Don't say goodbye - BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
Hendy tertawa: “Dasar kau yang tak tahu apa-apa!”
Sekarang hidup mati marga Xia semua bergantung pada satu ucapan Marvin Luo saja, kalau bukan dia yang memberikan kesempatan, semua sudah dihabisinya!
Disaat Fanny mendengar Christin menjadi Nyonya Luo, ia menarik ujung bibirnya, ia merasa Hendy akan segera keluar dan meninggalkan tempat itu.
“Hendy! Kuberitahu kepadamu! Kalau kau tak membelikanku gelang giok itu hari ini, akan kugugurkan putramu!”
Dengan arogannya Anita Liang memandang Hendy yang ternyata terhenti langkahnya karena ucapannya itu, sedikitpun Anita tidak merasa takut pada tatapan Hendy yang begitu marah, karena ia mengetahui titik kelemahan Hendy, oleh karenanya Anita tetap terus berbicara: “Aku tahu kau tidak menyukaiku, dua puluh tahun yang lalu aku sudah tahu kau sengaja memanfaatkanku untuk membuat istrimu yang berumur pendek itu merasa tak nyaman, aku melahirkan keturunan untukmu, Christin juga tetap mengikuti rencana untuk menikah dan masuk ke dalam keluarga Luo, kalau kau tak ingin aku membeberkan fakta kematian istrimu, lebih baik kau ikuti kemauanku, jangan lupa anak dari wanita itu sudah mati, dan sekarang yang kau miliki hanya tinggal aku dan anak yang ada di dalam kandunganku. ”
Mata Hendy sekejap berubah dipenuhi amarah: “Kau ingin mengancamku? Sungguh tidak tahu diri!” kematian Rissa tidak lain karena perbuatan putrimu! Aku malah ingin melihat siapa yang sebenarnya bersalah!”
Anita tersentak seketika, baru terpikir olehnya, ia tidak memiliki hak sedikitpun, ia baru bisa hidup enak jika bergantung kepada Hendy dan Christin, Hendy telah bekerja mati-matian selama setengah usianya mana mungkin ia tidak memiliki koneksi sedikitpun, mengusiknya sama saja mendatangkan masalah bagi dirinya sendiri, oleh karena itu Anita baru saja mau mengeluarkan beberapa perkataan yang baik, tetapi ia malah melihat Hendy berteriak : “Siapa itu!” dengan respon yang cepat ia membuka pintu.
Tak ada seorangpun di pintu masuk.
Anita dengan sibuk berjalan sambil mengoceh: “Lihat dirimu, mana ada orang! Lagipula ini bukan di Indonesia, kau takut apa, aku barusan hanya bergurau denganmu, kau yang atur saja, ayo kita pulang sekarang.”
Hendy mengerutkan alisnya, semoga hanya dirinya yang berpikir terlalu banyak saja.
Pada saat Fanny mendengar ibu meninggal bukan karena kecelakaan, pikirannya menjadi kosong, tanpa sengaja ia membuat suara, yang seolah suara itu menyadarkan dirinya juga, ia pun langsung berlari ke depan tanpa memperdulikan apapun, di dalam kepalanya terus terngiang percakapan yang baru saja didengarnya, sambil berusaha menerima pukulan yang begitu besar ini!
Christin bukan adik kandungnya! Ternyata ayah bersekongkol dengan Christin untuk mencelakakan ibu! Kenapa! Kenapa!
Pandangan matanya menjadi kabur, hingga ia merasakan beban jantungnya terlalu berat ia baru berhenti dan memegang dadanya, perlahan ia berlutut di lantai.
“Xia!” “mommy!”
Terdengar dua suara yang panik dan khawatir, rupanya Fanny secara tidak sengaja berlari hingga ke belakang panggung, Rose dan Crystal baru keluar, mereka pun melihat kondisi Fanny yang seperti itu, sungguh mengejutkan, pikirnya penyakit Fanny kambuh lagi!
Fanny dengan terkejut mendongakkan kepalanya, tiba-tiba ia dengan sekuat tenaga memeluk Crystal ke dalam pelukannya, kedua tangannya yang gemetar perlahan menjadi tenang.
“Mommy , jangan menangis!”
Begitu Fanny mengangkat tangannya dan mengusap wajahnya ia baru sadar air mata mengalir begitu derasnya, ia tersenyum, ekspresi yang janggal itu membuat hati Rose terhentak, ia pun segera menelepon Nathan.
Saat Nathan meninggalkan rapatnya yang baru berlangsung setengah jalan dan bergegas untuk kembali, terlihat dua orang dewasa dan satu anak kecil sedang berdiri di tempat ia menurunkan Fanny dan Crystal semula, wajah Fanny terlihat tenang.
Nathan dipenuhi rasa ragu di dalam benaknya, tapi ia pun tidak mengatakannya, setelah empat orang itu mengemudi untuk pergi makan, kemudian mereka kembali ke rumah dan menyambut teman sekolah Crystal, mereka pun mengadakan pesta makan malam untuk merayakan ulang tahun Crystal. Setelah mengantar tamu, Nathan menyuruh Crystal untuk mandi kemudian tidur, saat ia ke dapur ia melihat Fanny sedang mencuci piring di sana, dengan begitu telitinya.
Tadi di saat orang-orang tidak memperhatikan Rose menceritakan semua hal yang terjadi kepada Nathan, Nathan tahu Fanny pasti menemukan suatu masalah, tapi sekarang responnya terlihat terlalu normal.
Tiba-tiba, sebuah piring terlepas dari tangan Fanny dan jatuh ke lantai dan pecah, suara pecahan itu seperti syaraf yang tegang kemudian tiba-tiba saja putus, tubuhnya dengan seketika terhentak, bagaikan ia merasakan rasa takut yang begitu hebat , ia pun langsung berlutut di lantai, meringkuk di sudut tembok.
Hati Nathan tiba-tiba tenggelam dibuatnya.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaUnplanned Marriage
MargeryHanya Kamu Hidupku
RenataLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieKamu Baik Banget
Jeselin VelaniAfter Met You
AmardaDon't say goodbye×
- Bab 1 Anaknya sudah tiada
- Bab 2 Kamu tidak tau sifat nya?
- Bab 3 Bagaimana rasanya membunuh anak sendiri?
- Bab 4 Meninggal dengan tidak tenang
- Bab 5 Aku akan membawanya pergi!
- Bab 6 Pasti akan membalaskan dendam untukmu
- Bab 7 Barang yang ditinggalkan untuk Fanny Xia
- Bab 8 Ingin membuatnya benar-benar gila!
- Bab 9 Kamu membuatku merasa jijik!
- Bab 10 berikan aku seorang anak
- Bab 11 Operasi
- Bab 12 Aku Hamil!
- Bab 13 Dorong Dia!
- Bab 14 Wanita
- Bab 15 Transfusi Darah Secara Paksa
- Bab 16 Kehilangan Kemampuan Untuk Berjalan
- Bab 17 Kebenaran Yang Kejam
- Bab 18 Mendirikan Batu Nisan
- Bab 19 Memaksanya Kembali
- Bab 20 Matilah jika Kamu Tidak Mau Tanda Tangan
- Bab 21 Mengumumkan pertunangan
- Bab 22 Perang terakhir
- Bab 23 Dia membunuhnya!
- Bab 24 Tidak akan memberikan dia kepadamu!
- Bab 25 Sudah cukup ia lalui ini semua!
- Bab 26 Sejak awal sudah mengetahuinya!
- Bab 27 Anak itu bukanlah anakku!
- Bab 28 Mencintainya dan juga membencinya
- Bab 29 Pengkhianat
- Bab 30 Hidup Kembali
- Bab 31 Lamaran Keempat Kali
- BAB 32 Aku Ingin Ayah
- BAB 33 Pertemuan Yang Tak Disengaja
- BAB 34 Kematian Ibuku Bukanlah Kecelakaan
- BAB 35 Kembali Mencari Bukti
- Bab 36 Ditemukan di Rumah Sakit
- Bab 37 Dia Bukan Anakmu
- Bab 38 Aku Ingin Bertemu Dengannya!
- Bab 39 Tidak Akan Membiarkannya Pergi
- Bab 40 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja!
- Bab 41 Ternyata dia telah salah paham
- Bab 42 Kebenaran kematian
- Bab 43 Fanny, Apakah kamu masih mencintainya?
- Bab 44 Ikatan Hati
- Bab 45 Anak itu tidak mati
- Bab 46 Aku ingin membunuhmu !
- Bab 47 - Kau cari mati !
- Bab 48 Kau ingin menemuinya?
- Bab 49 Bukan anak perempuannya!
- Bab 50 - Identitasnya.
- Bab 51 Ayah dan anak saling mengenal
- Bab 52 Kebahagian setelah penderitaan