Dewa Perang Greget - Bab 15 Helaan Napas yang Panjang
Setelah mendengar hal ini, Agatha tidak menjawab apa-apa, dia pun dengan pelan menundukkan kepalanya dan berjalan ke depan.
Liam Lin masih tidak merasa bahwa dia telah mengatakan suatu hal yang tidak baik, dan dia masih terus membicarakan hal itu dibelakangnya.
"Lihatlah kamu sekarang sudah seperti seorang gadis dewasa, rasa untuk ingin mempunyai seorang pacar adalah hal yang normal, hanya saja aku takut kamu akan ditipu oleh orang lain."
Siapa sangka, setelah mendengar hal ini, Agatha berbalik, menghadap Liam Lin, dan berkata.
"Jika kamu benar-benar takut bahwa aku akan ditipu oleh orang lain, maka kamu harus selalu melindungi aku dan membiarkan aku untuk selalu berada di sisi kamu, dengan itu aku tidak akan ditipu oleh orang lain."
Setelah selesai berbicara, dia pun pergi meninggalkannya. Liam Lin tertegun, apakah arti dari kalimat yang diucapkan oleh Agatha?
Liam Lin dalam hatinya samar-samar dapat merasakan bahwa firasat buruknya akan datang lagi.
Dia sendiri merasa bahwa firasatnya itu tidak mungkin salah, mungkin Agatha memiliki pemikiran lain tentang dirinya sendiri.
Tetapi dia tidak boleh melakukan hal yang tidak manusiawi tersebut karena Agatha sendiri adalah saudari perempuannya, dan dia sendiri tidak boleh memiliki pemikiran yang buruk terhadapnya.
Terlebih itu, dirinya sendiri telah berjanji pada ayah angkatnya, bahwa dia akan menjaga Agatha dengan baik. Jika dia sekarang mulai bertindak terhadap Agatha, bukankah itu terlalu berlebihan?
Liam Lin tidak melanjutkan permasalahan ini lagi, dengan tenang, dia pun berjalan pulang bersama Agatha.
Sepanjang perjalanan pulang, kedua orang itu tidak mengeluarkan sepatah pun kata, masing-masing dengan pemikirannya sendiri, tidak ada yang mengetahuinya.
Awal pagi berikutnya, Agatha pun berangkat ke sekolah, namun kali ini dia tidak meminta Liam Lin untuk mengantarkannya ke sekolah.
Setelah Liam Lin menerima pesan dari Sophia Miao yang mengatakan bahwa Agatha sudah berada di sekolah, dia pun tidak terlalu khawatir lagi dan langsung berangkat ke kantor untuk bekerja.
Pada malam hari, perusahaan masih saja menyuruhnya untuk mengambil jam lembur sehingga Liam Lin pun tidak bisa pulang ke rumah.
Tetapi kemudian Liam Lin melihat Wenny Gao dan Lily Wang bersama-sama meninggalkan tempatnya masing-masing.
Ketika melewati sisinya, keduanya secara tidak sengaja memandang satu sama lain, tidak tahu mengapa.
Menurut Liam Lin, salah satu dari wanita ini adalah mimpi buruk bagi dirinya sendiri.
Jadi dia segera berhenti memandang mereka dan berpura-pura tidak melihat kedua wanita tersebut.
Tampak sedikit reaksi dari kedua wanita tersebut karena pergerakan yang dilakukannya.
Lily Wang tersenyum tipis, seolah-olah terhibur oleh tingkahnya.
Namun Wenny Gao mendengus cuek, penuh dengan perasaan sinis dan penghinaan.
Liam Lin menganggap tidak melihat apapun, dan menghela napas yang panjang ketika keduanya pergi.
Dirinya sendiri yang telah mengorganisir perusahaan dalam jangka waktu yang cukup lama tidak pernah takut terhadap apapun, ia juga tidak takut akan perkelahian, namun hanya ada satu hal yang sangat ia takuti, wanita.
Karena dia termasuk pria yang kasar, yang tidak mengerti cinta antara pria dan wanita, sehingga sering menampilkan tingkah seperti itu.
Tidak lama setelah kedua wanita itu pergi, karyawan lainnya satu per satu pun pergi meninggalkan kantor, Liam Lin pun naik ke atas untuk memeriksa semua sirkuit listrik dan pintu yang kemudian juga turun ke bawah.
Tetapi setelah melihat jadwal bus, dan sudah tidak ada bus yang dapat dia naiki, mau tidak mau dia harus menaiki angkutan umum lainnya.
Dia menghela napas tak berdaya, bus terakhir benar-benar telah meninggalkan stasiun tersebut, mengapa dia sungguh mengalami nasib buruk?
Tinggal dia sendiri yang sedang berada di stasiun bus, menunggu bus datang.
Tidak pernah terlintas dipikirannya bahwa ponselnya akan berdering pada saat itu juga. Hal pertama yang dia pikirkan adalah kejadian apakah yang sedang menimpa Agatha.
Tapi setelah dia menyalakan ponselnya, ternyata deringan itu bukan berasal dari Sophia Miao. Dia merasa sedikit lega, namun juga sedikit bingung.
Tidak lama setelah dia kembali, dia sendiri tidak memberikan nomor teleponnya kepada siapapun, mengapa bisa ada nomor telepon asing yang menelpon kepada dirinya?
Tapi tidak peduli siapa pun orang itu, dia pikir dia tetap harus menjawab telepon itu dan mendengarkannya. Lagipula siapapun orang tersebut dia tidak akan takut.
Setelah menjawab telepon, suara yang sangat familiar muncul dari dalam telepon tersebut.
"Aku berkata, pria tampan, terakhir kali kamu menyelamatkan aku sekali, karena kamu telah menyelamatkanku untuk pertama kalinya, tidakkah kamu keberatan untuk menyelamatkan aku sekali lagi?"
Lily Wang yang tidak tahu-menahu akan keberadaannya ini bagaimana bisa tahu nomor telepon aku?
Mendengar apa yang dia katakan, reaksi pertama dari Liam Lin adalah ingin menutup telepon dengan cepat.
Tapi tiba-tiba dia menjadi ragu lagi, karena sekarang dia sedang bekerja di unit perusahaan yang dimana Lily Wang adalah bos teratasnya.
Jika aku mengabaikannya, aku khawatir nantinya tidak akan ada buah yang baik untuk dimakan. Lupakan saja, mari kita dengarkan apa yang akan dia katakan.
"Ada apa? Apakah ada hal yang bisa aku lakukan untukmu? Anda bisa langsung mengatakannya kepada aku.”
"Aku tahu kamu seharusnya masih berada di sekitar perusahaan. Mobil aku mogok tepat di depan perusahaan, dan aku sendiri tidak terlalu pandai untuk memperbaikinya, Anda boleh datang sebentar untuk membantu aku memeriksanya.”
Tunggu sampai Lily Wang selesai berbicara, Liam Lin yang mendengarkannya pun benar-benar kehabisan kata-kata. Bukankah jika ada mobil mogok harusnya dia dapat memanggil perusahaan bagian layanan servis?
Bahkan jika itu juga tidak berhasil, dia juga bisa menghentikan polisi lalu lintas di pinggir jalan, mengapa dia harus mencari aku, lagipula aku juga bukanlah orang yang bisa melakukan segalanya.
Namun kata-kata ini juga tidak bisa dia katakan kepada Lily Wang.
"Kalau begitu Anda harus menemukan perusahaan bagian layanan servis. Jika Anda mencari aku, aku juga tidak bisa memperbaikinya."
"Ini tidak terlalu buruk, hanya karena ban pecah. Aku juga mempunyai ban cadangan di dalam bagasi aku. Anda dapat datang dan membantu aku untuk mengganti ban tersebut. Aku tidak mampu mengganti dan membongkar ban tersebut.”
Lily Wang mengatakannya sekali lagi, Liam Lin pun memikirkannya sebentar. Ini sebenarnya hal yang cukup sederhana, jika dia tidak pergi membantunya tampaknya dia akan sedikit kerepotan.
Dia pun menghela napas, menanyakan lokasi spesifiknya, dan berjalan ke arahnya.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangMenantu Hebat
Alwi GoPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniLoving The Pain
AmardaInnocent Kid
FellaDewa Perang Greget×
- Bab 1 Sandiwara
- Bab 2 Akhirnya Pulang ke Rumah
- Bab 3 Mencari Agatha
- Bab 4 Tiga Tahun Lalu
- Bab 5 Demi Sang Adik
- Bab 6 Kembali Bertemu
- Bab 7 Mencari Identitas
- Bab 8 Kecurigaan Wenny Gao
- Bab 9 Agatha Diculik
- Bab 10 Masalah di Tempat Karaoke
- Bab 11 Nafsu
- Bab 12 Tidak Perlu dibahas Lagi
- Bab 13 Adik Ngambek
- Bab 14 Adik yang Baik
- Bab 15 Helaan Napas yang Panjang
- Bab 16 Hujan yang Tidak Terencanakan
- Bab 17 Anak Asuh yang Akan Jadi Istri
- Bab 18 Pesta Malam
- Bab 19 Salah Sangka
- Bab 20 Mengerti Besar dan Kecil
- Bab 21 Bertahan
- Bab 22 Menari
- Bab 23 Alasan Lily Wang Bisa Menyukai Pria Ini
- Bab 24 Mengalihkan Perhatian ke Mukanya
- Bab 25 Membawa Wanita Lain Dua Hari yang Lalu
- Bab 26 Aku Sudah Memberimu Cukup Uang
- Bab 27 Yang Berlalu Biarlah Berlalu
- Bab 28 Utang
- Bab 29 Berani Berjudi Tidak Bisa Membayar
- Bab 30 Membayar dengan Tubuh
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70 Tamat