Dewa Perang Greget - Bab 49
Mereka menyuruh bawahan mereka mundur, kemudian berdiri secara perlahan.
Di saat orang itu berdiri, Liam seketika merasa ada sebuah tekanan besar yang mengarah ke arahnya.
Dia bisa merasakan dari mana asal tekanan dan aura ini, dia juga pernah merasakannya saat di Organisasi.
Ketika di organisasi, hanya beberapa senior tua dan pemimpin tua yang sudah memiliki pengalaman puluhan tahun baru bisa memberikannya tekanan seperti ini.
Tapi orang ini jelas-jelas bukan orang yang datang dari organisasi, tapi mengapa aura orang ini terasa sangat familiar baginya?
Liam tanpa sadar mundur dua langkah, kemudian berdiri di tempat menatapi orang itu.
Orang itu mendekati Liam, kemudian dengan seluruh tenaganya mengeluarkan tinju ke arah Liam.
Liam baru saja menghindari tinju pertamanya, tapi tidak disangka tinju kedua sudah menuju ke arahnya.
Liam merasa agak kesulitan saat menghindari tinju kedua ini.
Ketika dia berpaling kembali, dia melihat tinju ketiga sudah berhenti di depan matanya.
Liam baru menyadari, kalau tadi orang ini benar-benar mau memukulnya, maka sekarang dia seharusnya sudah terjatuh di lantai.
Kalau lelaki ini benar-benar serius, kemampuannya sudah pasti di atas dia, pantas saja lelaki ini bisa memberikan rasa tertekan seperti ini kepada Liam.
Liam tidak tahu identitas orang ini, tapi dia tahu identitasnya pasti tidak sederhana.
Tapi yang dia tahu, di tempat seperti ini tidak ada orang yang sehebat ini.
Kak Leo disini masih termasuk bos, dia juga tidak melihat bawahan Kak Leo yang mempunyai kemampuan berkelahi yang hebat.
Kalau begitu orang ini dewa dari mana? Mengapa dia sehebat ini masih berada disini?
"Nak, meskipun kamu tidak bisa menang dariku, tapi dibandingkan dengan sekelompok orang tidak berguna ini, kamu jauh lebih hebat."
Apakah ini adalah pengakuan terhadapnya? Liam tidak berani memastikan, karena dia merasa orang itu sedang mengejeknya.
Tapi kata-kata orang itu setelah ini membuat Liam yakin bahwa orang itu memang sedang mengakui kehebatannya.
"Begini saja, kamu tinggal disini, kemudian hutang ayahmu kita anggap lunas."
Liam bingung mendengar kata-katanya, mengapa semua orang menginginkan dia?
Dia saja belum memberi balasan kepada Kak Leo, disini malah datang lagi satu.
Alasan dia ingin menjadi satpam biasa adalah karena tidak ingin melewati kehidupan yang saling membunuh seperti ini lagi.
Kenapa sekarang tetap saja ada orang yang ingin dia kembali ke tempat seperti itu?
Meskipun Kak Leo juga sudah memanggilnya, terlebih lagi bayaran yang dia tawarkan juga cukup tinggi, tapi dia sama sekali tidak ada keinginan untuk bergabung dengan mereka.
Tapi ketika menghadapi orang ini, dia mulai sedikit ragu, dia ingin tinggal disini, dia ingin mengikuti orang ini.
Karena Liam bisa merasakan dengan jelas orang ini akan membuatnya belajar banyak hal.
"Kamu yakin kalau aku bergabung, kamu akan membiarkan ayahku pergi begitu saja?"
Mendengar kata-kata Liam, orang itu tahu Liam tergoda, dia pun mengangguk.
"Tidak hanya hutang ayahmu dianggap lunas, setiap bulan kamu juga akan memberimu gaji tetap, pasti akan lebih banyak dibandingkan dengan gaji satpammu."
Liam yang awalnya ingin setuju, begitu mendengar kata-kata ini, dia pun agak tidak ingin bergabung.
Dia merasa hatinya aneh, karena dia baru pertama kali kesini, tapi mengapa mereka tahu latar belakangnya?
Karena kalau mereka benar-benar mencarinya hanya untuk uang, mereka tidak akan menyelidiki apakah dia adalah seorang satpam.
Mengapa di dalam hatinya dia merasa niat asli orang-orang ini sebenarnya sama dengan Kak Leo?
Yaitu demi memaksanya bergabung, dan bukan benar-benar demi hutang ayahnya.
Terlebih lagi, sejauh yang Liam tahu, disini adalah tempat judi ilegal.
Yang artinya kamu tidak ada kesempatan menang, tidak tahu mengapa ayahnya masih bisa memilih berjudi disini.
Jadi ketika dia melihat ke ayahnya, dia melihat ayahnya menghindari bertatapan dengannya.
Dia mulai curiga di dalam hati, tapi tidak peduli curiga atau tidak, dia tetap harus menyelesaikan masalah ini.
"Kalau begitu baiklah, kalian lepaskan ayahku dan biarkan aku membawanya pergi, maka aku setuju."
Liam memilih lebih dulu menyetujui permintaan mereka, karena mereka juga tidak akan menyuruhnya melakukan hal-hal aneh.
Asalkan mereka tidak menyuruhnya melakukan hal-hal yang melanggar hukum, tidak menyuruhnya mengkhianati Organisasi, maka tidak apa-apa.
Sekarang keadaannya sudah sangat jelas, dia sama sekali tidak bisa menang dari orang itu, jadi kalau dia tidak setuju, dia dan ayahnya tidak akan bisa meninggalkan tempat ini dengan aman.
"Baik, kamu yang bilang, tapi kamu sekarang hanya bicara saja tanpa bukti, kamu harus menulis sesuatu untuk kita."
Liam menggerutu dalam hati, kalian organisasi hitam seperti ini masih perlu menulis apa, seakan-akan kalian akan mengikuti jalan hukum saja.
Tapi mereka sudah berkata seperti itu, Liam terpaksa menuruti kemauan mereka.
Dia mengambil perjanjiannya dan melihat sejenak, tidak ada yang sangat keterlaluan, semua masih bisa diterima olehnya, Liam pun setuju.
Mereka awalnya ingin Liam menandatangani kontrak 1 tahun, tapi Liam hanya bersedia menandatangani kontrak 3 bulan, terakhir mereka mengalah dan menyetujui permintaan Liam, Liam dalam hati berpikir hal-hal yang tidak ada di perjanjian, dia pasti tidak akan melakukannya.
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeStep by Step
LeksCintaku Pada Presdir
NingsiBeautiful Love
Stefen LeeTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelAir Mata Cinta
Bella CiaoDewa Perang Greget×
- Bab 1 Sandiwara
- Bab 2 Akhirnya Pulang ke Rumah
- Bab 3 Mencari Agatha
- Bab 4 Tiga Tahun Lalu
- Bab 5 Demi Sang Adik
- Bab 6 Kembali Bertemu
- Bab 7 Mencari Identitas
- Bab 8 Kecurigaan Wenny Gao
- Bab 9 Agatha Diculik
- Bab 10 Masalah di Tempat Karaoke
- Bab 11 Nafsu
- Bab 12 Tidak Perlu dibahas Lagi
- Bab 13 Adik Ngambek
- Bab 14 Adik yang Baik
- Bab 15 Helaan Napas yang Panjang
- Bab 16 Hujan yang Tidak Terencanakan
- Bab 17 Anak Asuh yang Akan Jadi Istri
- Bab 18 Pesta Malam
- Bab 19 Salah Sangka
- Bab 20 Mengerti Besar dan Kecil
- Bab 21 Bertahan
- Bab 22 Menari
- Bab 23 Alasan Lily Wang Bisa Menyukai Pria Ini
- Bab 24 Mengalihkan Perhatian ke Mukanya
- Bab 25 Membawa Wanita Lain Dua Hari yang Lalu
- Bab 26 Aku Sudah Memberimu Cukup Uang
- Bab 27 Yang Berlalu Biarlah Berlalu
- Bab 28 Utang
- Bab 29 Berani Berjudi Tidak Bisa Membayar
- Bab 30 Membayar dengan Tubuh
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70 Tamat