Don't say goodbye - Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
Christin Xia sangat membenci Fanny Xia, sehingga menginginkannya mati dengan sengsara.
Fanny Xia hanya merasakan dingin yang menusuk ke tulang pada tempat yang dipegang Christin Xia. Fanny Xia tidak bisa melepas genggaman kuat yang ada di Christin Xia dikarenakan dia sedang mengendong Crystal Xia.
Ariel Lin merespon dengan cepat dan langsung memanggil pengawal didepan pintu masuk. Christin Lin terpaksa membuka, tetapi matanya penuh dengan darah, wajahnya gila, dan matanya yang kejam menatap ke Fanny Xia. Mulutnya berteriak dengan keras : “Kamu pergi mati! Pergi! Fanny Xia! Kenapa kamu tidak pergi mati! Aku ingin membunuhmu!”
Ariel Lin melihat kejadian ini sampai hatinya takut dan berpikir bahwa perkataan Manajer Luo itu benar. Christin Xia selalu berpura-pura menjadi gila.
Fanny Xia juga terkejut dan hatinya ketakutan. Dia menggunakan satu tangan untuk menutup matanya Crystal agar dia tidak melihat kejadian itu.
Ariel Lin bertanya kepada Fanny Xia : “Nyonya Luo, Dia dulu berpura-pura jadi gila, dan sekarang kelihatannya dia sudah dengan kondisi jelas, apa yang ingin kamu tanyakan langsung ke dia.”
“Siapa yang kamu maksud Nyonya Luo! “Christin Xia menghadap Ariel Lin dengan mata penuh kebencian, Dia adalah istrinya Marvin Luo dan semua orang pun tahu! Apa apaan Fanny Xia ini! Satu orang mati juga dipanggil Nyonya Luo!
Pada awalnya Fanny Xia tidak perduli terhadap julukan ini, tetapi melihat respon Christin Xia yang seperti ini, dia langsung teringat ucapan yang pernah dikatakan Marvin Luo. Apabila ingin memaksa Chrstin Xia berbicara jujur, cara yang terbaik adalah membuat dia marah.
Dia langsung memprovokasi Christin Xia dan tertawa : “Apakah kamu tidak tahu? Luo sama sekali tidak bercerai denganku, dari awal sampai akhir aku adalah Nyonya Luo! Christin Xia! Perhitungan kamu buat pada empat tahun yang lalu, sampai sekarang adalah pertunjukkan yang kosong, dan pertunjukkan selanjutnya adalah retribusi!”
Ternyata, setelah mendengar kata-katanya, Christin Xia menjadi gila dan berteriak-teriak, beberapa pengawal hampir tidak bisa menahannya.
“Fanny Xia! Kamu adalah sampah! Aku pasti tidak akan membiarkan kamu dengan Luo! Dia cinta padaku! Kamu hanyalah lawan kecilku! Empat tahun yang lalu seharusnya aku buat kamu mati!”
Muka Fanny Xia dingin : Benarkah! Tetapi sekarang Luo bersama denganku, dan dia bilang dia cinta kepadaku. Apakah kamu berpikir kenapa aku bisa berada disini? Karena aku ingin bertemu denganmu. Jadi Luo membiarkanku untuk melihat pertunjukanmu selanjutnya.”
“Haha! “Christin tertawa dan tenggorokannya mengeluarkan suara aneh yang membuat orang takut : “Fanny Xia, Kamu benar-benar sampah! Apakah kamu benar-benar lupa kejadian empat tahun yang lalu tentang perilaku Luo terhadapmu demi mendapatkanku? Apakah sudah lupa bagaimana anak hina itu mati? Bahkan kematianmu juga seperti itu! Apakah kamu seperti bekas luka yang lupa bagaimana sakitnya? Sesudah Marvin berbicara langsung menjagamu. Apakah kamu tidak sabar untuk kembali padanya? Kamu memang benar-benar tidak berubah! Bodoh sampai bisa membuat orang ketawa! Aku dan Luo hanya memainkan sebuah drama, untuk memaksamu muncul, dan menyiksa mu kembali!”
Fanny Xia tertawa dingin: “Christin Xia! Kamu sedang membohongi diri sendiri! Marvin telah berbicara denganku bahwa kejadian empat tahun yang lalu adalah sebuah kesalahan, sebenarnya dia sedang bermain drama denganmu dan bukan untuk membohongiku! Tetapi untuk membohongimu!”
“Tidak mungkin! “Christin Xia dengan tidak sadar berbicara.
“Mami, Aku takut! “ Suara anak-anaknya terdengar, Christin Xia baru menyadari orang kecil yang dipeluk oleh Fanny Xia dilengannya.
“Ini adalah anakku dengan Marvin” Fanny Xia menlihat Christin Xia tertawa dengan lembut : “Pada saat hamil empat tahun lalu, kamu melakukan strategi yang cermat dan rela menggunakan anak untuk menyakitiku. Sekarang strategimu melukaimu sendiri dan masih ingin memisahkan aku dengan Marvin, Apakah kamu berpikir aku seperti empat tahun yang lalu yang mempercayai kata-katamu!”
“Aaaaa!”
Christin Xia menjerit histerius : “Anak! Hahaha! Fanny Xia! Bagian mana yang tidak bisa kukalahkan tentangmu! Cintaku terhadap Marvin Luo juga lebih banyak darimu! Tetapi dia membohongiku untuk melindungimu! Agar kamu tidak mengalami perhitungan yang dibuat oleh Ayah, dan bahkan dia memanggil satu asisten untuk membuatku kotor dan membuat bayiku menjadi kutukan. Aku selalu mengira itu adalah anakku dengan dia! Pada tahun itu, orang yang diutus ayah kenapa tidak membunuhmu!”
Perkataan-perkataan ini membuat Fanny Xia seperti mengalami sambar petir, hampir dia tidak tahan. Dia mundur beberapa langkah, empat tahun yang lalu semuanya tidak seperti yang saya pikirkan! Ternyata orang yang mau membunuh sendiri bukanlah Marvin Luo, Tetapi adalah ayah! Bagaimana bisa terjadi!
Apakah dia selalu salah paham?
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallPenyucian Pernikahan
Glen ValoraLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCEO Daddy
TantoLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaDon't say goodbye×
- Bab 1 Anaknya sudah tiada
- Bab 2 Kamu tidak tau sifat nya?
- Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
- Bab 4 Meninggal dengan tidak tenang
- Bab 5 Aku akan membawanya pergi!
- Bab 6 Pasti akan membalaskan dendam untukmu
- Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
- Bab 8 Ingin membuatnya benar-benar gila!
- Bab 9 Kamu membuatku merasa jijik!
- Bab 10 berikan aku seorang anak
- Bab 11 Operasi
- Bab 12 Aku Hamil!
- Bab 13 Dorong Dia!
- Bab 14 Wanita
- Bab 15 Transfusi Darah Secara Paksa
- Bab 16 Kehilangan Kemampuan Untuk Berjalan
- Bab 17 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 18 Mendirikan Batu Nisan
- Bab 19 Memaksanya Kembali
- Bab 20 Matilah jika Kamu Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 21 Mengumumkan pertunangan
- Bab 22 Perang terakhir
- Bab 23 Dia membunuhnya!
- Bab 24 Tidak akan memberikan dia kepadamu!
- Bab 25 Sudah cukup ia lalui ini semua!
- Bab 26 Sejak awal sudah mengetahuinya!
- Bab 27 Anak itu bukanlah anakku!
- Bab 28 Mencintainya dan juga membencinya
- Bab 29 Pengkhianat
- Bab 30 Hidup Kembali
- Bab 31 Lamaran Keempat Kali
- BAB 32 Aku Ingin Ayah
- BAB 33 Pertemuan Yang Tak Disengaja
- BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
- BAB 35 Kembali Mencari Bukti
- Bab 36 Ditemukan di Rumah Sakit
- Bab 37 Dia Bukan Anakmu
- Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
- Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
- Bab 40 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!
- Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
- Bab 42 Kebenaran kematian
- Bab 43 Fanny, Apakah kamu masih mencintainya?
- Bab 44 Ikatan Hati
- Bab 45 Anak itu tidak mati
- Bab 46 Aku ingin membunuhmu !
- Bab 47 - Kau cari mati !
- Bab 48 Kau ingin menemuinya?
- Bab 49 Bukan anak perempuannya!
- Bab 50 - Identitasnya.
- Bab 51 Ayah dan anak saling mengenal
- Bab 52 Kebahagian setelah penderitaan