Don't say goodbye - Bab 11 Operasi
Saat tersadar Marvin Luo ingin wanita miliknya, tidak terkendali, juga tidak sedikit pun merasa iba, kali ini dia langsung membuat Fanny Xia tidak bisa bangun dari tempat tidur, bahkan jika wanita itu berteriak kesakitan untuk memintanya berhenti, dia juga bertingkah seakan telinga nya tuli.
Marvin Luo pergi saat pagi dan pulang tengah malam, bahkan tidak pulang ke rumah sepanjang malam, tetapi setiap kali kembali, dia pasti menginginkan wanita itu, bahkan saat tidur dia juga tidak bisa melarikan diri.
Marvin Luo menertawakan dirinya sendiri, mungkin ini cara barunya untuk menyiksa diri sendiri, bukankah istrinya yang hina itu adalah pelacur yang sah?
Setelah menelan beberapa obat antiinflamasi, ia mengambil alat kontrasepsi yang telah disiapkannya di pagi hari, dia berencana untuk meminumnya, tetapi ketika memikirkan surat wasiat,akhirnya ia tidak jadi melakukanya.
Di dalam surat wasiat tertulis sangat jelas, jika Luo menginginkan saham Xia, dia harus melahirkan seorang anak. Meskipun dengan bantuan Marvin Luo, bahkan tidak mempunyai anak pun juga pasti akan mendapatkan saham itu, tetapi pasti tidak akan begitu lancar.
Dia tidak bisa menebak rencana apa lagi yang masih dimiliki oleh Marvin Luo, setidaknya karena kelemahannya pria itu tidak bisa menolak, karena ini adalah cara yang paling halus untuk mendapatkan saham, setidaknya ada 1 anak lagi juga tidak akan membawa perubahan apa pun, bukankah anak yang mati itu adalah contoh terbaik?
Bukankah Christin Xia tidak ingin menjadi Nyonya Luo, jika bercerai juga bisa! Kecuali dia melahirkan seorang anak! Bukankah Marvin Luo tidak ingin saham? Bisa! Kecuali dia melahirkan seorang anak! Ini adalah satu-satunya syarat, bukankah dia tidak menginginkan anaknya? Dia ingin melahirkan!
Marvin Luo pasti mengira bahwa perempuan itu ingin anaknya menjadi gila, dan akan sangat mencintai pria itu.
Tetapi, dia tidak akan pernah memiliki anak lagi, tidak mempunyai anak, dia akan memeluk posisi sebagai Nyonya Luo sampai membusuk!
“Nona Xia, apakah Anda benar-benar tidak berencana ingin mempertimbangkannya lagi?” Dokter bertanya sekali lagi, lagi pula bagi semua wanita, kesuburan adalah hal yang paling penting, dia benar-benar tidak terpikirkan, seorang wanita baik-baik mengapa dapat bertekad untuk melakukan operasi sterilisasi, tapi ini bukan ligasi!
Fanny Xia berbaring di atas meja operasi, tampak tenang, jawabannya sudah jelas.
Dokter menghela nafas: "Kondisi fisik Anda tidak cukup baik untuk melakukan operasi, bagaimana dengan keluarga Anda? Sebiknya jangan pikirkan lagi, jika tidak ingin anak Anda bisa menggunakan kontrasepsi."
Fanny Xia menutup matanya, kontrasepsi? Itu hanya dapat menghindari risiko, yang dia inginkan yaitu memutuskan segala kemungkinan yang ada, bahkan dia ingin kehilangan kualifikasi sebagai seorang ibu selamanya!
Efek anestesi mulai bekerja, kesadarannya mulai kabur, air mata jatuh dari ujung matanya, dan perut yang hangat tergantikan oleh dinginnya tulang.
Apakah itu sepadan? Dia bertanya pada dirinya sendiri, dia benar-benar takut pada cinta, anak yang sudah mati, pernikahan yang konyol, mencintai benar-benar lelah, dia tidak berani untuk mencintai lagi, dan tidak akan lagi, begini saja, lalu benci saja!
Sungguh sakit! Jelas-jelas operasi belum dimulai, tapi mengapa begitu menyakitkan! Sama seperti jantung yang langsung ditarik keluar dari sepotong daging, yang masih menyambung dengan otot.
Fanny Xia yang seharusnya kehilangan kesadaran, di sudut matanya menjatuhkan air mata seperti mutiara, membasahi matanya.
Setelah operasi selesai, wajah Fanny Xia memucat, dia tidak pergi mengambil obatnya sesuai yang disarankan oleh dokter, seperti biasanya dia pergi ke departemen kejiwaan.
“Hari ini Nyonya Luo datang sedikit terlambat.” Ariel Lin, dokter yang merawat Fanny Xia, yang memberinya obat pengkontrol emosi.
“Ada sesuatu di rumah.” Fanny Xia melakukan operasi sterilisasi bersamaan pada hari pemeriksaan rutin, tidak ada yang tahu.
Ariel Lin menganggukan kepalanya, tidak bertanya lebih lanjut, memandang orang yang canggung di hadapannya, siapa yang masih ingat pada awalnya orang-orang iri pada wanita muda dari keluarga besar Xia ini?
"Bagaimana perasaanmu baru-baru ini? Apakah masih ada tanda-tanda kejang?"
“Terkadang, saya datang untuk mengambil obat.” Dia tidak mengatakan yang sebenarnya, semenjak kehilangan anaknya, siang malam pun dia akan mengalami kejang, akhir-akhir ini untuk mengatasi Marvin Luo, dia hanya dapat banyak minum obat.
Fanny Xia sendiri menyadari, bahwa dari hari ke hari kejiwaannya melemah, tetapi dia tidak bisa menjadi gila!
Berdiri di pintu rumah sakit, menatap langit yang suram, dia menghembuskan nafas panjang.
Tidak ada sanak saudara, tidak ada kekasih, tidak ada anak-anak, di dunianya, kecuali kebencian, hanya tersisa kesendirian.
Sedikit-sedikit dia akan mengambil kehormatannya, menemukan kembali harga dirinya!
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlMy Cold Wedding
MevitaHanya Kamu Hidupku
RenataSi Menantu Dokter
Hendy ZhangEternal Love
Regina WangUnperfect Wedding
Agnes YuDon't say goodbye×
- Bab 1 Anaknya sudah tiada
- Bab 2 Kamu tidak tau sifat nya?
- Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
- Bab 4 Meninggal dengan tidak tenang
- Bab 5 Aku akan membawanya pergi!
- Bab 6 Pasti akan membalaskan dendam untukmu
- Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
- Bab 8 Ingin membuatnya benar-benar gila!
- Bab 9 Kamu membuatku merasa jijik!
- Bab 10 berikan aku seorang anak
- Bab 11 Operasi
- Bab 12 Aku Hamil!
- Bab 13 Dorong Dia!
- Bab 14 Wanita
- Bab 15 Transfusi Darah Secara Paksa
- Bab 16 Kehilangan Kemampuan Untuk Berjalan
- Bab 17 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 18 Mendirikan Batu Nisan
- Bab 19 Memaksanya Kembali
- Bab 20 Matilah jika Kamu Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 21 Mengumumkan pertunangan
- Bab 22 Perang terakhir
- Bab 23 Dia membunuhnya!
- Bab 24 Tidak akan memberikan dia kepadamu!
- Bab 25 Sudah cukup ia lalui ini semua!
- Bab 26 Sejak awal sudah mengetahuinya!
- Bab 27 Anak itu bukanlah anakku!
- Bab 28 Mencintainya dan juga membencinya
- Bab 29 Pengkhianat
- Bab 30 Hidup Kembali
- Bab 31 Lamaran Keempat Kali
- BAB 32 Aku Ingin Ayah
- BAB 33 Pertemuan Yang Tak Disengaja
- BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
- BAB 35 Kembali Mencari Bukti
- Bab 36 Ditemukan di Rumah Sakit
- Bab 37 Dia Bukan Anakmu
- Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
- Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
- Bab 40 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!
- Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
- Bab 42 Kebenaran kematian
- Bab 43 Fanny, Apakah kamu masih mencintainya?
- Bab 44 Ikatan Hati
- Bab 45 Anak itu tidak mati
- Bab 46 Aku ingin membunuhmu !
- Bab 47 - Kau cari mati !
- Bab 48 Kau ingin menemuinya?
- Bab 49 Bukan anak perempuannya!
- Bab 50 - Identitasnya.
- Bab 51 Ayah dan anak saling mengenal
- Bab 52 Kebahagian setelah penderitaan