Dewa Perang Greget - Bab 11 Nafsu
Setelah kembali ke rumah, Adam Lin masih belum kembali seperti yang dia bayangkan.
Liam Lin menghela napas, dia sudah terbiasa dengan rumah yang tidak memiliki kehangatan ini.
Dia membantu Agatha berbaring di kamar, lalu menutupinya dengan selimut dan bersiap untuk pergi.
Tetapi pada saat ini, Agatha tiba-tiba menarik tangan Liam Lin.
Kemudian dia berkata dengan lemah.
“Kakak, jangan pergi, aku takut!” katanya.
Dia sedang berada dalam keadaan tidak sadar, sepertinya dia benar-benar takut.
Jadi dia hanya bisa duduk di tepi tempat tidurnya, tetapi Agatha terus berkata dia takut, ditambah lagi Liam Lin memang sedikit mengantuk.
Akhirnya dia menarik selimut di satu sisi lainnya dan berbaring di sebelah Agatha.
Tetapi setelah beberapa saat kemudian, Agatha tiba-tiba masuk ke dalam selimutnya.
Saat tubuh lembutnya menyentuh dirinya, Liam Lin merasa darah di seluruh tubuhnya bergejolak.
Dia merasa ada satu bagian di tubuhnya menjadi sangat tidak nyaman dalam sekejap. Saat dia berusaha untuk mendorong Agatha, dia menyadari bahwa Agatha sedikit gemetar, sepertinya dia benar-benar ketakutan.
Akhirnya dia menarik tangannya kembali dan berusaha menahan nafsunya.
Bagaimanapun juga, itu adalah adik perempuannya sendiri, dia tidak boleh memiliki pemikiran bangsat seperti itu.
Dia terus-menerus berusaha menenangkan dirinya.
Tetapi Agatha semakin dekat dan dekat, bahkan tangan Liam Lin sudah menempel di dada Agatha.
Pada saat ini, otak Liam Lin kosong. Dia merasa tidak tahan lagi dan seluruh tubuhnya mulai panas.
Namun, pada saat yang sama, Liam Lin memikirkan hal yang membuatnya takut.
Agatha, apakah dia telah dibius obat kuat oleh bajingan-bajingan itu?
Kondisinya terlihat sangat aneh malam ini. Jika dia benar-benar dibius obat kuat, maka hal-hal yang akan dia alami nantinya akan jauh lebih menakutkan daripada sekarang.
Saat memikirkan hal ini, Liam Lin merasa sedikit takut. Dia ingin segera keluar dari selimut.
Tetapi tidak disangka, Agatha memeluk lengannya dengan erat dan tidak ingin melepaskannya.
Liam Lin merasa sedikit kesulitan, hal semacam ini lebih sulit daripada berkelahi.
Selain itu, dirinya memang dalam masa yang penuh semangat dan vitalitas, bagaimana mungkin dia bisa menahan godaan seperti ini?
Saat memikirkan hal ini, Liam Lin merasa dirinya benar-benar tidak bisa tinggal lebih lama lagi, dia segera mendorong Agatha dan keluar dari selimut.
Agatha bertanya dengan lemah.
“Kak, apakah kamu sama sekali tidak ingin menemaniku? Jika kamu tidak mau, kamu boleh kembali.
Liam Lin tidak tahu bagaimana menjelaskan kepadanya. Dia benar-benar tidak punya muka untuk memberitahunya karena dia punya pemikiran bangsat seperti itu.
Jadi dia hanya menekan selimut Agatha, kemudian dirinya berbaring di luar selimut
Dengan begini, dia tidak memiliki kontak fisik dengan Agatha, dan Agatha juga tidak akan keluar dari selimut.
Agatha juga tidak mengatakan apapun. Dia hanya berbaring dalam diam.
Tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu, Liam Lin merasa gejolak di dalam dirinya berkurang sedikit demi sedikit, dan dia pun menjadi tenang.
Dia menyampingkan badannya untuk melihat Agatha, ternyata gadis ini sudah tertidur.
Kedua bulu matanya seperti kupu-kupu yang berkepak, nafasnya seimbang dan postur tidurnya sangat manis.
Liam Lin baru menyadari bahwa gadis ini bukan lagi anak kecil yang dulu dipeluknya. Sekarang dia sudah menjadi seorang gadis besar.
Bagaimanapun, dia harus menjaga jarak dengannya. Jika tidak, dia tidak berani menjamin apa yang akan terjadi ke depannya.
Meskipun dia tidak memiliki hubungan darah dengan Agatha, tetapi dia masih menjadi adik perempuannya.
Agatha dibesarkan oleh dirinya sendiri sebagai adik perempuannya, dan ini tidak dapat diubah.
Karena itu, dia tidak boleh memiliki pemikiran kotor kepada adiknya.
Meskipun Adam Lin tidak begitu mengurusnya, tetapi dia juga yang membesarkan dirinya.
Jika dia melakukan sesuatu pada putrinya, bukankah itu sangat tidak bermoral?
Oleh karena itu, dia tidak akan memiliki maksud apapun terhadap Agatha di kemudian hari, tetapi dia juga tidak akan membiarkan Agatha memiliki maksud pada dirinya.
Gadis ini bertingkah sangat aneh sekarang, dirinya harus lebih berhati-hati untuk menghindari terjadinya masalah.
Tetapi, Agatha juga seorang gadis besar sekarang, sudah saatnya untuk memberitahunya cara berpacaran yang tepat, supaya dia tidak ditipu dan dilecehkan oleh pria brengsek manapun.
Ini juga mencegahnya agar dia tidak bingung dan bisa membedakan cinta terhadap pasangan dan cinta terhadap keluarga ke depannya. Karena jika Agatha memiliki maksud tertentu dengannya, maka ini benar-benar akan membuatnya sangat sulit untuk mengatasinya.
Liam Lin berbaring dan memikirkan banyak hal sampai dia tertidur di tengah malam.
Dalam mimpinya, dia memimpikan hal-hal tentang Agatha. Selain itu, dia juga memimpikan mereka berdua melakukan hal yang tidak bisa dijelaskan.
Mungkin Liam Lin sendiri tidak menyadari bahwa hubungannya dengan Agatha tampaknya telah mengalami beberapa perubahan aneh secara perlahan.
Novel Terkait
Dewa Perang Greget×
- Bab 1 Sandiwara
- Bab 2 Akhirnya Pulang ke Rumah
- Bab 3 Mencari Agatha
- Bab 4 Tiga Tahun Lalu
- Bab 5 Demi Sang Adik
- Bab 6 Kembali Bertemu
- Bab 7 Mencari Identitas
- Bab 8 Kecurigaan Wenny Gao
- Bab 9 Agatha Diculik
- Bab 10 Masalah di Tempat Karaoke
- Bab 11 Nafsu
- Bab 12 Tidak Perlu dibahas Lagi
- Bab 13 Adik Ngambek
- Bab 14 Adik yang Baik
- Bab 15 Helaan Napas yang Panjang
- Bab 16 Hujan yang Tidak Terencanakan
- Bab 17 Anak Asuh yang Akan Jadi Istri
- Bab 18 Pesta Malam
- Bab 19 Salah Sangka
- Bab 20 Mengerti Besar dan Kecil
- Bab 21 Bertahan
- Bab 22 Menari
- Bab 23 Alasan Lily Wang Bisa Menyukai Pria Ini
- Bab 24 Mengalihkan Perhatian ke Mukanya
- Bab 25 Membawa Wanita Lain Dua Hari yang Lalu
- Bab 26 Aku Sudah Memberimu Cukup Uang
- Bab 27 Yang Berlalu Biarlah Berlalu
- Bab 28 Utang
- Bab 29 Berani Berjudi Tidak Bisa Membayar
- Bab 30 Membayar dengan Tubuh
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70 Tamat