan coba membuat ku emosi, akibatnya tak bisa kamu tanggung nanti."
Akibatnya? Harapan terakhirnya sudah tiada, semuanya tidak ada lagi....
Ia menatap Marvin Luo, suaranya lembut.
" Tuan Luo, bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?"
Dia pernah berpikir, setelah anak ini ada, ia tak mau lagi semuanya, ia akan memberikan Marvin ke Christin Xia, dan dirinya akan pergi dari sini bersama anaknya.
Christin Xia membunuh anaknya karena Marvin Luo , semua ini akar dari permasalahannya, ini karena dia Fanny Xia tidak bisa menahan perasaannya untuk Marvin Luo.
Marvin Luo semakin erat memegang dagunya, mencibir: " Anak ku? Fanny Xia kamu yakin itu anakku? mau ku ingatkan? hari di saat ibu ku kecelakaan bukankah kamu bersama Nathan Yan? "
Melihat bola matanya membesar, Marvin Luo melepaskannya, akhirnya bukan tatapan yang tadi lagi.
Fanny Xia bersandar ke dinding, seperti bersandar ke sumber tenaganya, Marvin Luo sikapnya dingin, seperti menembus tubuhnya.
" Kamu bagaimana bisa meragukan..... perasaan ku pada mu?" bulir-bulir keringat di kepala Fanny Xia, wajah nya pucat, bibrnya bergetar, tubuhnya lemah pelan pelan meresot ke lantai, suaranya mulai rendah:" Marvin Luo, kamu bagaimana bisa....."
ia kesusahan duduk di lantai, pandangannya pelan-pelan gelap, dan tubuhnya keluar darah, memerah mewarnai celanannya, membentuk genangan darah.
Bau darah yang amis memenuhi ruangan itu, Fanny Xia menutup matanya, tangan nya memegang perutnya, sambil menghela nafas: " Marvin Luo.... salahku, pernikahan kita salah, aku mencintai mu juga salah, bila kamu berpendapat kematian ibu mu karena aku, nah... anakmu dan aku....dua nyawa.... cukup tidak? kita....mulai sekarang......lunas......"
Saat kehilangan kesadaran, ia seperti melihat ibunya memeluknya, sangat hangat.
Saat Fanny sadar, ia hanya merasa ada cairan dingin yang masuk melalui tangan nya ke seluruh tubuhnya, berusaha membuka matanya, lalu ia melihat langit langit ruangan yang berwarna putih.
Kamar pasien itu sangat tenang, hanya mendengar suara nafas dari masker oksigennya.
Fanny Xia tidak bisa bergerak, bila bukan karena masker oksigennya, semua orang akan mengira dia sudah meninggal.
kenapa ia harus sadar? jantungnya sudah tak bisa berdetak, anaknya tiada, ia tidak menemukan arti hidupnya lagi , hanya mati yang bisa menyelesaikannya.
Fanny xia berusa menghela nafas, sangat sulit mengangkat tangan kirinya yang terpasang selang, pelan-pelan memegang masker wajahnya. Bila ia melepaskan ini, semuanya terselesaikan, anakku.... ibu.... Ibu Marvin.....
Fanny Xia tersenyum, menutup mata, tangan kanannya di masker oksigen, pelan-pelan melepasnya, ia akan bisa berkumpul kembali bersama orang tersayangnya, indah sekali.....
Tapi, belum sempat ia melepaskannya, ada orang yang melepaskan masker oksigennya, Fanny Xia membuka matanya besar-besar mendengar suara Christin Xia: " Kakak, kamu ingin mati? biarkan adik ini mu membantu."
Selesai berbicara ia melepaskan selang dari tangan Fanny Xia, saat jarum itu tercabut darahnya pun ikut keluar.
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaAfter The End
Selena BeeGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraDiamond Lover
LenaDon't say goodbye×
- Bab 1 Anaknya sudah tiada
- Bab 2 Kamu tidak tau sifat nya?
- Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
- Bab 4 Meninggal dengan tidak tenang
- Bab 5 Aku akan membawanya pergi!
- Bab 6 Pasti akan membalaskan dendam untukmu
- Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
- Bab 8 Ingin membuatnya benar-benar gila!
- Bab 9 Kamu membuatku merasa jijik!
- Bab 10 berikan aku seorang anak
- Bab 11 Operasi
- Bab 12 Aku Hamil!
- Bab 13 Dorong Dia!
- Bab 14 Wanita
- Bab 15 Transfusi Darah Secara Paksa
- Bab 16 Kehilangan Kemampuan Untuk Berjalan
- Bab 17 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 18 Mendirikan Batu Nisan
- Bab 19 Memaksanya Kembali
- Bab 20 Matilah jika Kamu Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 21 Mengumumkan pertunangan
- Bab 22 Perang terakhir
- Bab 23 Dia membunuhnya!
- Bab 24 Tidak akan memberikan dia kepadamu!
- Bab 25 Sudah cukup ia lalui ini semua!
- Bab 26 Sejak awal sudah mengetahuinya!
- Bab 27 Anak itu bukanlah anakku!
- Bab 28 Mencintainya dan juga membencinya
- Bab 29 Pengkhianat
- Bab 30 Hidup Kembali
- Bab 31 Lamaran Keempat Kali
- BAB 32 Aku Ingin Ayah
- BAB 33 Pertemuan Yang Tak Disengaja
- BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
- BAB 35 Kembali Mencari Bukti
- Bab 36 Ditemukan di Rumah Sakit
- Bab 37 Dia Bukan Anakmu
- Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
- Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
- Bab 40 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!
- Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
- Bab 42 Kebenaran kematian
- Bab 43 Fanny, Apakah kamu masih mencintainya?
- Bab 44 Ikatan Hati
- Bab 45 Anak itu tidak mati
- Bab 46 Aku ingin membunuhmu !
- Bab 47 - Kau cari mati !
- Bab 48 Kau ingin menemuinya?
- Bab 49 Bukan anak perempuannya!
- Bab 50 - Identitasnya.
- Bab 51 Ayah dan anak saling mengenal
- Bab 52 Kebahagian setelah penderitaan